sesuatu yang dapat menjadi media terjadinya kegiatan transportasi. Prasarana dapat berupa jalan raya, jalan kereta api, terminal, halte, sungai, laut, pipa, udara, dan
sebagainya. Sedangkan sarana adalah sesuatu yang berwujud kendaraan yang berfungsi sebagai alat yang dapat memindahkan sesuatu barang maupun orang untuk
mencapai tujuannya. Sarana dapat berupa bus, kereta api, pesawat terbang, kapal laut, perahu, dan sebagainya. Agar kegiatan transportasi dapat berjalan dan terselenggara
dengan baik, aman, tertib, lancar, sesuai dengan keinginan, maka perlu adanya rencana operasi atau prosedur pengaturan yang mengikat. Secara umum komponen
sistem transportasi dapat diuraikan sebagai berikut: a.
Lintasan atau jalur, sebagai tempat untuk bergerak sarana transportasi yang melintas.
b. Terminal, yang merupakan simpul keluar masuk kendaraan dari maupun kesistem
pergantian moda. c.
Kendaraan, yang memberikan suatu mobilitas terhadap benda yang diangkut untuk suatu jalur bergerak tertentu dan dapat digerakkan di jalur tersebut.
d. Rencana operasi atau prosedur pengaturan, yang dapat menjamin kegiatan
transportasi lalulintas orang dan barang bergerak secara aman, nyaman, lancar, tertib dan mudah didapat oleh para pengguna jasa moda tersebut.
2.4 Permasalahan Transportasi
Menurut Warpani 1981 hampir setiap orang menghendaki dapat bergerak dengan cepat, aman, nyaman, dan mudah. Tetapi di samping itu terdapat sejumlah
orang yang bergerak dari dan ke tempat tujuan yang sama, karena di dalamnya
Universitas Sumatera Utara
terdapat faktor manusia, ekonomi, fisik, sarana dan prasarana, administrasi, dan lain sebagainya. Permasalahan transportasi tidak lepas dari hal-hal sebagai berikut:
a. Tata Guna Lahan
Warpani 1981 menyatakan bahwa tata guna lahan sangat terkait dengan jumlah bangkitan perjalanan, sehingga untuk mempelajari bangkitan perjalanan, kita
harus mengetahui jenis tata guna lahan yang akan diteliti terlebih dahulu. Tata guna lahan menunjukkan kegiatan yang ada dan menempati petak lokasi yang
bersangkutan. Setiap petak dapat mencirikan tiga ukuran dasar yaitu jenis kegiatan yang terjadi, intensitas penggunaan, dan hubungan antar guna lahan.
b. Penduduk
Penduduk merupakan faktor utama yang mempengaruhi masalah transportasi. Dalam semua lingkup perencanaan, penduduk tidak dapat diabaikan
Warpani,1990. Pelaku utama pergerakan di jalan adalah manusia, karena itulah pengetahuan akan tingkah laku dan perkembangan penduduk merupakan bagian
pokok dalam proses perencanaan transportasi. c.
Keadaan Sosial Ekonomi Aktivitas manusia sering kali dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonominya,
sehingga pergerakan manusia juga dipengaruhi oleh sosial ekonominya. Pekerjaan, penghasilan, dan kepemilikan kendaraan seseorang akan
mempengaruhi jumlah perjalanan yang dilakukan, jalur perjalanan yang digunakan, waktu perjalanan, dan jenis kendaraan yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Moda Transportasi
Definisi dari moda adalah jenis-jenis sarana yang tersedia untuk melakukan perjalanan. Pemakai jalan adalah semua angkutan baik yang berupa kenderaan
bermotor maupun tidak bermotor serta pejalan kaki yang sedang menggunakan jalan. Sedang perjalanan adalah pergerakan seseorang dari satu tempat ke tempat lain.
Moda transportasi terbagi atas tiga jenis moda, yaitu: a. Transportasi darat: kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik oleh
hewan kuda, sapi, kerbau atau manusia. Moda transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor:
1. Jenis dan spesifikasi kenderaan. 2. Jarak perjalanan.
3. Tujuan perjalanan 4. Ketersediaan moda.
5. Ukuran kota dan kerapatan permukiman. 6. Faktor sosial-ekonomi.
b. Transportasi air sungai, danau, laut: kapal, tongkang, perahu, rakit. c. Transportasi udara: pesawat terbang dapat menjangkau tempat-tempat yang tidak
dapat ditempuh dengan moda darat atau laut, disamping mampu bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus serta paraktis bebas hambatan.
Menurut Tamin 2000, pemilihan moda sangat sulit dimodelkan, walaupun hanya dua buah moda yang akan digunakan pribadi atau umum. Hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena banyak faktor yang sulit dikuantifikasi misalnya kenyamanan, keamanan, keandalan, atau ketersediaan mobil pada saat diperlukan. Faktor yang
dapat mempengaruhi pemilihan moda ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: a. Ciri pengguna jalan beberapa faktor berikut ini diyakini akan sangat mempengaruhi
pemilihan moda, yaitu: 1.
Ketersediaan atau pemilikan kendaraan pribadi, 2.
Pemilikan Surat Izin Mengemudi SIM, 3.
Struktur rumah tangga pasangan muda, keluarga, pensiun, bujangan, dan lain-lain.
b. Ciri pergerakan; pemilihan moda juga sangat dipengaruhi oleh: 1.
Tujuan pergerakan, 2.
Waktu terjadinya pergerakan, 3.
Jarak perjalanan. c. Ciri fasilitas moda transportasi; hal tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu: Faktor kuantitatif seperti:
1. Waktu perjalanan,
2. Biaya transportasi tarif, biaya bahan bakar, dan lain-lain,
3. Ketersediaan ruang dan tarif parkir.
Faktor kedua bersifat kualitatif yang relatif lebih sulit menghitungnya, meliputi: 1.
Kenyamanan dan keamanan,
Universitas Sumatera Utara
2. Keandalan dan keteraturan dan lain-lain,
3. Ciri kota atau zona beberapa ciri yang dapat mempengaruhi pemilihan moda
adalah jarak dari pusat kota dan kepadatan penduduk. Pada tahap ketiga dari perencanaan transportasi ini sering ditemui berbagai
kendalahambatan berupa sulit dan rumitnya memodelkan realita yang terjadi di dunia nyata sebagai akibat dari sulitnya peneliti untuk membaca perilaku orang banyak,
terutama masyarakat pengguna jasa transportasi dan pihak lain didunia nyata tersebut banyak tersedia bentuk-bentuk pelayanan transportasi baik dari segi jarak geografis,
teknis, ukuran, kecepatan, ekonomis dan lainnya yang kesemuanya menawarkan karakteristik layanan yang tidak sama antara satu moda dengan yang lainnya sehingga
timbulah masalah pada para penelitiperencana transportasi berupa kesulitan untuk memodelkannya, menganalisanya serta mengidentifikasi berbagai faktor yang
mempengaruhi. Miro, 2004. Dari sisi moda transportasi yang ada, baik transportasi darat, laut maupun udara, masyarakat tampaknya lebih banyak menggunakan moda
transportasi darat. Hal ini dimungkinkan karena angkutan darat lebih banyak aksesibilitasnya didaerah maupun dikota.
2.6 Konsep Perencanaan Transportasi