Sistem Jaringan Transportasi Unsur Transportasi

menyebabkan manusia memilih jenis moda yang digunakan pada kenyataannya sangatlah sulit merumuskan mekanisme pemilihan moda ini. Kegiatan manusia seiring dengan kebutuhan dasar manusia dengan manusia lainnya atau sistem kebutuhan lainnya seperti alat perhubungan yang disebut dengan alat transportasi. Dengan adanya alat transportasi, maka pergerakan lalu lintas menjadi lebih cepat, aman, nyaman dan terintegrasi. Sarana transportasi alat angkut berkembang mengikuti fenomena yang timbul akibat penggalian sumberdaya seperti penemuan teknologi baru, perkembangan struktur masyarakat dan peningkatan pertumbuhan. Pemilihan sistem transportasi yang salah untuk wilayah perkotaan dapat mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas, yang berarti pemborosan besar dari penggunaan energi dan ruang, serta timbulnya masalah pencemaran udara akibat gas buang kendaraan yang semakin besar jumlahnya.

2.2 Sistem Jaringan Transportasi

Jaringan jalan berperan penting dalam sistem transportasi kota dan merupakan bagian terpenting dari struktur ruang kota, karena biasanya yang menjadi permasalahan transportasi kota adalah kurangnya jaringan jalan yang disebabkan terbatasnya lahan kekotaan. Ada dua macam sistem jaringan transportasi yang ditinjau dari fungsi kota yaitu Sistem primer dan sistem sekunder. Sistem primer adalah jaringan jalan yang berkaitan dengan hubungan antar kota. Sistem primer ini akan berhubungan dengan fungsi-fungsi kota yang bersifat regional seperti kawasan industri, kawasan pergudangan, grosir dan pelabuhan. Ciri khas lain adalah bahwa Universitas Sumatera Utara lalu lintas jalan sistem primer merupakan jalan lintas truk. Disamping sistem sekunder ada juga sistem sekunder, yaitu jaringan jalan yang berkaitan dengan pergerakan lalu lintas yang bersifat didalam kota. Masing-masing sistem primer dan sekunder dapat dibagi atas berbagai fungsi lain seperti jalan bebas hambatan, jalan arteri, jalan kolektor dan jalan lokal. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut. Sumber: Sinulingga B., 2005 Gambar 2.1 Sistem jaringan transportasi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan, pengertian tentang jalan dari ketiga kelompok tersebut adalah sebagai berikut : 1. Jalan arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama, dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien. Keterangan: Pusat perbelanjaan Sekolah Tempat Peribadatan Jalan bebas hambatan Jalan arteri Jalan Kolektor Jalan lokal Universitas Sumatera Utara 2. Jalan kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulanpembagian, dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. 3. Jalan lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat, dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

2.3 Unsur Transportasi

Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan trip antara asal origin dan tujuan destination. Perjalanan adalah pergerakan orang dan barang antara dua tempat kegiatan yang terpisah untuk melakukan kegiatan perorangan atau kelompok dalam masyarakat. Perjalanan dilakukan melalui suatu lintasan tertentu yang menghubungkan asal dan tujuan, menggunakan alat angkut atau kendaraan dengan kecepatan tertentu. Ada lima unsur pokok transportasi yaitu: a. Manusia, yang membutuhkan transportasi. b. Barang, yang diperlukan manusia. c. Kenderaan, sebagai sarana transportasi. d. Jalan, sebagai sarana transportasi. e. Organisasi, sebagai pengelola transportasi. Pada dasarnya, ke lima unsur di atas saling terkait untuk terlaksananya transportasi, yaitu terjaminnya penumpang atau barang yang diangkut akan sampai ke Universitas Sumatera Utara tempat tujuan dalam keadaan baik seperti pada saat awal diangkut. Dalam hal ini perlu diketahui terlebih dulu ciri penumpang dan barang, kondisi sarana dan konstruksi prasarana, serta pelaksanaan transportasi. Dalam sistem transportasi tujuan dari perencanaan adalah penyediaan fasilitas untuk pergerakan penumpangbarang dari satu tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan dalam sistem pengembangan lahan tujuan dari perencanaan adalah untuk tercapainya fungsi bangunan dan harus menguntungkan. Dilihat dari kedua tujuan tersebut seringkali menimbulkan konflik, hal inilah yang menjadi asumsi mendasar dari analisis dampak lalu lintas untuk menjembatani kedua tujuan diatas, atau dengan kata lain proses perencanaan transportasi dan pengembangan lahan mengikat satu sama lainnya. Pengembangan lahan tidak akan terjadi tanpa sistem transportasi, sedangkan sistem transportasi tidak mungkin disediakan apabila tidak melayani kepentingan ekonomi atau aktivitas pembangunan. Kegunaan aksesibilitas berkaitan erat dengan pelaku perjalanan itu sendiri, karena manusia sebagai pelaku perjalanan tersebut membuat prasarana tersebut untuk mempermudah aktivitaskegiatan. Menurut Tamin 2000 manusia dalam melakukan perjalanannya tergantung dari beberapa faktor. 1 Faktor pertama adalah tingkat penghasilan yang berhubungan dengan pemilikan kendaraan dan kemampuan untuk membayar. Universitas Sumatera Utara 2 Faktor kedua kepemilikan kendaraan, dengan memiliki kendaraan maka orang akan mempunyai kesempatan untuk melakukan perjalanan lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kendaraan. Pada wilayah perdesaan yang jauh dari fasilitas pelayanan, prasarana berupa alat angkut sangat mempengaruhi aktivitas perjalanan di samping sarana yang berupa jalan. 3 Faktor ketiga adalah kerapatan dari permukiman, apabila kepadatan suatu daerah rendah maka penggunaan kendaraan umumnya rendah pula meskipun hal tersebut tidak berlaku mutlak. 4 Faktor keempat yang mempengaruhi orang melakukan perjalanan adalah faktor sosial ekonomi berupa besarnya keluarga, struktur jenis kelamin, usia anggota keluarga, proporsi angkatan kerja, dan jenis pekerjaan. Banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh dari pembangunan akses pada daerah perbatasan yang dapat dirasakan. Fungsi transportasi sebagai promotor perubahan dan bukan sebagai inisiator perubahan. Hal ini berarti kelancaran transportasi akan mengundang sektor-sektor lain untuk berkembang terutama sektor pertanian dan sosial ekonomi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian daerah perbatasan. Menurut Kodoatie 2003 dalam suatu kegiatan sistem transportasi terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi. Komponen-komponen tersebut dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan jenis dan bentuk.dari komponen itu sendiri. Komponen tersebut dapat berupa prasarana atau sarana. Prasarana adalah Universitas Sumatera Utara sesuatu yang dapat menjadi media terjadinya kegiatan transportasi. Prasarana dapat berupa jalan raya, jalan kereta api, terminal, halte, sungai, laut, pipa, udara, dan sebagainya. Sedangkan sarana adalah sesuatu yang berwujud kendaraan yang berfungsi sebagai alat yang dapat memindahkan sesuatu barang maupun orang untuk mencapai tujuannya. Sarana dapat berupa bus, kereta api, pesawat terbang, kapal laut, perahu, dan sebagainya. Agar kegiatan transportasi dapat berjalan dan terselenggara dengan baik, aman, tertib, lancar, sesuai dengan keinginan, maka perlu adanya rencana operasi atau prosedur pengaturan yang mengikat. Secara umum komponen sistem transportasi dapat diuraikan sebagai berikut: a. Lintasan atau jalur, sebagai tempat untuk bergerak sarana transportasi yang melintas. b. Terminal, yang merupakan simpul keluar masuk kendaraan dari maupun kesistem pergantian moda. c. Kendaraan, yang memberikan suatu mobilitas terhadap benda yang diangkut untuk suatu jalur bergerak tertentu dan dapat digerakkan di jalur tersebut. d. Rencana operasi atau prosedur pengaturan, yang dapat menjamin kegiatan transportasi lalulintas orang dan barang bergerak secara aman, nyaman, lancar, tertib dan mudah didapat oleh para pengguna jasa moda tersebut.

2.4 Permasalahan Transportasi