54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini meliputi pola komunikasi keluarga dalam pengambilan keputusan perkawinan usia remaja di Desa Sei Semayang, Kab. Deli
Serdang, Kec. Sunggal. Sebelum masuk pada hasil penelitan, peneliti terlebih dahulu mendeskripsikan mengenai lokasi penelitian, tahapan dan deskripsi
informan terlebih dahulu.
4.1.1 Lokasi Penelitian
Awalnya Desa Sei Semayang bernamakan ROFFERDAM-A di jaman Belanda. Kemudian berubah menjadi desa Sei Semayang yang dipimpin oleh
seorang kepala kampung yang bernama bapak Paiman. September 1965, desa Sei Semayang mulai dipimpin oleh bapak NG. Sembiring sampai Mei 2001. Berakhir
masa jabatan NG. Sembiring, Desa Sei Semayang dipimpin oleh Suprayetno dari hasil pemilihan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 14 februari 2001. Bapak
Suprayetno menjabat sebagai Kepala Desa Sei Semayang hingga Februari 2006. Selanjutnya Desa Sei Semayang dipimpin oleh bapak Asli Sembiring hingga
sekarang. Desa Sei Semayang terdiri dari 18 delapan belas dusun yang dipimpin
oleh masing-masing satu kepala desa. Desa Sei Semayang terletak pada ketinggian antara 20 s.d 32m dari permukaan laut dengan topografi tanah dataran
rendah, curah hujan 1832mmtahun dan suhu rata- rata 27 s.d 32˚Ctahun.
Penduduk Desa Sei Semayang umumnya adalah buruh harian lepas seperti tukang batu, tukang kayu, tukang becak dan lain-lain. Laporan kependudukan sampai
dengan bulan Desember 2014 penduduk Desa Sei Semayang berjumlah: 27.382 Jiwa dengan jumlah KK sebanyak 6.197 KK yang terdiri dari:
• Jumlah penduduk laki : 13.357
• Jumlah penduduk perempuan : 14.025
Universitas Sumatera Utara
55
Jumlah penduduk menurut umur • 00 s.d 04 tahun
: 2.745 • 05 s.d 09 tahun
: 1.991 • 10 s.d 14 tahun
: 3.043 • 15 s.d 24 tahun
: 4.261 • 25 s.d 49 tahun
: 11.072 • 50 tahun
: 4.270 Mata pencaharian penduduk Desa Sei Semayang umumnya adalah buruh
harian lepas. Banyak penduduk yang bekerja sebagai buruh pabrik dan tukang becak ataupun buruh bangunan. Sebagian bahkan manarik becak setelah pulang
kerja di pabrik. Mereka melakukan itu karena himpitan ekonomi keluarga. Hasil bekerja sebagai buruh tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pendidikan yang tidak memadai memaksa mereka untuk bekerja keras dengan tenaga. Tidak hanya terdesak dalam himpitan ekonomi, lingkungan sosial di desa
ini juga kurang kondusif. Hal ini berdampak pada perkembangan sosial remaja yang menimbulkan maraknya pergaulan bebas, pernikahan dini hingga
perceraian. Setiap tahunnya terjadi peningkatan sekitar 50 remaja yang melakukan pernikahan dini yang disebabkan oleh hamil di luar nikah. Kurangnya
kontrol dari lingkungan keluarga hingga kontrol masyarakat merupakan pemicu timbulnya kenakalan-kenalakan remaja di Desa Sei Semayang.
4.1.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian