KOMUNIKASI MASSA URAIAN TEORITIS

II.2. KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia human communcation yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Komunikasi massa sendiri diadopsi dari istilah Bahasa Inggris mass communication, kependekan dari mass media communication komunikasi media massa. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. Istilah mass communications atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu mass media media massa, kependekan dari media of mass communication Susanto, 1974. Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar “orang banyak”, tetapi “meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran” Berlo, 1960. 17 1. Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Ahli komunikasi Joseph A. DeVito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang media yang digunakannya.Ia mengemukakan definisinya dalam dua item, yakni: 2. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar- pemancar yang audio danatau visual. 18 Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa di atas menjadi: komunikasi assa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Menggunakan media massa untuk memberi gambaran tentang prostitusi sebagai suatu masalah sosial kepada khalayak yang heterogen menjadikan buku Sex for Sale menjadi bagian dari komunikasi massa. Sex for Sale merupakan bagian dari media cetak berupa buku. Melalui definisi-definisi komunikasi massa yang telah diuraikan di atas, kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa, yaitu: 1. Komunikator Terlembaga Komunikasi massa menggunakan media massa baik media cetak maupun media elektronik. Pendapat Wright adalah bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. 17 Wiryanto, “Teori Komunikasi Massa”, Grasindo, 2003, 1-2 18 Elvinaro Ardianto, Likuati Komala dan Siti Karlinah, “Komunikasi Massa: Suatu Pengantar”, Simbiosa Rekatama Media, 2007, halaman 1-6 Universitas Sumatera Utara Terbitnya buku Sex for Sale merupakan proses yang melibatkan banyak pihak, mulai dari fotografer, editor sampai kepada tahap akhir pendistribusiannya. 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan dalam buku Sex for Sale adalah fakta prostitusi yang merupakan masalah sosial di Indonesia. Fakta tentang prostitusi ini dianggap penting dan diperuntukkan kepada seluruh lapisan masyarakat. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenai komunikan anonim, karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai dalam komunikasi massa relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikannya yang banyak tersebut secara serempak memperoleh pesan yang sama pula. Effendy 198 mengartikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Dalam konteks komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal dengan komunikannya, dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana seorang komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut. Semua itu menunjukkan pentingnya unsur isi dalam komunikasi massa. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog. 7. Stimulasi Alat Indera Terbatas Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembacanya hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran. Sebagai media cetak, komunikan buku Sex for Sale menggunakan alat indera penglihatan. 8. Umpan Balik Tertunda Delayed dan Tidak Langsung Indirect Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung indirect dan tertunda delayed. Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. 19 19 Elvinaro Ardianto, Likuati Komala dan Siti Karlinah, “Komunikasi Massa: Suatu Pengantar”, Simbiosa Rekatama Media, 2007, halaman 6-17 Universitas Sumatera Utara Pesan komunikasi massa menimbulkan efek kepada khalayak, yaitu: 1. Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Tujuan komunikator hanya berkisar pada upaya untuk memberitahukan saja, tidak lebih dari itu. Melalui buku Sex for Sale ingin disampaikan tentang fakta prostitusi di Indonesia, sehingga masyarakat menjadi tahu bagaimana sebenarnya prostitusi dan pelaku di dalamnya. 2. Efek afektif kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khayalak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khayalak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Setelah masyarakat mengetahui fakta prostitusi di Indonesia, maka akan timbul perasaan-perasaan misalnya terkejut, sedih, dan lain sebagainya. 3. Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Penelitian ini tidak meneliti sampai kepada efek behavioral karena keterbatasan waktu.

II.3. TEORI S-R STIMULUS-RESPONS

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa FISIP USU Terhadap Video Parodi Vicky Prasetyo dan Zaskia Ghotic Karya Eka Gustiwana di Youtube

4 62 66

Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU” (Studi Deskriptif Kuantitatif Untuk Mengetahui Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU).

1 41 110

Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.K

6 41 112

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

Gambaran Perilaku Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

2 31 79

Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 181

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

Studi Kasus Persepsi Mahasiswa Tentang Komunikasi Nonverbal Dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

0 65 257

Dinamika Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa FISIP USU dalam Menjaga Harmonisasi

5 46 104

REPRESENTASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL SEBAGAI MASALAH SOSIAL ( Analisis Semiotik Foto dalam Buku Sex For Sale Karya Yuyung Abdi)

4 19 53