22
Gambar 2 Empat Komponen P dalam Bauran Pemasaran
22
Produk Keragaman produk
Harga Promosi
Tempat
Kualitas Daftar harga
Promosi Saluran pemasaran
Design RabatDiskon
Periklanan Cakupan pasar
Ciri Potngan harga
Tenaga penjualan Pengelompokan Nama merek
Periode pembayaran Kehumasan Lokasi
Kemasan Syarat kredit
Pemasaran langsung
Persediaan Ukuran
Transportasi Pelayanan
Garansi imbalan
C. Produk Tabungan Bank Syariah
Berdasarkan undang-undang No. 10 Tahun 1998, tentang perbankan, tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati, tetpai tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
22
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2009, h. 23
Bauran Pemasaran
Pasar Sasaran
23
Bank Syariah memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana dengan unit-unit yang lain yang
mengalami kekurangan dana. Melalui bank, kelebihan tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada kedua
belah pihak. Untuk memenuhi kebutuhan mdal dan pembiayaan, Bank Syariah memiliki ketentuan-ketentuan yang berbeda dengan Bank Konvensional. Secara
umum, piranti-piranti yang digunakan Bank Syariah terdiri atas tiga kategori, yaitu:
1. Produk penyaluran dana financing 2. Produk penghimpunan dana funding
3. Produk jasa service Secara sederhana, sumber dana Bank Syariah dapat digambarkan sebagai
berikut :
23
Gambar 3
23
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisia, 2007, Cet. ke-4, h.63
Wadiah
Mudharabah
Mudharabah muthlaqah dan muqayyadah
Bank Syariah
Masyarakat
24
a. Prinsip wadiah Al-
wadi’ah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki.
24
Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro.
Wadi’ah yad dhamanah berbeda dengan wadi’ah yad amanah. Dalam wadi’ah yad amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak boleh
dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sedangkan dalam hal wadi’ah yad
dhamanah, pihak yang dititipi bank bertanggung jawab atas ketuhanan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.
b. Prinsip mudharabah Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposen
bertindak sebagai shahibul maal pemilik modal dan bank sebagai mudharib pengelola. Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan
pembiayaan murabahah atau ijarah. Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah, maka bank bertanggung
jawab penuh atas kerugian yang terjadi. Prinsip mudharabah ini diaplikasikan pada produk tabungan berjangka dan deposito berjangka.
25
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi dua, yaitu :
26
24
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001, h. 148
25
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta:Zikrul Hakim, 2008, h.32
26
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2007, h.109
25
1. Mudharabah muthlaqah Dalam mudharabah muthlaqah, tidak ada pembatasan bagi bank
dalam menggunakan dana yang dihimpun. Jadi, bank memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan dana ini ke bisnis manapun yang
diperkirakan menguntungkan. Dari penerapan mudharabah muthlaqah ini dikembangkan produk tabungan dan deposito.
2. Mudharabah muqayyadah, terdiri atas sua jenis yaitu : a.
Mudharabah muqayyadah on Balance Shett Simpanan khusus dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat-
syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. b.
Mudharabah muqayyadah off Balance Shett Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah
langsung kepada pelaksana usahannya, di mana bank bertindak sebagai perantara yang mempertemukan antara pemilik dana
dengan pelaksana usaha.
D. Kepuasan Pelanggan