Pola Penggunaan Lahan TINJAUAN PUSTAKA

1. Perencanaan tersebut diintegrasikan dengan mempertimbangkan semua aspek kebutuhan rumah tangga, baik kebutuhan hidup sehari-hari, ekonomi, maupun kebutuhan sosial. 2. Perencanaan tersebut berdasarkan pada sistem pengumpulan data yang cermat 3. Menggunakan rumah tangga sebagai fokus dalam proses perencanaan 4. Mengembangkan seperangkat set informasi yang komprehensif pada semua aspek infrastruktur perdesaan 5. Mengidentifikasi intervensi-intervensi antara perbaikan sistem transportasi lokal jalan dan pelayanan transportasi lokal dan untuk lokasi pelayanan yang paling cocok 6. Perencanaan tersebut mudah diaplikasikan 7. Perencanaan tersebut murni menggunakan perencanaan pendekatan bottom-up.

2.11 Pola Penggunaan Lahan

Terdapat banyak pendekatan yang berhubungan dengan pola penggunaan lahan. Pola penggunaan lahan yang dianggap sebagai suatu produk dan hubungan produk terhadap elemen-elemen wilayah kotanya salah satunya adalah teori konsentris. Teori konsentris yang dikemukakan oleh Burgess 1925 dengan mengamati Kota Chicago ternyata berkembang sedemikian rupa dan menunjukkan pola penggunaan lahan yang konsentris. Menurut Burgess, kota terdiri dari zona-zona yang konsentris dan setiap zona akan menggambarkan tipe penggunaan lahan yang berbeda Universitas Sumatera Utara Sumber: Nina, B., 2007 Gambar 2.6. Model Zona Konsentris Burgess Selain teori konsentris yang dikemukan Burgess 1925 juga dikenal teori Sektoral yang dikemukakan oleh Homer Hoyt 1939. Teori ini merupakan pengembangan dari Teori Burgess 1925 dimana pola kota membentuk kecenderungan dalam beberapa keruangannya. Kecenderungan ini terlihat pada perletakkan sektor di lokasi high quality areas daerah yang berkualitas tinggi dimana sebagian penduduk memilih bermukim ditempat yang dianggap nyaman. Nyaman dimaksud adalah mencakup kualitas lingkungannya, kemudahan terhadap fasilitas, aman, bebas polusi dan lain-lain. Sumber: Yunus 2005 Gambar 2.7 Model Teori Sektor Homer Hoyt Keterangan: Zona I : Daerah pusat kegiatan CBD Zona II : Zona peralihan Zona III : Zona perumahan para pekerja Zona IV : Zona pemukiman yang lebih baik Zona V : Zona para penglaju Keterangan: 1. Daerah Pusat Kegiatan CBD 2. Zone Of wholesale light manufacturing 3. Zona pemukiman kelas rendah 4. Zona pemukiman kelas menengah 5. Zona pemukiman kelas tinggi Universitas Sumatera Utara Model Teori Sektoral Hoyt 1939 dalam beberapa hal masih menganut konsep konsentris gambar 2.2. Jalur transportasi mempunyai peranan yang penting dalam pembentukkan pola struktur kotanya. Teori yang menekankan pada peranan transportasi dalam mempengaruhi struktur keruangan kota dikemukakan oleh Babcock 1932 yang merupakan penyempurnaan dari teori konsentris. Faktor utama yang mempengaruhi mobilitas adalah sistem transportasi yang menjadi poros dalam menghubungkan CBD dan daerah bagian luarnya. Sumber: Yunus 2005 Gambar 2.8 Model Teori Poros Babcock, 1932 Selain itu struktur ruang kota juga dipengaruhi oleh kekuatan dinamis. Kekuatan dinamis yang mempengaruhi struktur keruangan kota ada dua yaitu kekuatan-kekuatan sentripugal centrifugal force dan kekuatan-kekuatan sentripetal centripetal force Colby,1933 dalam Yunus. Kekuatan-kekuatan sentripugal adalah kekuatan-kekuatan yang menyebabkan terjadinya pergerakan penduduk dan fungsi- fungsi perkotaan dari bagian dalam kota menuju kebagian luarnya. Kekuatan sentripetal adalah kekuatan-kekuatan yang menyebabkan terjadinya pergerakan baik Keterangan: 1. CBD 2. Transition Zone dan Major road 3. Low income housing = Railway 4. Middle income housing Universitas Sumatera Utara penduduk maupun fungsi-fungsi yang berasal dari bagian luar menuju bagian dalam perkotaan Kalau ditinjau dari teori konsektral Griffin dan Ford,1980 dalam Yunus mengatakan struktur ruang kota di Amerika Latin disebutkan bahwa daerah pusat kota atau CBD merupakan tempat utama dari perdagangan, hiburan dan lapangan pekerjaan. Pada daerah-daerah yang berbatasan dengan daerah pusat kota atau CBD yang semula pedesaan telah berubah menjadi pusat ekonomi antara lain pasar, daerah pertokoan dan sebagian lain dipergunakan untuk tempat tinggal sementara para pendatang baru. Dalam model Griffin,Ford kombinasi unsur-unsur tradisional dan moderen yang mengubah citra kotanya, modelnya dicirikan oleh adanya sektor pemukiman klas elite, jalur perdagangan dan zona konsentris melingkar yang menggambarkan distant decay principle mengenai kualitas pemukiman. Jalur utama perdagangan commercial spine Sumber: Yunus 2005 Gambar 2.9 Model Teori Amerika Latin Griffin,Ford,1980 Keterangan 1. CBD 2. Zona perdagangan 3. Sektor pemukiman klas elite 4. Zona pemukiman yang lanjut perkembangannya Zone of maturity 5. Zona yang mengalami perkembangan setempat zone of insitu accretion 6. Zona yang banyak ditempati oleh pemukim liar zone of peripheral squatter settlements Universitas Sumatera Utara

2.12 Hubungan antara Fasilitas Transportasi dan Perubahan Tata Guna lahan