2.6.1 Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau susahnya
lokasi tersebut dicapai dengan sistem jaringan transportasi. Aksesibilitas merupakan konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis
dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Jadi tata guna lahan yang berbeda akan mempunyai aksesibilitas yang berbeda pula, karena aktivitas tata
guna lahan tersebut tersebar secara tidak merata heterogen. Beberapa jenis tata guna lahan mungkin tersebar secara meluas perumahan dan jenis lainnya mungkin
berkelompok pusat perbelanjaan. Aksesibilitas pada saat ini lebih tepat dinyatakan dengan jarak tempuh. Bangkitan pergerakan dan tarikan pergerakan. Bangkitan
pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah yang tertarik ke suatu zona
atau tata guna lahan. Menurut Magribi bahwa aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang meliputi
waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem Magribi 1999. Salah satu variabel yang dapat
dinyatakan apakah tingkat aksesibilitas itu tinggi atau rendah dapat dilihat dari banyaknya sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut. Semakin banyak
sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut maka semakin mudah aksesibilitas
Universitas Sumatera Utara
yang didapat begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat aksesibilitas yang didapat maka semakin sulit daerah itu dijangkau dari daerah lainnya Bintarto, 1982
2.6.2 Tujuan pergerakan
Tujuan pergerakan adalah tempat dari dan kemana orang akan melakukan pergerakan. Tujuan orang melakukan pergerakan diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan tujuan pergerakan, untuk pergerakan berbasis rumah tangga terdapat
lima kategori yang sering dilakukan, yaitu pergerakan ke tempat kerja, ke sekolah atau universitas pendidikan, ke tempat belanja, untuk kepentingan sosial dan
rekreasi, untuk keperluan lain-lain. Dua tujuan pergerakan pertama bekerja dan pendidikan merupakan tujuan pergerakan utama yang menjadi keharusan untuk
dilakukan sehari-hari, sedangkan untuk tujuan lainnya bersifat pilihan dan tidak rutin dilakukan.
2. Berdasarkan waktu, dibedakan menjadi dua, yaitu pergerakan pada jam sibuk
pagi dan sore dan pergerakan pada jam tidak sibuk. 3.
Berdasarkan jenis orang, biasanya dibedakan berdasarkan tingkat pendapatan, kepemilikan kendaraan, ukuran dan struktur rumah tangga.
Klasifikasi pergerakan terdiri dari Willumsen, 1990: a. Maksud Perjalanan
Dalam kasus perjalanan Home-Based, terdapat lima kategori tujuan pergerakan, yaitu pergerakan kerja, pergerakan sekolah, pergerakan belanja, pergerakan sosial
dan rekreasi, serta pergerakan lainnya
Universitas Sumatera Utara
b. Karakteristik Orang Klasifikasi lainnya adalah prilaku perjalanan individu. Prilaku ini dipengaruhi
oleh karakteristik sosial dan ekonomi. Kategori yang digunakan adalah tingkat pendapatan, pemilikan mobil, ukuran rumah tangga jumlah anggota keluarga.
2.6.3 Sebaran pergerakan