Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

6. Kematangan Kematangan adalah sesuatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan kecakapan baru. Berdasarkan pendapat di atas, maka kematangan adalah suatu organ atau alat tubuhnya dikatakan sudah matang apabila dalam diri makhluk telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing-masing kematang itu datang atau tiba waktunya dengan sendirinya, sehingga dalam belajarnya akan lebih berhasil jika anak itu sudah siap atau matang untuk mengikuti proses belajar mengajar. 7. Kesiapan Preparedes to respon or react, artinya kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi 16 . Jadi, dari pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa kesiapan siswa dalam proses belajar mengajar, sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, dengan demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik. c. Faktor kelelahan Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena ada substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat terus menerus karena memikirkan masalah yang 16 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, Rieneka Cipta 2003 h 59 berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa, tidak sesuai dengan minat dan perhatian”. Dari uraian di atas maka kelelahan jasmani dan rohani dapat mempengaruhi prestasi belajar dan agar siswa belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya seperti lemah lunglainya tubuh. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan rohani seperti memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa tidak sesuai dengan minat dan perhatian. Ini semua besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Agar siswa selaku pelajar dengan baik harus tidak terjadi kelelahan fisik dan psikis. 2. Faktor yang berasal dari luar faktor ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. a. Faktor keluarga Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah. 1. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, hal ini dikarenakan keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama 17 . Keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat 17 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, Rieneka Cipta 2003 h 60 menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan negara. Dari pendapat di atas dapat dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. 2. Relasi antar anggota keluarga yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu keras atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya. 3. Keadaan keluarga keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan. Berdasarkan pendapat di atas bahwa keadaan keluarga dapa mempengaruhi prestasi belajar anak sehingga faktor inilah yang memberikan pengalaman kepada anak untuk dapat menimbulkan prestasi, minat, sikap dan pemahamannya sehingga proses belajar yang dicapai oleh anak itu dapat dipengaruhi oleh orang tua yang tidak berpendidikan atau kurang ilmu pengetahuannya. 4. Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang- kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya. 5. Keadaan ekonomi keluarga keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan sebagainya. 6. Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar Oleh karena itu perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. 7. Suasana rumah Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, bahwa suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak berada dan belajar 18 . Suasana rumah yang gaduh, bising dan semwarut tidak akan memberikan ketenangan terhadap diri anak untuk belajar. Suasana ini dapat terjadi pada keluarga yang besar terlalu banyak penghuninya. Suasana yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antara anggota keluarga yang lain yang menyebabkan anak bosan tinggal di rumah, suka keluar rumah yang akibatnya belajarnya kacau serta prestasinya rendah. 18 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, Rieneka Cipta 2003 h 63 b. Faktor sekolah Faktor sekolah dapat berupa cara guru mengajar, ala-alat pelajaran, kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru dan murid, disiplin sekolah, dan media pendidikan, yaitu : 1. Guru dan cara mengajar faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses , yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Dalam kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menhidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Dengan demikian cara mengajar guru harus efektif dan dimengerti oleh anak didiknya, baik dalam menggunakan model, tehnik ataupun metode dalam mengajar yang akan disampaikan kepada anak didiknya dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan konsep yang diajarkan berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Model pembelajaran Model atau metode pembelajaran sangat penting dan berpengaruh sekali terhadap prestasi belajar siswa,. Dalam hal ini model atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak hanya terpaku pada satu model pembelajaran saja, akan tetapi harus bervariasi yang disesuaikan dengan konsep yang diajarkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa,. Dimana guru harus bisa menilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran. Adapun model-model pembelajaran itu, misalnya : model pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, problem solving dan lain sebagainya, dimana model atau metode ini berpengaruh terhadap proses belajar siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa 3. Alat-alat pelajaran Untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat belajar adalah suatu hal yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, misalnya perpustakaan, laboratorium, dan sebagaianya. sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak. 4. Kurikulum Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik terhadap proses belajar maupun prestasi belajar siswa. 5. Waktu sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. 6. Interaksi guru dan murid Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Oleh karena itu, siswa merasa jenuh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif di dalam belajar. 7. Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah ini misalnya mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain. 8. Media pendidikan Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belaajr anak dalam jumlah yang besar pula. Media pendidikan ini misalnya seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media lainnya yang dapat mendukung tercapainya prestasi belajar dengan baik. c. Faktor Lingkungan Masyarakat Faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa antara lain teman bergaul, kegiatan lain di luar sekolah dan cara hidup di lingkungan keluarganya. 1. Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang telalu banyak misalnya berorganisasi, kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya. 2. Teman Bergaul Anak perlu bergaul dengan anak lain, untik mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan tidak baik mudah berpengaruh terhadap orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul. Agar siswa dapat belajar, teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek perangainya pasti mempengaruhi sifat buruknya juga, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus bijaksana. 3. Cara Hidup Lingkungan Cara hidup tetangga disekitar rumah di mana anak tinggal, besar pengaruh terhadap pertumbuhan anak. Hal ini misalnya anak tinggal di lingkungan orang-orang rajib belajar, otomatis anak tersebut akan berpengaruh rajin juga tanpa disuruh. Faktor eksternal ini dapat menimbulkan pengaruh positif antara lain dilihat dari : 1. Ekonomi keluarga, Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain. Juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. 2. Guru dan cara mengajar Guru dan cara mengajar merupakan faktor yang penting bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu menyampaikan pengatahuan itu kepada anak-anak didiknya. Ini sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena guru yang berpengetahuan tinggi dan cara mengajar yang bagus akan memperlancar proses belajar mengajar sehingga siswa dengan mudah menerima pengetahuan yang disampaikan oleh gurunya. 3. Interaksi guru dan murid Interaksi guru dan murid dapat mempengaruhi juga dengan prestasi belajar, karena interaksi yang lancar akan membuat siswa itu tidak merasa segan berpartisipasi secara aktif di dalam proses belajar mengajar. 4. Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegaiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, kegiatan keagamaan, dan lain-lain. 5. Teman bergaul Anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisainya karena siswa dapat belajar dengan baik apabila teman bergaulnya baik tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. 6. Cara hidup lingkungan Cara hidup tetangga di sekitar rumah besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak Hal ini misalnya anak yang tinggal di lingkungan orang-orang yang rajin belajar otomatis anak tersebut akan berpengaruh rajin belajar tanpa disuruh. Faktor eksternal yang dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi prestasi anak adalah: a. Cara mendidik Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anaknya sekolah akan menjadi anak yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi tantangan atau kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras maka anak tersebut manjadi penakut dan tidak percaya diri. b. Interaksi guru dan murid Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intern menyebabkan proses balajar mengajar menjadi kurang lancar juga anak merasa jauh dari guru maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajarnya. Guru yang mengajar bukan pada keahliannya, serta sekolah yang memiliki fasilitas dan sarana yang kurang memadai maka bisa menyebabkan prestasi belajarnya rendah. Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa mutu pendidikan yang berkualitas dan prestasi belajar siswa dapat tercipta dari proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh sistem, organisasi serta tenaga yang profesional. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor serta pengaruhnya, baik internal siswa ataupun eksternal termasuk disitu adalah guru sebagai tenaga pendidik yang dapat mempengaruhi segala ketercapaian siswa dalam memperoleh prestasi belajar yang maksimal. Pendidikan dianggap suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suatu bangsa. Sering kali kebesaran suatu bangsa diukur dari sejauh mana masyarakatnya mengenyam pendidikan. semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh masyarakatnya, maka semakin majulah bangsa tersebut. Kualitas pendidikan tidak saja dilihat dari kemegahan fasilitas pendidikan yang dimiliki, tetapi sejauh mana output lulusan suatu pendidikan dapat membangun sebagai manusia yang sempurna sebagaimana tahapan pendidikan. Pada hakikatnya pendidikan yang menyumbang terhadap pembangunan bangsa adalah pendidikan yang dilakukan secara terstruktur dalam arti memiliki kurikulum dan pengelolaan yang sistematis. Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan bangsa tentu bukan hanya sekedar penyelenggaraan pendidikan, tetapi pendidikan yang berkualitas yang dapat menghasilkan lulusan yang beprestasi, baik dari sisi input, proses, output, maupun outcome. 19 Input pendidikan yang bermutu adalah guru-guru yang bermutu profesional, peserta didik yang bermutu, kurikulum yang bermutu, fasilitas yang bermutu dan berbagai aspek penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu adalah proses pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang disyaratkan, dan outcome pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang berprestasi tinggi yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau terserap pada dunia usaha atau dunia industri.

3. Pendidikan Agama Islam sebagai Bidang Study di Tingkat SMP

Pendidikan Agama Islam merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka menanamkan dan mempersiapkan anak didik dalam meyakini, menghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan. Dalam pendidikan yang lebih dipentingkan adalah pembentukan pribadi anak. Disamping itu Zuhairini memberikan “batasan pendidikan agama islam sebagai suatu usaha, sistematis da pragmatis dalam membantu anak didik supaya mereka dapat hidup dengan ajaran islam ” 20 . Selanjutnya Zakiyah Darajat mengartikan pendidikan agama islam sebagai berikut : 19 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, 2002 20 Zulhairinni, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara 2001 h 47 a. Pendidikan agama islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama isalam serta menjadikannnya sebagai pandangan hidupnya. b. Pendidikan agama islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran islam. c. Pendidikan agama islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai pendidikannya ia dapat memahami, Menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam yang telah diyakininya itu debagai pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat. 21 Pengertian tersebut merupakan penjabaran dari pengertian pendidikan agama islam yang terdapat dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sisitem pendidikan Nasioanal, pada pasal 30 ayat 2 yang dalam penjelasannya dikatkan: “pedidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan niali-nilai ajaran agamanya danatau menjadi ilmu ahli agama” 22 . Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama islam adalah pendidikan yang amenyeluruh yakni menyangkut pendidikan materi dan immateri serta menyangkut kehidupan dunia dan akherat. Di samping itu pendidikan agama islam merupakan suatu mata pelajaran dilaksanakan pada suatu lembaga pendidika tertantu dengan harapan setelah selesai pendidikan agam islam dapat dijadikannya sebagai pedoman dan penghayatan selama hidupnya sehingga dapat menuju kearah yang diridoi oleh Allah SWT. Sekalipun dalam rumusannya pendidikan agama islam sabai mata pelajaran tetapi dalam pelaksanaannya tidak menyangkut pemberian ilmu pengetahuan semata, melainkan yang lebih utama adalah pembantukan, bembinaan dan pengembangan pribadi musllim yang taat kepada Allah SWT serta dapat mengamalkan seluruh ajaran agama islam. 21 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam,1999 hal 86 22 Undang-undang Sisdiknas no 20 Tahun 2003 pasal 30 ayat 2 2. Dasar pendidikan agama islam Pada dasarnya pendidikan pelaksanaan agama islam mempunyai dasar- dasar yang kuat, dalam hal ini bahwa dasar tersebut dapat ditinjau dari tiga aspek, yuridishukum, religius dan social psikilogi. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan dasar-dasar tersebut, yaitu : a. Segi yuridis atau hukum yaitu dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari peraturan perundang-undangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama disekolah atau lembaga pendidikan formal di Indonesia. Dasar dari segi yuridis formal sebagai pada tiga bagia, yaitu : 1. Dasar ideal, yaitu dasar dari falsafah Negara pancasila di mana sila yang pertama adalah “ketuhanan yang maha esa”. 2. Dasar struktur atau konstitusoanal, yaitu dasar dari UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi sebagai berikut : b. Negara berdasarkan atas ketuhana Yang Maha Esa c. Negara menjamin tiap-tiap kemerdakaan penduduk untuk memeluk agama dan memeluk dan kepercayaan itu. 3. Dasar operasional, yaitu dasar secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan sakolah-sekolah di Indonesia, hal tersebut terdapat dalam ketetapan MPR No.IV tahun 1978 yang kemudian dikokohkan kembali pada tap. MPR No.IVMPR19718 ketetapan MPR No. IIMPR1983. b. Dasar raligius adalah dasar-dasar yang bersumber daru agama islam yang tertera dalam al-Quran dan al-Hadits. c. Dasar sosial psikologis yaitu semua manuasi dalam hidupnya membutuhkan adanya suatu pegangan hidup yang disebut agama, demikian juga orang-orang muslim memerlukan pendidikan islam agar dapat mengarahkan fitrah mereka kea rah yang benar. 23 3. Tujuan Pendidikan Islam Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan umum, yaitu bimbingan anak didik agar mereka menjadi muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, agama dan Negara. Tujuan Pendidikan Agama tersebut adalah “merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan agama. Karena dengan menanamkan 23 Zulhairinni, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara 2001 h 21 keimanan beragama dalam diri seseorang akan menambah ketaatan dalam menjalankan kewajiban agama ” 24 . Selanjutnya untuk mencapai tujuan aspek ketaqwaan kepada Allah SWT yang merupakan tujuan umum pendidikan agama islam dalam bidang study pendidikan agama islam ditempuh dengan cara : a. Membina manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran dengan baik, sempurna, sehingga mencerminkan sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya. b. Mendorong manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. c. Mendidik ahli-ahli agama yang cukup terampil dibidangnya. Adapun tujuan khusus Pendidikan Agama Islam untuk SMP menurut Zulhairinni adalah : a. Memberikan Ilmu Pengetahuan Agama Islam b. Memberikan pengertian agama islam yang sesuai dengan tingkat kecerdasannya. c. Memupuk jiwa agama anak. d. Membimbing anak didik agar mereka mampu beramal shaleh dan berakhlak mulia 25 . B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN 1 PENULIS : DIAN MAYA SHOFIANA JUDUL PENELITIAN : PROFESIONALISME GURU DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTS AL-JAMII.AH TEGALLEGA CIDOLOG SUKABUMI JENIS KARANGAN ILMIAH : SKRIPSI TEMPAT PENELITIAN : MTS AL-JAMII.AH TEGALLEGA CIDOLOG SUKABUMI PERGURUAN TINGGI : UIN SYARIF HIDAYATULLOH JAKARTA 24 Ibid 2001 h 45 25 Zulhairinni, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara 2001 h 47