Interaksi Sosial dalam Keluarga

26 hubungan orang tua ke anak. Pemegang kekuasaan mendapat kepuasan dengan perannya tersebut dengan cara menyuruh, membimbing, dan menjaga pihak lain, sedangkan pihak lain itu mendapatkan kepuasan lewat pemenuhan kebutuhannya dan dengan tidak membuat keputusan sendiri sehingga ia tidak akan menanggung konsekuensi dari keputusan itu sama.

2.2.3.4 Interaksi Sosial dalam Keluarga

Setiap keluarga adalah suatu sistem- suatu kesatuan yang dibentuk oleh bagian-bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi. Hubungan tidak pernah berlangsung hanya satu arah. Contohnya, interaksi antara ibu dan bayinya terkadang dilambangkan sebagai tarian di mana tindakan yang sinambung dari pasangan dikoordinasikan secara ketat. Tarian terkoordinasi ini bisa diartikan sebagai mutual syncrony, yang berarti bahwa perilaku setiap orang bergantung pada perilaku sebelumnya dari mitranya Santrock, 2007:157. Pendidikan dasar yang baik harus diberikan kepada anggota keluarga sedini mungkin dalam upaya memerankan fungsi pendidikan dalam keluarga, yaitu menumbuhkembangkan potensi laten anak, sebagai wahana untuk mentrnasfer nilai-nilai dan ebagai agen trasformasi kebudayaan. Ada beberapa bentuk interaksi dalam keluarga, yaitu interaksi antara suami dan istri, interaksi antara ayah, ibu dan anak, interaksi antara ayah dan anak, interaksi antara ibu dan anak dan interaksi antara anak dan anak Djamarah, 2004:49-60 1. Interaksi antara suami dan istri Interaksi sosial antara suami dan istri selalu saja terjadi, dimana dan kapan saja. Tetapi interaksi sosial dengan intensivitas yang lebih tinggi lebih sering terjadi dirumah, karena berbagai kepentingan. Misalnya karena masalah kehangatan cinta, karena ingin berbincang-bincang, karena ada permasalahan keluarga yang harus dipecahkan, karena masalah anak, karena masalah sandang pangan, dan sebagainya. Dalam kehidupan berumah tangga, pernikahan boleh saja semakin berumur, tetapi bara cinta harus tetap menyala. Kapan dan dimana pun berada, Universitas Sumatera Utara 27 pasangan suami istri selalu mendambakan kehangatan cinta dari lawan jenisnya. Ada beberapa indikator yang dapat menghantarkan kepada kehangatan cinta, yaitu ungkapan cinta, efek sentuhan, beri bantuan, siap dengan dukungan, jangan pelit pujian, munculkan segala kebaikannya, sisihkan waktu berdua serta panggilan khusus antara suami dan istri. 2. Interaksi antara Ayah, Ibu dan Anak Suatu ketika ayah dan ibu sering terlibat dalam perbincangan mengenai masalah anak. Mereka bermusyawarah sikap dan perilaku bagaimana yang sebaiknya ditampilkan untuk memberikan pengalaman yang baik kepada anak di dalam rumah. Walaupun tanpa disadari sikap dan perilaku negatif ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari. Mendidik anak memang tidak mudah, karena banyak faktor yang ikut terlibat dalam memberikan pengalaman. Sumber informasi dalam bentuk media elektronik dan media cetak memberikan efek psikologis terhadap anak. Ayah dan ibu sering resah karena anaknya sering menonton perilaku yang berbau seks dan adegan kekerasan di TV. Ayah dan ibu merasa khawatir karena anaknya sering melihat gambar pornografi yang dipajang di cover depan kora-koran picisan. Orang tua yang baik adalah ayah-ibu yang pandai menjadi sahabat sekaligus sebagai teladan bagi anaknya sendiri. Karena sikap bersahabat dengan anak mempunyai peranan besar dalam mempengaruhi jiwanya. Sebagai sahabat, tentu saja orang tua harus menyediakan waktu untuk anak. Menemani anak dalam suka dan duka, memilihkan teman yang baik untuk anak dan bukan membiarkan nak memilih teman sesuka hatinya tanpa petunjuk bagaimana cara memilih teman yang baik. Dalam keluarga, orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak. Mendidik anak berarti mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang. Orang tua yang ingin mempersiapkan anak-anak dalam kehidupan yang akan datang harus mengajarkan kepada mereka bagaimana mengembangkan sikap yang menarik sebagai cara hidup. Memberikan nasihat kepada anak mesti dilakukan jika dalam sikap dan perilakunya terdapat gejala Universitas Sumatera Utara 28 yang kurang baik bagi perkembangnnya. Pemberian nasihat perlu waktu yang tepat dan dengan sikap yang bijaksana, jauh dari kekerasan dan kebencian. Untuk mendukung ke arah pengembangan diri anak yang baik salah satu upayanya adalah pendidikan disiplin. Pendidikan disiplin dapat diberikan dalam bentuk keteladanan dalam rumah tangga. Ayah dan ibu harus memberikan teladan dalam hal disiplin yang baik dengan bijaksana dan dengan menggunakan pujian, buak selalu dengan kritik atau hukuman. Sebab anak yang tumbuh dalam suasana pujian dan persetujuan akan tumbuh lebih bahagia, lebih produktif dan lebih patuh daripada anak yang terus menerus di kritik. Untuk melahirkan anak dengan disiplin yang baik tidak mungkin da[at terbentuk dalam waktu singkat, tetapi diperlukan waktu yang cukup lama dalam siklus proses. Karenanya mendidik anak perlu kesabaran dan memiliki kepekaan terhadap anak. Kesabaran ada, tetapi tidak peka terhadap anak, akan melahirkan anak dengan kepribadian yang labil. Hal lain yang juga penting untuk diberikan kepada anak adalah menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Caranya memperkuat kemauan anak, menumbuhkan kepercayaan sosial, menumbuhkan kepercayaan ilmiah, dan menumbuhkan kepercayaan ekonomi dan bisnis. Keprcayaan diri dapat melahirkan kepribadian yang unggul dengan keyakinan yang kuat terhadap apa yang pernah diucapkan atau yang dilakukan. Jauh dari ketergantungan orang lain. Punya sikap yang konsisten. Bahkan yang terpenting adalah tidak membeo. 3. Interaksi antara ibu dan anak Peranan seorang ibu terhadap proses sosialisasi anak sangat besar lebih besar daripada seorang ayah. Proses sosialisasi tersebut mengantarkan anak kedalam sistem kehidupan sosial yang berstruktur. Anak diperkenalkan dengan kehidupan kelompok yang saling berhubungan dan saling ketergantungan dalam jalinan interaksi sosial. Hubungan antara ibu dan anak tidak hanya terjadi pasca kelahiran anak, tetapi sudah berlangsung ketika anak sedang dalam kandungan ibu. Hubungan ibu Universitas Sumatera Utara 29 dan anak bersifat fisiologis dan psikologis. Secara fisiologis makanan yang dimakan oleh ibu yang sedang hamil akan mempengaruhi pertumbuhan fisik anak. Kalau tidak ada kelainan karena fakto lain diluar perkiraan, maka anak akan tumbuh dengan organ-organ tubuh yang sempurna. Secara psikologis, antara seorang ibu dan anak terjalin hubungan emosional. Ada tali jiwa yang turbuhul utuh dan tidak bisa diceraiberaikan. Sentuhan kasih sayang seorang ibu dapat meredakan tangisan anak. Sambil menyusui, seorang ibu tidak pernah lupa memandangi sekujur tubuh anaknya dan berusaha berdialog denagn anak. Rabaan dan belaian adalah saluran naluri insani serang ibu kepada anak kesayangannya. Hubungan darah antara ibu dan anak melahirkan pendidikan yang bersifat kodrati. Karenanya secara naluriah, meskipun mendidik anak merupakan suatu kewajiban, tetapi seorang ibu merasa terpanggil untuk mendidik anaknya dengan cara mereka sendiri. Bagi seorang ibu yang terbiasa hidup dalam alam tradisional, mendidik anaknya berdasarkan pengalaman yang diberikan oleh leluhurnya atau berpedoman pada warisan budaya tradisional setempat. Bagi seorang ibu yang hidup dalam alam modern, juga mendidik anaknya berdasarkan pengalaman atau ilmu pengetahuan yang pernah diterimanya dalam kehidupan modern. Dari kultur kehidupan keluarga yang kontradiktif di atas melahirkan perilaku pendidikan yang berlainan, sehingga upaya pendidikan yng diberikan kepada anak dengan pendekatan yang tidak selalu sama. Pada umumnya pendekatan pendidikan yang sering dilakukan dalam suatu keluarga berkisar pada pendekatan individual, pendekatan kelompok, pendekatan edukatif, pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional dan pendekatan keagamaan. Sedangkan pendidikan dasar yang baik yang harus dibelrikan dalam keluarga adalah pendidikan dasar agama, pendidikan dasar akhlak, pendidikan dasar moral, pendidikan dasar sosial, pendidikan dasar susila dan pendidikan dasar etika. 4. Interaksi antara ayah dan anak Universitas Sumatera Utara 30 Di indonesia, seorang ayah dianggap sebagai kepala keluarga yang diharapkan mempnyai sifat-sifat kepemimpinan yang baik. Sesuai dengan ajaran- ajaran tradisional jiwa, maka seorang pemimpin harus dapat memberikan teladan yang baik ing ngarso sung tulodo, memberi semangat sehingga pengikut itu kreatif ing madyo mangun karso, dan membimbing tut wuri handayani. Sebagai seorang pemimpin di dalam rumah tangga, maka seorang ayah harus mengerti serta memahami kepentingan-kepentingan dari keluarga yang dipimpinnya. Pada fase awal dari kehidupan anak, dia tidak hanya berkenalan dengan ibunya, tetapi juga berkenalan dengan ayahnya sebagai orang tuanya. Keduanya sama-sama memerikan cinta, kasih dan sayang serta berusaha memberikan pendidikan terbaik bagi anaknya. Karena setiap pengalaman baik atau pun buruk yang dimiliki seorang anak akan menjadi referensi kepribadian anak pada masa- masa selanjutnya, maka yang harus diberikan kepada anak adalah pengalaman yang baik-baik saja. Karenanya menjadi tugas dan tanggung jawab orang tau untuk memberikan pengalaman yang baik kepada anak melalui pendidikan yang diberikan dalam keluarga. Dengan posisi dan peranan yang sedikit berbeda, antara ibu dan ayah melahirkan hubungan yang bervariasi dengan anak. Meski begitu, baik ibu maupun ayah sama-sama berusaha berda sedekat mungkin dengan anaknya, seolah-olah tidak ada jarak. Karena hanya dengan begitu, orang tua dapat memberikan pendidikan lebih intensif kepada anaknya di rumah. Seorang ayah dengan kesadaran yang tinggi akan pentingnya pendidikan bagi anaknya akan berusaha meluangkan waktu dan mencurahkan pikiran untuk memperhatikan pendidikan anaknya serta menjadi pendengar yangn baik ketika anak menceritakan berbagai pengalaman yang didapatkannya diluar rumah. Ketika sedang di tengah perjalanan, entah di atas kendaraan bermotor atau ketika berjalan kaki, ayah tidak hanya memandang-mandang sesuatu ke kiri dan ke kanan tidak karuan, tetapi pada kondisi tertentu sebaiknya dimanfaatkan untuk Universitas Sumatera Utara 31 berdialog dan diselingi tanya jawab dalam perspektif kependidikan tentang sesuat dengan anak, agar dia memperoleh pelajaran yang baik dari ayahnya. 5. Interaksi antara anak dan anak Kehidupan keluarga di masa lalu mencerminkan keluarga besar dengan jumlah anak yang banyak dala rumah tangga. Tetapi bukan semata-mata didasari oleh persepsi bahwa “banyak anak banyak rezeki”. Kekurangan pengetahuan tentang cara-cara pengendalian kelahiranlah yang menjadi pangkal penyebabnya. Program KB yang dicanangkan pemerintah belum dikenal di masa lalu, sehingga wajar saja masyarakat tradisional tidak mengenal NKKBS Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera . Tradisi memiliki banyak anak untuk keluarga tertentu dirasakan sebagai kebanggan tersendiri. Sampai sekarang tradisi banyak anak masih ada di kalangan keluarga tertentu. Meskipun mereka sudah hidup dalam kehidupan mpdern dengan tingkat pengendalian kelahiran yang tidak diragukan. Tetapi, karena berhasilnya program KB di Indonesia, kebanyakan kehidupan keluarga di huni oleh ayah, ibu, dan dua orang anak. Dengan hadirnya anak-anak dalam keluarga berarti komunitas keluarga bertambah. Di sini interaksi semakin meluas. Semula hubungan antara suami dan istri, kemudian meluas hubungan antara anak dan anak. Hubungan antara anak tidak selalu melibatkan orang tuanya. Bisa saja berlangsung antara sesama anak. Mereka bermain bersama, saling membantu antara sesama mereka, atau melakukan apa saja yang dapat menyenangkan hati. Interaksi antara sesama anak bisa berlangsung di mana dan kapan saja. Banyak hal yag menjadi penghubung jalannya interaksi antara sesama anak. Misalnya masalah pelajaran, masalah bermain, masalah rekreasi dan sebagainya. Pertemuan antara kakak dan adiknya untuk membicarakan rencana untuk berkunjung kerumah teman atau seorang adik yang meminta bantuan kepada kakaknya bagaimana cara belajar yang baik adalah bentuk interaksi sesama anak. Interaksi yang berlangsung diantara mereka tidak sepihak, tetapi secara timbal balik. Pada suatu waktu, mungkin saja seorang kakak yang memulai pembicaraan Universitas Sumatera Utara 32 yang memulai untuk membicarakan suatu hal kepada adiknya. Tetapi dilain kesempatan bisa saja seorang adik yang memulai pembicaraan untuk membicarakan sesuatu hal kepada kakaknya. Mereka berbicara antar sesama mereka, tanpa melibatkan orang tua. Bahasa yang mereka pergunakan sesuai dengan alam pemikiran dan tingkat pengusaan bahasa yang dikuasai. Mereka bertukar pengalaman, bersenda gurau, bermain atau melakuka aktivitas apa saja menurut cara mereka masing-masing dalam suka dan duka.

2.2.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dalam Keluarga

Dokumen yang terkait

KELUARGA PASANGAN PERKAWINAN USIA MUDA/ REMAJA DALAM PERSPEKTIF PERTUKARAN SOSIAL

0 3 17

Pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB

0 4 214

PERILAKU REMAJA PADA KELUARGA MISKIN (STUDI KASUS KENAKALAN REMAJA DI DESA HELVETIA KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG).

0 4 20

PARTISIPASI IBU RUMAH TANGGA DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA DI DESA SEI SEMAYANG KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 27

PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAH DI USIA REMAJA.

1 8 112

Pola Komunikasi Keluarga Dalam Pengambilan Keputusan Perkawinan Usia Remaja (Studi kasus pola komunikasi keluarga dalam pengambilan keputusan perkawinan usia remaja di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PARADIGMA KAJIAN - Pola Komunikasi Keluarga Dalam Pengambilan Keputusan Perkawinan Usia Remaja (Studi kasus pola komunikasi keluarga dalam pengambilan keputusan perkawinan usia remaja di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabu

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONTEKS MASALAH - Pola Komunikasi Keluarga Dalam Pengambilan Keputusan Perkawinan Usia Remaja (Studi kasus pola komunikasi keluarga dalam pengambilan keputusan perkawinan usia remaja di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten

0 0 9

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERKAWINAN USIA REMAJA (Studi kasus pola komunikasi keluarga dalam pengambilan keputusan perkawinan usia remaja di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 1 15

Komunikasi Keluarga dalam Pengambilan Keputusan Perkawinan di Usia Remaja - Repository Universitas Al Azhar Indonesia

0 0 13