36
d. Homogeneous samaserupa
Barang yang diasuransikan haruslah homogeny dalam arti ada banyak barang yang serupa atau sejenis. Oleh karena itu, jika ingin mengetahui
besarnya kemungkinan kerugian suatu benda, maka harus ada jenis yang serupa sebagai bahan perbandingan untuk memperkirakan kerugian yang
mungkin terjadi tersebut. Jadi sekiranya objek yang diasuransikan merupakan sesuatu yang tidak umum, maka tidak menjadi insurable risk.
Disamping itu, objek yang diasuransikan harus dapat dinilai dengan uang.
6. Cara Mengelola Risiko
Dalam menangani risiko ini sekurang-kurangnya ada 5 hal yang dapat dilakukan, antara lain:
22
a. Menghindari risiko risk avoidance
Untuk menghindari risiko jangan melakukan kegiatan apa pun yang kemungkinan dapat menimbulkan peluang kerugian. Cara ini tentunya
lebih negatif dalam usaha menghindari risiko karena mengurangi semangat orang untuk melakukan atau menjalankan usaha. Contoh suatu
perusahaan konstruksi membatalkan membangun gedung disuatu tempat yang rawan gempa karena takut terjadinya gempa bumi.
b. Mengurangi risiko risk reduction
Mengurangi risiko adalah sedapat mungkin memperkecil kemungkinan terjadinya kerugian. Mengurangi risiko ini dapat dilakukan dengan dua
22
Ibid., h. 260-261
37
cara, pertama mengurangi peluang terjadinya kerugian, kedua mengurangi jumlah kerugian yang mungkin terjadi. Misalnya memasang alarm untuk
menghindari kebakaran atau pencurian. c.
Retensi risiko risk retention Retensi risiko berarti kita tidak melakukan apa pun terhadap risiko
tersebut. Kita memiliki risiko tetapi kita memutuskan untuk tidak melakukan apa pun, maka retensi ini disebut retensi risiko sukarela
voluntary yaitu risiko yang biasanya dapat menimbulkan risiko finansial relatif kecil misalnya kehilangan sandal dalam perjalanan. Namun yang
ditahan adalah risiko yang tidak sukarela, yaitu risiko karena tidak tahu, maka hal ini bisa menjadi sangat mahal.
d. Membagi risiko risk sharing
Konsep ini merupakan konsep yang diterapkan dalam asuransi syariah. Terkadang suatu risiko tidak dapat di hindari, dan retensi akan memberi
peluang kerugian yang amat besar, maka dapat dilakukan pembagian kerugian. Dengan membagi risiko kepada pihak lain maka potensi
kerugian dapat dibagi kepada pihak lain. Contoh jika seseorang takut rugi jika berusaha sendiri, maka dia dapat mengajak pihak lain menjadi
rekannya secara bersama-sama menanggung risiko. Perusahaan asuransi syariah hanyalah pengelola dana yang telah diamanahkan.
e. Mentransfer risiko risk transfer
Transfer risiko ini merupakan konsep usaha asuransi konvensional, yaitu
38
berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain, biasanya kepada perusahaan asuransi yang bersedia dan mampu memikul beban risiko.
Pengalihan atau pemindahan tersebut dapat berupa risiko investasi maupun risiko murni.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underwriting Pada Produk Asuransi
Kebakaran Syariah
Seorang underwriter mengunderwriting suatu risiko calon peserta dalam
asuransi kebakaran,
haruslah mengandung
faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Agar underwriter bisa memastikan apakah risiko yang diajukan oleh calon peserta asuransi kebakaran dapat diterima atau ditolak.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi asuransi kebakaran:
23
1. KelasKonstruksi Bangunan.
KelasKonstruksi bangunan atau gedung terbagi dalam konsrtruksi kelas S, konstruksi kelas I, II, III, IV. Penggolongan konstruksi ini dilakukan
berdasarkan daya tahan api bangunan itu. Yang dimaksud daya tahan api adalah konstruksi bangunan itu mampu bertahan minimal selama beberapa
puluh menit terhadap bakaran api sebelum benar-benar terbakar atau meleleh. a.
Konstruksi Bangunan Kelas S Bangunan beratap keras dan bangunan yang dibawah atap tahan terhadap
api minimal selama 90 menit, yaitu:
23
Radiks Purba, Memehami Asuransi di Indonesia Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo,1992, h.389-391.