tidak diinginkan tersebut, perlu diketahui kemampuan perairan di dalam menerima limbah tersebut sampai pada batas nilai ambang yang aman, artinya
tidak mengganggu siklus produksi budidaya.
2.6. Estimasi Daya Dukung Perairan Tawar.
Estimasi daya dukung dalam budidaya perikanan tawar dengan media budidaya seperti di waduk atau danau jauh lebih mudah dan sederhana
dibandingkan untuk perairan terbuka seperti di estuari atau teluk. Daya dukung lingkungan perairan sangat erat kaitannya dengan asimilasi dari lingkungan yang
menggambarkan jumlah limbah yang dapat dibuang ke dalam lingkungan tanpa menyebabkan polusi. UNEP, 1993. Kesederhanaan formula dan perhitungan-
perhitungan daya dukung perairan waduk atau danau karena disebabkan hidrologi yang mempengaruhi dinamika limbah budidaya tidaklah tinggi bahkan kerap
dianggap stagnan Beveridge, 1987 Sistem budidaya yang memperhitungkan ukuran daya dukung lingkungan
perairan tempat berlangsungnya kegiatan budidaya dalam menentukan skala usahaukuran unit usaha akan dapat menjamin kontinuitas hasil panen. Sistem
budidaya model ini sering diperkenalkan sebagai sistem budidaya berkelanjutan Piper et al. 1982 dalam Ali, 2004.
2.7. Karakteristik Badan Air dan Kualitas Lingkungan Perairan.
Parameter kualitas lingkungan perairan seperti suhu, pH, nitrogen, phosphor, oksigen terlarut, dan sejumlah variabel penting lainnya sebagai
parameter kualitas perairan yang diteliti sebagai acuan pengembangan budidaya ikan, harus berada dalam kisaran yang mendukung kehidupan dan pertumbuhan
spesies yang dibudidayakan Lawson, 1995. Empat variabel daya dukung yang mempengaruhi budidaya di Waduk yaitu temperatur, pH, DO, dan kedalaman
secchi Beveridge, 1996. Karakteristik ekologi waduk, inflow dan outflow, volume harus
dipertimbangkan dalam menentukan pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya yang sesuai dengan kondisi suatu lingkungan Buyukcapar et al. 2006. Badan
air dicirikan oleh empat komponen utama, yaitu komponen hidrologi, komponen
fisika, kimia, dan komponen biologi. Effendi, 2003 mengatakan air berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan surface water dan air tanah ground water.
Air permukaan adalah air yang berasal dari sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lain yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Kedalaman badan air
memberikan dampak terhadap peningkatan beban nutrient waduk. Kualitas perairan yang buruk sering terjadi pada waduk yang telah tua
karena telah terjadi pembentukan sedimentasi di dasar perairan, dan genangan perairan yang relatif permanen seperti pada Waduk Malahyu dan juga waduk lain
di Indonesia. Waduk Malahayu memiliki berbagai potensi pemanfaatan untuk masyarakat baik dibidang sosial ekonomi, tempat budidaya ikan, tempat
pariwisata. Pemanfaatan ini harus berkelanjutan, untuk itu proses perubahan kearah penurunan kualitas badan air Waduk Malahayu harus dihindarkan dengan
mendorong pemerintah untuk melakukan rehablitasi pengerukan sedimen dan pembilasan. Thornton et al. 1990 menyatakan pelepasan musiman nutrient dari
tempat penyimpanan ke waduk contoh sedimen memberikan pengaruh terhadap status nutrient waduk terutama selama periode ketika input dari sumber eksternal
minimal Cooke et al. 1977 dalam Thornton et al. 1990. Pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan manusia Antropogenik
merupakan permasalahan lingkungan yang berpengaruh terhadap perairan waduk Gambar 2. Pada ekosistem tergenang seperti danau atau waduk, unsur yang
berperan terhadap penurunan kualitas perairan adalah phosphor yang mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas perairan yang bersangkutan.
2.8. Stasus Trofik