Pengambilan Keputusan Remaja Remaja .1 Pengertian Remaja

43 Lingkungan pergaulan untuk remaja adalah sesuatu yang harus dimasuki karena di lingkungan pergaulan seorang remaja bisa terpengaruh ciri kepribadiannya. Lingkungan sosial sewajarnya menjadi sorotan agar bisa menjadi lingkungan yang baik yang bisa meredam dorongan-dorongan negatif atau patologis pada remaja.

2.2.5.4 Pengambilan Keputusan Remaja

Menurut Steinberg 2010, remaja memiliki pengambilan keputusan yang berbeda dan memiliki karakteristik pengambilan keputusan yang berbeda dengan tahap perkembangan lain. Terdapat 6 karakteristik yang membedakan pengambilan keputusan remaja, yaitu library.binus.com : 1. Remaja sangat sensitif terhadap penghargaanhadiahreward, termasuk stimulus penghargaan tersebut, status sosial atau merasa dikagumi dan dihargai. Sensitivitas tinggi terhadap penghargaan inilah yang diwujudkan dengan 2 cara yang berbeda seperti apa remaja menyelesaikan masalah, dan apa saja yang akan menjadi pertimbangan ketika mereka membuat keputusan. Demikian juga, ketika dihadapkan dengan sebuah pilihan antara dua alternatif tindakan, remaja akan cenderung memilih alternatif yang memiliki potensi reward yang lebih besar pada setiap alternatif daripada kerugian dari masing-masing alternatif. 2. Dibanding dengan orang dewasa, remaja lebih fokus pada konsekuensi yang langsung pada suatu keputusan daripada berpikir tentang jangka panjang pada suatu keputusan. 3. Orientasi yang lemah dalam memprediksi masa depan mempengaruhi remaja dalam melihat kerugian dalam pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan mereka cenderung memperhatikan dan fokus pada kerugian yang secara langsung dan jangka pendek dari sebuah pilihan daripada kerugian jangka panjang. 4. Keputusan remaja tentang pengambilan resiko lebih mudah digoyahkan daripada orang dewasa, hal ini sangat dipengaruhi oleh kelompok sebaya mereka, pengaruh kelompok sebaya sangat tinggi dalam pengambilan Universitas Sumatera Utara 44 keputusan. Pengaruh kelompok cenderung memperuncing sensitivitas remaja terhadap reward dan pilihan remaja terhadap reward secara langsung jangka pendek. Berbeda dengan orang dewasa yang cenderung memilih untuk sendiri dalam keputusan akan suatu resiko. 5. Ketidakmatangan yang terkait bagian otak dengan kontrol kognitif. Remaja relatif berbeda dengan orang dewasa, yaitu kurang mampu untuk mengatur perilaku mereka. Hal tersebut tercermin pada remaja sebagian besar cenderung untuk bertindak sebelum berpikir, sulit membuat rencana dan mengontrol emosi mereka. 6. Pengambilan keputusan pada remaja lebih mudah terganggu oleh rangsangan emosi dan sosial dibandingkan dengan orang dewasa. Pada penelitian yang membandingkan pengambilan keputusan pada remaja dan dewasa, penelitian dilakukan pada mereka yang sedang sendiri dan ketika berada dibawah kondisi rangsangan emosional diminimalkan.

2.3. MODEL TEORITIK

Gambar 2.1 Model Teoritik Sumber: Peneliti, 2015. • Komunikasi • Komunikasi Antarpribadi • Pola Komunikasi Keluarga • Pengambilan Keputusan • Remaja Remaja perempuan berusia 15-19 tahun yang sudah menikah. Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, kabupate Deli Serdang Pola komunikasi keluarga, pengambilan keputusan menikah usia remaja Universitas Sumatera Utara 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi penelitian dalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian epistemilogi penelitian, yaitu yang menyangkut bagaimana kita mengadakan penelitian Usman, 2009:41. Penelitian ini berjudul “Studi Kasus Pola Pomunikasi Keluarga dalam Pengambilan Keputusan Perkawinan Usia Remaja di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli serdang”. Studi kasus merupakan strategi yang cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “how” atau “why”, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa- peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer masa kini di dalam konteks kehidupan nyata. Selain itu, penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu studi-studi kasus eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif. Dalam penggunaannya, peneliti studi kasus perlu memusatkan perhatian pada aspek pendesainan dan peyelenggaraannya agar lebih mampu menghadapi kritik-kritik tradisional tertentu terhadap metodetipe pilihannya Robert, 2002:1. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dengan metode dekriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan situasi, proses atau gejala-gejala tertentu yang diamati. Penelitian yang menggunakan metode kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi dan situasi serta fenomena realitas sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi penelitian dan berupaya menarik realita itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, model, tanda atau gambaran tentang kondisi dan fenomena tertentu Bungin, 2007 : 68. Metode penelitian kualitatif ini digunakan karena: Universitas Sumatera Utara 46 1. Metode penelitian kualitatif lebih mudah apabila berhadapan denagn kenyataan ganda 2. Metode kualitatif menyajikan secara lagsung hakikat hubungan antar peneliti dan informan 3. Metode kualitatif lebih dapat menyesuaikan diri dengan latar penelitian dan mampu melakukan penajaman pola-pola nilai yang dihadapi peneliti Ghony dan Almanshur, 2012:34

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian merujuk pada masalah atau tema yang diteliti Idrus, 2009 : 91. Objek penelitian ini adalah Pola Komunikasi Keluarga dalam Pengambilan Keputusan Perkawinan Usia Remaja di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli serdang.

3.3 Subjek Peneltian

Subjek Penelitian adalah informan yang diminta informasi berhubugan dengan penelitian yang dilakukan. Jumlah informan dan individu yang menjadi informan dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Orang-orang yang dapat menjadi informan dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Adapun Subjek dari penelitian ini adalah remaja perempuan usia 15-19 tahun yang sudah menikah di Desa Sei Semayang, Kec. Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilakukan di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Awalnya peneliti pergi ke kantor Desa Sei Semayang dan bertemu dengan kepala desa yaitu bapak Asli Sembiring, kemudian peneliti menanyakan mengenai jumlah penduduk yang sudah menikah pada usia remaja. Bapak Asli Sembiring mengarahkan peneliti untuk bertemu sekretaris desa dan tuan kadi desa Sei Semayang. Tuan kadi desa Sei Semayang menerangkan bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan sekitar 50 pelaku menikah pada usia remaja. Untuk memulai pencarian informan, peneliti mendapatkan saran dari tuan kadi untuk meneliti orang yang sudah peneliti kenal sebelumnya. Karena di sekitar Universitas Sumatera Utara 47 lingkungan tempat tinggal peneliti ada beberapa orang yang sudah menikah pada usia remaja antara 15-19 tahun. Terpilihlah informan pertama bernama Mayang Indah Putri. Disini peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan panduan pertanyaan wawancara yang telah peneliti buat, selain itu peneliti juga menanyakan hal-hal mendalam sampai sejauh mana informan memiliki tingkat kepercayaan terhadap peneliti dalam memberikan informasi, selain itu peneliti tetap mengamati serta meminta pendapat lain dari orang terdekat informan tersebut. Setelah memperoleh hasil, peneliti bertemu dengan informan kedua, yaitu Sri Susi Nirmala Sari, yang tak lain adalah kakak angkat peneliti sejak kecil. Informan ketiga adalah Lina Indahyani memiliki kesamaan pola komunikasi di dalam keluarga dengan informan kedua, dimana peran orang tua dan komunikasi di dalam keluarga mereka tidak berjalan dengan baik. Ketiga informan yang peneliti wawancarai ternyata memiliki hasil yang sama, sehingga hasil yang lebih banyak peneliti buat dalam sebuah kesimpulan. Meskipun terdapat berbagai pernyataan dan pedapat yang berbeda dalam pengungkapannya namun inti dari wawancara tersebut memiliki kesamaan makna.

3. 4 Studi Kasus

Rahardjo Gudnanto 2011: 250 studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara integratif dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik. Walgito 2010: 92 studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu kejadian mengenai perseorangan riwayat hidup. Pada metode studi kasus ini diperlukan banyak informasi guna mendapatkan bahan-bahan yang agak luas. Metode ini merupakan integrasi dari data yang diperoleh dengan metode lain. Sedangkan Winkel Hastuti 2006: 311 menyatakan bahwa studi kasus dalam rangka pelayanan bimbingan merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan siswa secara lengkap dan mendalam, dengan tujuan memahami individualitas siswa dengan baik dan membantunya dalam perkembangan selanjutnya. Universitas Sumatera Utara 48 Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa studi kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis individu, dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam.

3.4.1 Jenis-jenis Penelitian Studi Kasus

Dokumen yang terkait

KELUARGA PASANGAN PERKAWINAN USIA MUDA/ REMAJA DALAM PERSPEKTIF PERTUKARAN SOSIAL

0 3 17

Pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan kesejahteraan keluarga jarak jauh pada mahasiswa pascasarjana IPB

0 4 214

PERILAKU REMAJA PADA KELUARGA MISKIN (STUDI KASUS KENAKALAN REMAJA DI DESA HELVETIA KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG).

0 4 20

PARTISIPASI IBU RUMAH TANGGA DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA DI DESA SEI SEMAYANG KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 27

PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAH DI USIA REMAJA.

1 8 112

Pola Komunikasi Keluarga Dalam Pengambilan Keputusan Perkawinan Usia Remaja (Studi kasus pola komunikasi keluarga dalam pengambilan keputusan perkawinan usia remaja di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PARADIGMA KAJIAN - Pola Komunikasi Keluarga Dalam Pengambilan Keputusan Perkawinan Usia Remaja (Studi kasus pola komunikasi keluarga dalam pengambilan keputusan perkawinan usia remaja di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabu

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONTEKS MASALAH - Pola Komunikasi Keluarga Dalam Pengambilan Keputusan Perkawinan Usia Remaja (Studi kasus pola komunikasi keluarga dalam pengambilan keputusan perkawinan usia remaja di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten

0 0 9

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERKAWINAN USIA REMAJA (Studi kasus pola komunikasi keluarga dalam pengambilan keputusan perkawinan usia remaja di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 1 15

Komunikasi Keluarga dalam Pengambilan Keputusan Perkawinan di Usia Remaja - Repository Universitas Al Azhar Indonesia

0 0 13