39
4. Uji T-test Parsial
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual parsial terhadap variabel dependen.
41
Adapun nilai taraf signifikansinya sebesar α = 1 sampai dengan 10. Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan, yaitu merumuskan hipotesis nol Ho dan harus disertai pula
dengan hipotesis alternatif Ha. Sebagai berikut :
a Variabel Produk X
1
Ho : βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel produk terhadap tingkat kepuasan nasabah.
Ha : βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel produk
terhadap tingkat kepuasan nasabah. b Variabel Harga
X
2
Ho : βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga terhadap tingkat kepuasan nasabah.
Ha : βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga
terhadap tingkat kepuasan nasabah. c Variabel Tempat
X
3
Ho : βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tempat terhadap tingkat kepuasan nasabah.
Ha : βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tempat
terhadap tingkat kepuasan nasabah.
41
Ibid, h.54
40
d Variabel Promosi X
4
Ho : βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel promosi terhadap tingkat kepuasan nasabah.
Ha : βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel promosi
terhadap tingkat kepuasan nasabah. Jika sig t 0,1 maka artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Jika sig t 0,1 artinya terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
41
BAB IV GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA
A. Sejarah Berdirinya Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia adalah Bank Syariah PERTAMA di Indonesia Didirikan pada tanggal 24 Rabiuts Tsani 1412H1 November 1991. Pendirian
digagas oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ICMI dengan dukungan Pemerintah Republik Indonesia Modal
Awal diperoleh dari sejumlah pribadi, pengusaha serta pejabat Muslim dengan nominal sebesar Rp 84 Miliar. Tambahan Modal Awal diperoleh dari
Masyarakat, sehingga melengkapi jumlah Modal Awal menjadi total sebesar Rp 106 Miliar. Acara pengumpulan modal dilaksanakan di Istana Presiden Bogor,
Jawa Barat. Presiden Republik Indonesia saat itu terlibat langsung dalam pendirian Bank Syariah pertama ini.
Berawal pada tanggal 27 Agustus 1991 diadakan pertemuan dengan Presiden Soeharto untuk memohon kesediaan beliau mengadakan silaturahmi
dengan masyarakat Jawa Barat di Istana Bogor pada tanggal 3 November 1991 dalam rangka penjualan saham pendiarian Bank Syariat Islam. Beberapa calon
nama diajukan untuk Bank Syariah Islam yang akan didirikan ini, antara lain Bank Amanah, Bank Islam Indonesia, Bank Islam Muamalat. Dalam pertemuan
Majelis Ulama Indonesia dengan Presiden Soeharto diputuskan agar nama yang dipakai adalah Bank Muamalat tanpa tambahan Islam dibelakangnya.
Mengingat kata Muamalat ini juga sudah mencerminkan keislamannya.