33
mampu melihat kecenderungan-kecenderungan yang timbul dan sekaligus mengaitkan kecenderungan-kecenderungan itu dengan sasaran-sasaran yang ingin
dicapai. 2.3.2.3.6
Demokratif, berkeadilan dan inklusif Terbuka atas kritik dan masukan serta mampu bersikap adil dan merata.
Seorang Kepala Sekolah harus membuat kebijakan dan sekaligus melakukan kebajikan. Keadilan mengandung makna kesesuaian antara hak dan kewajiban,
posisi dan tugas serta prinsip keadilan lain dengan demikian partisipasi total guru di sekolah yang dipersyaratkan dalam MBS akan terjelma.
2.4 Kerangka Berfikir
Manajemen Berbasis Sekolah MBS adalah suatu pendekatan pengelolaan sekolah yang memberikan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang
luas dari pemerintah pusat kepada sekolah dalam merencanakan, mengelola, melaksanakan dan memecahkan permasalahan yang dihadapi maupun
menentukan strategi dalam upaya mewujudkan sekolah yang efektif yang ditandai dengan adanya proses pembelajaran yang baik dan menghasilkan lulusan yang
bermutu. Ada empat kondisi yang sangat penting agar MBS dapat berjalan di
sekolah yaitu: 1 Kepemimpinan yang kuat dan fleksibel, 2 Ketersediaan sarana pembelajaran yang memadai, 3 Komitmen masyarakat terhadap sekolah, dan 4
Fokus pada pembelajaran. Dari keempat kondisi tersebut, kepemimpinan Kepala Sekolah yang kuat
dan fleksibel yang sesuai dengan tata nilai yang ideal akan sangat menentukan keberhasilan dalam melaksanakan proses belajar mengajar serta mampu
34
mengembangkan semua potensi sekolah yang ada dapat berfungsi secara optimal merupakan kondisi yang perlu mendapat perhatian serius. Kepala Sekolah
merupakan pemimpin tertinggi di sekolah, pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh, bahkan sangat menentukan terhadap keberhasilan dalam penerapan
MBS di sekolah, sehingga dapat mewujudkan sekolah yang mandiri dan efektif yang akhirnya proses belajar mengajar meningkat dan menghasilkan lulusan yang
bermutu serta dapat diterima oleh stakeholders. Untuk mempermudah dalam memahami alur pemikiran dalam penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut.
- Input Values - Tersediannya Sarpras
- Process Values Pendidikan
- Output Values - Komitmen Masyarakat
Terhadap sekolah
- Fokus
pada pembelajaran
Gambar 1
Kerangka Berfikir Penelitian Kepemimpinan
Kepala Sekolah Proses Belajar
Mengajar Lulusan
Yang bermutu
Stakeholders Pemakai lulusan
35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Sebagaimana telah dipaparkan pada bagian pendahuluan, bahwa fokus penelitian ini adalah utuk mengetahui peran kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
penerapan MBS di SMA Negeri 1 Magelang sesuai dengan tata nilai pengelolaan pendidikan. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan latar
alami natural setting. Bogdan dan Biklen dalam MUNANDIR 1990 penelitian kualitatif memiliki lima ciri, yaitu 1 dilakukan pada latar alami, karena yang
merupakan alat penting adalah adanya data yang langsung dari perisetnya, 2 bersifat diskriptif yaitu data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata atau
gambar dari pada angka, 3 lebih memperhatikan proses dari pada hasil, 4 dalam menganalisa data cenderung induktif dan 5 makna merupakan hal yang
essensial. Moleong 2005:6 mengatakan bahwa penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistis, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai merode alamiah.
Menurut Muhajir 1989:25 dari dimensi ontologis penelitian kualitatif menurut pendekatan yang holitis, pengamatan objek sesuai dengan konteksnya,
dalam keseluruhan, tidak dieleminasikan dari integritasnya. Pada dimensi epistemologis
, penelitian kualitatif menuntut menyatunya subjek peneliti dengan objek penelitian dan pendukungnya sehingga terlibat langsung di kancah dan