Kadar oksigen terlarut diperairan yang sama dengan kadar oksigen teoritis disebut kadar oksigen jenuh atau saturasi. Sedangkan kadar oksigen yang lebih
kecil dari kadar oksigen secara teoritis disebut tidak jenuh, yang melebihi nilai jenuh disebut super saturasi. Kejenuhan oksigen diperairan dinyatakan dengan
persen saturasi Jeffries Mills 1996 dalam Effendi, 2003. Kandungan oksigen terlarut di danau dapat menentukan daerah trofik. Perairan yang oligotrofik
menunjukan variasi yang kecil dari oksigen saturasi, sedangkan perairan yang eutrofik
kisaran oksigen saturasinya bisa mencapai 250. Selain itu bahan organik dari sumber alam atau dari domestik dan industri merupakan limbah yang
dapat menyebabkan terjadinya penurunan kelarutan oksigen di perairan Golman Horne, 1983.
Sumber oksigen terlarut di hipoliminium hampir tidak ada. Setelah stratifikasi suhu yang permanen pada musim panas, danau akan mengalami
periode stagnan di bawah termoklin, dengan suhu yang rendah, densitas yang lebih tinggi, lebih kental daripada lapisan atas, dimana gas-gas dan produk
dekomposisi terakumulasi Welch, 1980. Sumber oksigen terlarut di perairan yang utama adalah difusi udara. Laju transfer oksigen tergantung pada konsentrasi
oksigen terlarut di lapisan permukaan, konsentrasi saturasi oksigen, dan bervariasi sesuai kecepatan angin Seller dan Markland, 1987. Adsorpsi oksigen dari udara
ke air melalui dua cara yaitu: Difusi langsung ke permukaan air atau melalui berbagai bentuk agitasi air permukaan, seperti gelombang, air tejun, turbulensi
Wrlch, 1952. Sumber oksigen terlarut sebagian adalah aerasi permukaan Seller dan Markland, 1987. Susupan oksigen terlarut ke badan air dapat terjadi karena
inflow . Di waduk inflow yang utama masuk di bagian atas. Jika densitas inflow
berbeda dengan dengan densitas air permukaan, maka inflow masuk dan bergerak di waduk sebagai arus densitas.
2.10.3. Fosfat
Kadar fosfat yang tinggi dalam perairan melebihi kebutuhan normal organisme akan menyebabkan eutrofikasi yang memungkinkan plankton
berkembang dalam jumlah melimpah kemudian akan mengalami kematian masal. Kematian masal plankton akan menurunkan oksigen terlarut secara drastis dan
kondisi ini akan membahayakan biota yang dibudidayakan. Kadar fosfat perairan yang aman dan baik adalah 0,2-0,5 mgl Mayunar et al., 1995. Ortofosfat adalah
bentuk fosfor yang secara langsung dimanfaatkan oleh tumbuhan akuatik. Sedangkan polifosfat harus mengalami hidrolisis untuk membentuk Ortofosfat
sebelum dimanfaatkan sebagai fosfor. Fosfor merupakan salah satu unsur penting dalam pertumbuhan dan metabolisme tubuh diatom. Fosfat dapat menjadi faktor
pembatas, baik secara temporal maupun spasial Raymont, 1980. Keberadaan fosfor di perairan alami biasanya relatif kecil, kadarnya lebih kecil daripada
nitrogen, karena sumber fosfor yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan sumber nitrogen. Sumber fosfor alami yang terdapat di dalam air berasal dari
pelapukan batuan mineral dan hasil dekomposisi organisme yang telah mati. Di alam biasanya fosfat berasal dari erosi batuan disebabkan perubahan
iklim, atau ekskresi manusia dan detergen serta pertanian atau penggunaan lahan Golterman, 1973. Pada umumnya fosfat yang berada di perairan banyak terdapat
dalam bentuk fosfat organik. Sumber utama fosfat anorganik terutama berasal dari penggunaan deterjen, alat pembersih untuk keperluan rumah tangga serta berasal
dari industri pupuk pertanian. Sedangkan fosfat organik berasal dari makanan dan buangan rumah tangga. Semua fosfat mengalami proses perubahan biologis
menjadi fosfat organik yang selanjutnya digunakan oleh tanaman untuk membuat energi. Fosfat sangat berguna untuk pertumbuhan organisme dan merupakan
faktor yang menentukan produktivitas badan air. Fosfat yang terlarut dalam perairan pada keadaan normal biasanya
terbentuk Ortofosfat yang ada diperairan dalam jumlah yang rendah. Menurut Sutamihardja 1978 dalam Prihadi 2005 kandungan fosfat terlarut dalam
perairan alam umumnya tidak lebih dari 0,1 mgL. Jika dalam suatu perairan terjadi masukkan bahan pencemar dalam jumlah yang tinggi dan mengakibatkan
kandungan fosfatnya cukup tinggi dapat mengakibatkan terjadinya proses eutrofikasi
atau keadan lewat subur yang mengakibatkan terjadinya pertumbuhan plankton yang tidak terkendali.
Phosphor memiliki peran utama dalam mengendalikan produktivitas di perairan tawar Linkes, 1972 dan merupakan elemen pertama pembatas di
perairan. Rasio N:P bervariasi sebagai bahan dasar dalam struktur tubuh
fitoplankton Lytras, 2007. Unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut
Ortofosfat dan polifosfat dan senyawa organik yang berupa partikulat Effendi, 2003.
Total P adalah salah satu nutrien yang penting untuk mengetahui mengenai eutrofikasi
. Fosfor sering digunakan sebagai kunci untuk menjelaskan kualitas algae yang ada di danau. Soegiarto dan Birowo, 1976 menyatakan kandungan
fosfat pada lapisan permukaan lebih rendah daripada lapisan bawahnya, sehingga kandungan fosfat yang tinggi di lapisan permukaan dapat dipakai sebagai indikasi
terjadinya proses penaikan masa air. Fosfor merupakan unsur esensial bagi pembentukan protein dan
metabolisme sel organisme dan fosfor terdapat dalam bentuk senyawa orthofosfat P0
4 30
, metafosfat P3O9
30
dan polifosfat PiO
4 30
serta dalam bentuk organik Wardoyo, 1982. Kandungan fosfat yang optimal bagi pertumbuhan fitoplankton
berada pada kisaran 0,27-5,51 ppm Bruno et al.1979 dalam Widjaja et al.1994. Fosfat mempengaruhi komposisi fitoplankton, pada perairan yang memiliki nilai
fosfat rendah 0,00-0,02 ppm akan dijumpai dominasi diatom terhadap fitoplankton yang lain, dan pada perairan dengan nilai fosfat sedang 0,02-0,05
ppm akan banyak dijumpai jenis Cholorohyceae, sedangkan pada perairan dengan nilai fosfat tinggi 0,10 ppm akan didominasi oleh Cyanophiceae
Moyle 1946 dalam Kaswadji, 1976. Menurut Hans W., Paerl et al. 2010 Ledakan Cyanobacterial Microcystis mencerminkan ekosistem perairan tawar
terjadi eutrofikasi, karena perairan telah menunjukan peningkatan N P berlebihan. Upaya yang dilakukan dalam manajemen tradisional adalah
mengontrol terjadinya ledakan dengan cara pengurangan input Phospor.
2.10.4. Nitrogen Total