Analisis Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

D. Analisis Instrumen Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes hasil belajar sebagai instrumen penelitian. Tes tersebut berbentuk objektif dengan empat alternatif jawaban yaitu 40 butir soal. Tahap pertama dalam pengembangan instrumen adalah pembuatan instrumen. Tahap berikutnya adalah uji coba instrumen, setelah tes diujicobakan, langkah selanjutnya adalah menganalisis kelayakan instrumen, yaitu validitas, reabilitas, daya pembeda soal dan tingkat kesukaran.

a. Validitas Instrumen

Sebelum tes dilakukan, tes tersebut harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan seperti yang dikemukakan oleh suharsimi, instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel. Validitas instrumen dilihat secara konten dan empiris. Secara konten, instrumen yang digunakan telah mendapat validitas dari pembimbing. Secara empiris validitas dihitung menggunakan korelasi Poin Biserial. 56 q p SD M M r t t p pbis − = Dengan SDt = n n X ∑ ∑ − 2 1 2 1 Di mana: r pbi = Angka Indeks Korelasi Poin Biserial. M p = Mean nilai rata-rata hitung skor yang dicapai oleh peserta tes yang menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. M t = Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes. SD t = Deviasi Standar total Deviasi Standar dari skor total. P = Proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. 56 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006,h.79 Jika r pbi sama dengan atau lebih besar dari pada r tabel berarti secara signifikan memang butir soal valid, jika r pbi lebih kecil dari pada r tabel berarti butir soal tidak valid. Tabel 5 Hasil Perhitungan Uji Validitas Butir soal Jumlah Keterangan 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,13, 14, 15, 16 , 17, 19, 20, 22, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 37, 40, 31 Valid 5, 18, 21, 23, 28, 35, 36, 38, 39 9 Invalid

b. Tingkat Kesukaran Soal

Analisis taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan, yaitu berkategori mudah, sedang dan sukar. Cara melakukan analisis untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 57 P = JS B Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta tes Kriteria yang digunakan ialah makin kecil indeks yang diperoleh, maka sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran soal tersebut adalah sebagai berikut: Soal dengan p 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan p 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan p 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah 57 Suharsimi Arikunto, dasar-dasar…., h.207-208 Tabel 6 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir soal Jumlah Keterangan 17, 21, 29, 38 4 Sukar 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34,35, 36, 37, 39, 40 33 Sedang 1, 4, 15 3 Mudah Berdasarkan hasil perhitungan taraf kesukaran diperoleh bahwa dari 31 soal yang valid terdapat 2 soal kategori sukar, 26 soal kategori sedang, dan 3 soal kategori mudah

c. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan siswa. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. cara yang biasa dilakukan dalam analisis daya pembeda adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 58 B A B B A A P P J B J B D − = − = Keterangan : D = Daya pembeda B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar J A = Banyaknya peserta pada kelompok atas J B = Banyaknya peserta pada kelompok bawah 58 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar…, h.213-214 = = A A A J B P Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = = B B B J B P Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda: D : 0,00 – 0,20 = Jelek D : 0,20 – 0,40 = Cukup D : 0,40 – 0,70 = Baik D : 0,70 – 1,00 = Baik sekali Tabel 7 Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Butir Soal Jumlah Soal Keterangan 4, 6, 13, 16, 20, 21, 22, 26, 29, 34, 40 11 Baik 1, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 17, 19, 23, 25, 27, 31, 33, 36, 37, 39 18 Cukup 2, 3,11, 15, 18, 24, 28, 30, 32, 35, 38 11 Jelek Dari 31 soal yang valid ternyata ada 10 soal yang bekategori baik, 14 soal yang berkategoti cukup, dan 7 soal yang berkategori jelek.

d. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui keajegan atau konsistensi tes yang digunakan sebagai instrumen, maka digunakan rumus K-R 20, yaitu: 59 = 11 r ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ∑ 2 2 1 S pq S n n 59 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar…,h. 100-101 Keterangan: 11 r = Reabilitas tes secara keseluruhan p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q =1-p pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q n = Banyaknya item S 2 = Varians Table 8 Perhitungan Reabilitas N ∑pq S 2 r 11 40 7,24 34,25 0,815 Harga r 11 lebih besar dibandingkan dengan r tabel , oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang cukup tinggi.

E. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Penerapan metode pembelajaran PQ4R (Preview, question, Read, Reflect, Review) dalam meningkatkan hasil belajar siswa :penelitian tindkan kelas di SMPN 3 Tangerang Selatan

2 36 231

Pengaruh strategi pembelajaran PQ4R terhadap kemampuan koneksi Matematika siswa

6 45 149

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing terhadap hasil belajar matematika

8 90 163

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR Efektivitas Penerapan Pembelajaran Elaborasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas III SD Soneyan 02 Margoyoso Tahun 2011/2012.

0 1 15

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR Efektivitas Penerapan Pembelajaran Elaborasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas III SD Soneyan 02 Margoyoso Tahun 2011/2012.

0 0 16

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, - PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW ) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI S

0 0 11

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

0 0 12

Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan Metode Diskusi Terhadap Hasil Belajar Matematika

0 0 9

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP NURUL QOMAR PALEMBANG

0 0 116

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 0 9