19
Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan asuransi syariah yaitu:
9
a. Keputusan
Menteri Keuangan
Republik Indonesia
Nomor 426KMK.062003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. b.
Keputusan Menteri
Keuangan Republik
Indonesia Nomor
424KMK.062003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
c. Keputusan Direktur Jendral Lembaga Keuangan Nomor Kep.
4499LK2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaaan Reasuransi dengan Sistem Syariah.
3. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah
Prinsip utama dalam asuransi syariah adalah ta’awanu ‘ala al birr wa
al-taqwa tolong-menolonglah kamu sekalain dalam kebaikan dan takwa dan al-
ta’min rasa aman. Prinsip ini menjadikan para anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan lainnya saling
menjamin dan menaggung risiko. Hal ini disebabkan transaksi yang dibuat dalam asuransi takaful adalah akad takafuli saling menanggung, bukan akad
tabaduli saling menukar yang selama ini digunakan oleh asuransi konvensional,
yaitu pertukaran
pembayaran premi
dengan uang
pertanggungan.
9
Ibid., h. 142-143
20
Para pakar ekonomi Islam mengemukakan bahwa asuransi syariah atau asuransi takaful ditegakkan atas 3 prinsip utama, yaitu:
10
a. Saling Bertanggung Jawab
Yang berarti, para peserta asuransi takaful memiliki rasa tanggung jawab bersama untuk membantu dan menolong peserta lain yang
mengalami musibah atu kerugian dengan niat ikhlas, karena memikul tanggung jawab dengan niat ikhlas adalah ibadah. Rasa tanggung jawab
terhadap sesama merupakan kewajiban setiap muslim. Rasa tanggung jawab ini tentu lahir dari sifat saling menyayangi, mencintai, saling
membantu dan merasa mementingkan kebersamaan untuk mendapatkan kemakmuran bersama dalam mewujudkan masyarakat yang beriman,
takwa dan harmonis.
b. Saling Bekerja Sama atau Saling Membantu
Yang berarti, diantara peserta asuransi takaful yang satu dengan lainnya saling bekerja sama dan saling tolong-menolong dalam mengatasi
kesulitan yang dialami karena sebab musibah yang diderita.
c. Saling Melindungi Penderitaan Satu Sama Lain
Yang berarti, bahwa para peserta asuransi takaful akan berperan sebagai pelindung bagi peserta lain yang mengalami gangguan
keselamatan berupa musibah yang dideritanya.
10
Ibid., h. 146-148
21
B. Asuransi Kebakaran
1. Pengertian Asuransi Kebakaran
Berdasarkan pasal 290 KUHD yang dimaksud dengan asuransi kebakaran adalah pertanggungan yang menjamin kerugiankerusakan atas
harta benda harta tetap dan harta bergerak yang disebabkan oleh kebakaran yang terjadi karena api sendiri atau api dari luar, karena udara jelek, kurang
hati-hati, kesalahan atau perbuatan tidak pantas dari pelayanan tertanggung, tetangga, musuh, perampok dan apa saja dan dengan cara bagaimanapun
sebab timbulnya kebakaran.
11
Secara umum dapat disimpulkan bahwa kebakaran ditinjau dari sudut asuransi mengandung 3 unsur pokok, yaitu:
a. Harus ada nyala api yang nyata.
b. Kebakaran yang dipertanggungkan harus bersifat mendadak, sejauh
mengenai tertanggung harus berasal dari hal tiba-tiba dan mendadak. c.
Harus ada sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar. Asuransi kebakaran bertujuan untuk mengganti kerugian yang
disebabkan oleh kebakaran. Dalam hai ini pihak perusahaan asuransi menjamin risiko yang terjadi karena kebakaran, oleh karena itu perlu dibuat
suatu kontrak atau perjanjian antara pemegang polis pembeli asuransi dengan perusahaan asuransi. Perjanjian dibuat sedemikian rupa, agar kedua
belah pihak tidak merasa dirugikan.
11
Sri Panih, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Proses Penutupan dan Penyelesaian Klaim Asuransi Kebakaran Pada PT. Tripakarta Syariah,” Skripsi S1Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 29.