Hidroklimatologi dan DAS Waduk Malahayu. Daya Dukung Ekosistem Perairan waduk.

mdpl. Terdapat tepian dinding waduk bagian selatan digunakan dinding batuan dengan lebar dinding batuan yang digunakan sekitar 100 meter yang menjurus sampai ke dasar waduk, jumlah teluk banyak, garis pantai yang panjang dan daerah tangkap hujan luas. Bentuk gradien longitudal perairan Waduk Malahayu secara umum dibagi dalam zona mengalir riverin, dan zona lakustrin. Zona mengalir dari sumber utama berbeda di inlet waduk yang terjadi pengaliran air masuk dari sungai Cikabuyutan, zona mengalir mempunyai kekuatan arus yang cukup keras tergantung musim, ketersediaan hara tinggi serta terjadi penetrasi cahaya optimal, dangkal. Sedangkan zona tergenang terdapat pada daerah penebaran benih. Berdasarkan Ace et al. 1988 dalam Wahyudi et al. 2002 Secara fisik bangunan utama Waduk Malahayu dibuat dengan ketinggian 24 meter, berupa timbunan tanah dan inti lempeng kemiringan 1:2,25 dengan tiga dam selebar 1,7 meter pada elevasi 59,25 meter, panjang mercu 177 meter, pelimpah dibuat dari pasangan batu pada elevasi mercu 55,75 meter dan panjang 40,22 meter, bangunan intake berupa menara beton setinggi 30 meter dengan diameter 4,9 meter. Luas genangan air 9,25 km 2 dengan ketinggian muka air +55,75 meter diatas air laut, volume air 38.880.080 m 3 dan kedalaman air rata-rata 12,75 meter Wahyudi et al. 2002. Air waduk dialirkan ke Bendung Nambe kemudian digunakan untuk operasional irigasi dari daerah Kabuyutan.

2.3. Hidroklimatologi dan DAS Waduk Malahayu.

Curah hujan rata-rata pertahun dapat dibagi menjadi bagian hulu dan bagian hilir. Bagian hilir pada elevasi +56 m, curah hujan rata-rata 1.506-3.513 mm. Sedangkan pada bagian hulu pada elevasi +90 m, curah hujan rata-rata 1.753-4.268 mm, aliran yang masuk tampungan waduk rata-rata pertahun mencapai 78 juta km 3 yang dapat diperinci 77,5 aliran masuk pada bulan Januari sampai April, 17,13 aliran masuk pada bulan Mei sampai Juni, Desember dan 5,2 aliran masuk pada bulan Juli Wahyudi et al. 2004. Daerah Aliran Sungai DAS Waduk Malahayu seluas 64 km 2 pada posisi koordinat 7 7’25 LS, sekitar 40 dari luas DAS merupakan daerah berbukit-bukit dan berupa hutan pohon jati Widyayanti, 2007.

2.4. Daya Dukung Ekosistem Perairan waduk.

Waduk biasanya dibentuk dengan membangun dan melintasi sungai sehingga air bendungan berada dibelakang dam Ryding dan Rast, 1989. Biasanya waduk memiliki drainase, kedalaman rata-rata, kedalaman maksimum, luas beban perairan yang lebih besar dibanding danau, tetapi dengan waktu tinggal yang lebih pendek dibanding danau. Straskraba dan Tundisi, 1999 yang menyatakan bahwa waduk dibuat dan diciptakan manusia untuk tujuan tertentu. Waduk telah memberikan keuntungan dan konstribusi yang sangat besar untuk manusia karena bisa dimanfaatakn untuk pembangkit tenaga listrik, irigasi, ekoturisme, pertanian irigasi dan air minum. Namun peruntukan yang paling banyak adalah sebagai sumber pembangkit tenaga listrik. Kondisi lingkungan waduk sangat dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama adalah faktor dari alam, yaitu semakin lama umur waduk akan mengalami pendangkalan karena sedimentasi. Pendangkalan tentu akan berpengaruh terhadap volume air, kandungan oksigen, plankton-plankton, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap biota perairan yang hidup. Faktor yang kedua adalah faktor manusia juga mendapat peran yang sangat penting terhadap memburuknya kondisi lingkugan waduk. Pengetahuan tentang konsep daya dukung perairan telah lama dikenal dan dikembangkan dalam lingkungan budidaya perikanan, seiring dengan peningkatan pemahaman akan pentingnya pengelolaan lingkungan budidaya untuk menunjang kontinuitas produksi. Dalam perencanaan atau desain suatu sistem produksi budidaya perikanan, nilai daya dukung dimasukkan sebagai faktor penting untuk dapat menjamin siklus produksi dalam waktu yang lama. Pengertian tentang daya dukung lingkungan perairan adalah sesuatu yang berhubungan erat dengan produktivitas lestari perairan tersebut. Artinya, daya dukung lingkungan perairan itu sebagai nilai mutu lingkungan yang ditimbulkan oleh interaksi dari semua unsur atau komponen fisika, kimia dan biologi dalam suatu kesatuan suatu ekosistem Poernomo, 1994. Daya dukung suatu lingkungan ekologi berperan terhadap mempertahankan maksimum potensi produksi suatu spesies atau populasi dalam kaitannya dengan sumber makanan alami di ekosistem tersebut FAO, 1992. Dalam budidaya air tawar, daya dukung dipahami dan ditegakkan untuk perlindungan sumberdaya perairan sehingga hasil produksi maksimal dapat dicapai Buyukcapar et al. 2006. Perkiraan daya dukung untuk budidaya perairan tawar adalah masalah yang kompleks. Kompleksitas tersebut banyak berasal dari interaksi antara faktor fisik, kimia dan biologi di lingkungan budidaya Duarte et al. 2003. Daya dukung kualitas perairan yang meliputi fisika, kimia dan biologi dipengaruhi oleh aktifitas pertanian, pemukiman penduduk, pasar maupun industri yang berada disekitar aliran sungai. Odum 1993 menyatakan bahwa kegiatan manusia yang cenderung makin meningkat terutama di daerah aliran sungai memberikan dampak terhadap perubahan kualitas perairan disekitarnya. Kualitas air dapat dideteksi dengan berbagai cara, seperti dengan analisa fisika, kimia dan analisis biologi Hynes, 1978 dalam Rosenbreg, 1993. Perubahan lingkungan yang mempengaruhi daya dukung dapat menyebabkan kepunahan spesies ikan dalam pengelolaan perikanan yang berkelanjutan Akpalu, 2009.

2.5. Kapasitas Asimilasi Daya Dukung Perairan.