fisika, kimia, dan komponen biologi. Effendi, 2003 mengatakan air berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan surface water dan air tanah ground water.
Air permukaan adalah air yang berasal dari sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lain yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Kedalaman badan air
memberikan dampak terhadap peningkatan beban nutrient waduk. Kualitas perairan yang buruk sering terjadi pada waduk yang telah tua
karena telah terjadi pembentukan sedimentasi di dasar perairan, dan genangan perairan yang relatif permanen seperti pada Waduk Malahyu dan juga waduk lain
di Indonesia. Waduk Malahayu memiliki berbagai potensi pemanfaatan untuk masyarakat baik dibidang sosial ekonomi, tempat budidaya ikan, tempat
pariwisata. Pemanfaatan ini harus berkelanjutan, untuk itu proses perubahan
kearah penurunan kualitas badan air Waduk Malahayu harus dihindarkan dengan mendorong pemerintah untuk melakukan rehablitasi pengerukan sedimen dan
pembilasan. Thornton et al. 1990 menyatakan pelepasan musiman nutrient dari tempat penyimpanan ke waduk contoh sedimen memberikan pengaruh terhadap
status nutrient waduk terutama selama periode ketika input dari sumber eksternal minimal Cooke et al. 1977 dalam Thornton et al. 1990.
Pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan manusia Antropogenik merupakan permasalahan lingkungan yang berpengaruh terhadap perairan waduk
Gambar 2. Pada ekosistem tergenang seperti danau atau waduk, unsur yang berperan
terhadap penurunan
kualitas perairan
adalah phosphor
yang mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas perairan yang bersangkutan.
2.8. Stasus Trofik
Status trofik suatu perairan mencerminkan tingkat kesuburan perairan sehingga berguna untuk pengelolaan. Status trofik dapat ditentukan berdasarkan
beberapa parameter seperti nutrien nitrat dan fosfat, klorofil-a dan kecerahan. Konsentrasi N dan P merupakan salah satu indikator kualitas air dengan
hubungannya dengan kesuburan perairan. Kedua unsur ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan fitoplankton. Sumber N dan P dapat berasal dari luar dan dari
dalam badan air. Sumber yang berasal dari luar antara lain dari atmosfer ke permukaan air melalui hujan; jatuhan partikel kering dry fallout; run off dari
lahan pertanian, peternakan, hutan dari limbah domestik maupun limbah industri. Sumber yang berasal dari badan air sendiri antara lain dari proses dekomposisi
nutrien pada sedimen, tumbuhan air serta fiksasi N udara bebas oleh
mikroorganisme menjadi N organik Ryding dan Rast, 1989. Kualitas air sering dipakai sebagai acuan terhadap pendekatan tingkat
kesuburan suatu perairan, dan tingkat kesuburan perairan juga ditentukan oleh unsur hara di dalamnya.
Menurut USEPA dalam Henderson-Seller dan Markland, 1987 menyebutkan bahwa secara garis besar suatu badan air telah
mengalami proses eutrofikasi dengan ditandai adanya penurunan konsentrasi oksigen terlarut pada lapisan hipolimnion, kenaikan konsentrasi nutrien N dan P,
kenaikan Suspended solid terutama material organik, penurunan penetrasi cahaya kecerahan menurun, terjadi blooming alga, konsentrasi fosfor dan sedimen serta
keragaman jenis alga rendah tetapi padat serta tinggi produktivitasnya. Perairan yang mengalami eutrofikasi mengakibatkan terjadinya kematian masal ikan dari
ukuran benih ikan hingga ikan dewasa yang berada dalam perairan tersebut. Kematian masal ikan merupakan akibat dari akumulasi bahan organik baik pada
dasar perairan maupun pada kolom perairan. Tingkat kesuburan suatu perairan adalah suatu gambaran yang mencerminkan kaya miskinnya sistem trofik dari
suatu ekosistem. Odurn, 1971. Status trofik suatu perairan pada Tabel 1
Wetzel, 2001. Tabel 1. Kriteria klasifikasi status trofik perairan danau dan waduk Ryding
Rast, 1989; Wetzel, 2001. Parameter
Status Trofik Oligotrofik
Mesotrofik Eutrofik Hipereutrofik
Fosfat-Total mgm
3
Rata-rata 8,0
26,7 84,4
- Antara
3,0-17,7 10,9-95,6
16,2-386 750 -1200
Nitrogen-Total mgm
3
Rata-rata 661
753 1875
- Antara
307-1387 361-1630
393-6100 -
Klorofil-a mgm
3
Rata-rata 1,7
4,7 14,3
- Antara
0,3-4,5 3 -11
3-78 100 -150
Kedalaman Sekki m Rata-rata
9,9 4,2
2,45 -
Jarak 5,4-28,3
1,5-8,1 1,5-7,0
0,4-0,5
Masuknya unsur hara kedalam badan air menyebabkan terjadinya proses eutrofikasi
perairan. Ciri-ciri perairan yang mengalami proses eutrofikasi adalah: kensentrasi oksigen terlarut di zona hipolimnion menurun, konsentrasi unsur hara
meningkat, padatan tersuspensi terutama bahan organik meningkat, dominasi diatom digantikan oleh alga biru dan alga hijau dan penetrasi cahaya menurun
Henderson Markland, 1987. Perairan waduk berdasarkan tingkat kesuburannya diklasifikasikan
menjadi 3 yaitu oligotrofik, eutrofik dan mesotrofik menurut Colle, 1988 dalam Effendi, 2003.
a. Perairan oligotrofik merupakan perairan yang tingkat kesuburannya rendah
dengan beberapa ciri sebagai berikut: Sangat dalam, termoklin tinggi, hipolimnion, suhu epoliminion lebih
dingin. Kandungan bahan organik yang tersuspensi dan didasar perairan kecil.
Kandungan kalsium, fosfat, dan nitrat miskin, bahan humus sangat sedikit atau hampir tidak ada.
Kandungan oksigen terlarut tinggi pada seluruh kedalaman dan umumnya terjadi sepanjang tahun;
Tanaman air tingkat tinggi sangat sedikit. Kualitas populasi plankton terbatas.
b. Perairan mesotrofik merupakan perairan yang tingkat kesuburanya sedang
dengan beberapa ciri sebagai berikut: Umumnya dangkal, temperatur bervariasi.
Kandungan humus tinggi. c.
Perairan eutrofikasi merupakan perairan yang tingkat kesuburanya tinggi dengan beberapa ciri sebagai berikut:
Umumnya dangkal Kandungan oksigen terlarut sedikit bahkan hampir tidak ada pada lapisan
hipolimnion . Keanekaragaman algae rendah, densitas tinggi, produtivitas tinggi sering
didominasi oleh Cyanophiceae, sering terjadi peledakan pertumbuhan algae.
Unsur hara tinggi, produktivitas hewan akuatik tinggi. Menurut Sukadi, 2007, klasifikasi tingkat kesuburan perairan secara
umum dan status trofik disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Klasifikasi tingkat kesuburan perairan berdasarkan unsur hara dan
biomassa fitoplankton klorofil-a
Parameter Klasifikasi kesuburan
Oligotrofik Mesotrofik Eutrofik
Hypereutrofik Rata-rata Total N UgL 661
753 1875
Tinggi Rata-rata Total P
8,0 26,7
84,4 200
Rata-rata 1 4,7 14,3 100-200
Klorofil-a ugL Puncak
konsentrasi 4,2 16,1
42,6 500
klorofil-a ugL Sumber: UNEP-ELEC, Vol.3, 2001 dalam Sukadi, 2007
2.9. Faktor Fisika Perairan 2.9.1