sampai tidak berasap selama ± 20 menit. Dilanjutkan dengan pengaburan didalam tanur dengan suhu 600
o
C sampai pengabuan sempurna sesekali pintu tanur dibuka sedikit agar oksigen masuk. Sampel yang sudah diabukan didinginkan ke
dalam desikator dan ditimbang. Tahap pembakaran dalam tanur diulangi hingga didapatkan berat yang konstan. Kadar abu dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan: A = Berat cawan abu porselen kosong gram
B = Berat cawan abu porselen dengan sampel sebelum dikeringkan gram C = Berat cawan abu porselen dengan sampel setelah dikeringkan gram
3.4.3.3 Analisis kadar protein metode Kjeldahl AOAC 2007
Analisis kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl. Cara penentuan meliputi tahap destruksi, destilasi dan titrasi. Tahap destruksi dilakukan untuk
mengubah protein dalam bahan menjadi garam amonium sulfat. Pada tahap destilasi, garam ini direaksikan dengan basa dan amonia diuapkan untuk diserap
dalam larutan asam borat. Jumlah nitrogen yang terkandung dapat ditentukan dengan tahap titrasi dengan HCl.
Sampel sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 30 ml, kemudian ditambahkan 1,9 gr K
2
SO
4
, kjeltab 40 mg jenis HgO dan 2,5 ml H
2
SO
4
pekat. Sampel didihkan sampai cairan berwarna jernih sekitar 1-1,5 jam; didinginkan dan dipindahkan ke alat destilasi. Lalu dibilas dengan air sebanyak 5
sampai 6 kali dengan akuades 20 ml dan air bilasan tersebut juga dimasukkan dalam wadah yang terdapat dibawah kondensor dengan ujung kondensor
terendam di dalamnya. Ke dalam tabung reaksi ditambahkan larutan NaOH 40 sebanyak 20 ml. Cairan dalam ujung kondensor ditampung dengan erlenmeyer
125 ml berisi larutan H
3
BO
3
dan 3 tetes indikator campuran metil merah 0,2 dalam alkohol dan metilen biru 0,2 dalam alkohol dengan perbandingan 2:1
yang diletakkan dibawah kondensor. Destilasi dilakukan sampai diperoleh kira- kira 200 ml destilat yang bercampur dengan H
3
BO
3
dan indikator dalam erlenmeyer. Destilat dititrasi dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai terjadi