x 100
3.4.2 Analisis fisik
Parameter yang diukur pada analisis fisik meliputi: kekerasan dan volume pengembangan.
3.4.2.1 Kekerasan Faridah et al. 2008
Kekerasan  rengginang  diukur  dengan  menggunakan  alat  rheoner  merek Yamaden RE 3305 dengan plunger berbentuk silinder berdiameter 4 mm terhadap
sepotong  sampel  rengginang.  Rengginang  diletakkan  pada  posisi  horizontal dengan  arah  pergerakan  plunger.  Pengukuran  dilakukan  pada  sensitivity  voltage
0.5  mV  atau  stadia  penuh  500  gf  dan  1  mV  atau  1000  gf,  sampel  table  speed  5 mmdetik.  Setiap  tekanan  yang  diberikan  menghasilkan  sebuah  kurva  yang
menunjukkan  profil  tekstur  dari  produk  tersebut.  Puncak  yang  terbentuk  pada kertas  grafik  merupakan  nilai  kekerasan  produk  yang  diuji.  Tingkat  kekerasan
produk  ditentukan  berdasarkan  resistensi  maksimum  produk  yang  dinyatakan dalam gramforce gf. Semakin tinggi grafik Chart RE-3305 menunjukkan produk
tersebut semakin keras.
3.4.2.2 Volume pengembangan Zulviani 1992
Volume pengembangan
rengginang merupakan
persentase dari
perbandingan antara selisih volume rengginang matang dikurangi dengan volume rengginang  mentah  dibagi  volume  rengginang  mentah.  Pengukuran  volume
rengginang dilakukan terhadap rengginang mentah dan rengginang goreng dengan metode Muliawan 1991, yang dimodifikasi oleh  Zulviani 1992. Alat-alat yang
digunakan  dalam  pengukuran  volume  pengembangan  adalah  manik-manik  yang berbentuk  bulat  dengan  diameter  2  mm,  gelas  ukur  dan  neraca  analitik.
Pengukuran  volume  pengembangan  rengginang  dilakukan  pada  rengginang
goreng  dan  rengginang  mentah.  Pengukuran  volume    pengembangan  rengginang
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: V
a
= Volume rengginang mentah V
b
= Volume rengginang matang setelah digoreng
3.4.3 Analisis kimia
Analisis  proksimat  merupakan  suatu  analisis  yang  dilakukan  untuk mengetahui  komposisi  kimia  suatu  bahan.  Analisis  proksimat  rengginang
menggunakan  metode AOAC 2007. Analisis kadar air dilakukan dengan  metode oven,  analisis  kadar  abu  dilakukan  dengan  metode  tanur,  analisis  kadar  protein
dilakukan  dengan  metode  Kjeldahl,  analisis  kadar  lemak  dilakukan  dengan metode  ekstraksi  soxhlet  dan  analisis  kadar  karbohidrat  dilakukan  secara  by
difference.
3.4.3.1 Analisis kadar air metode oven AOAC 2007
Tahap pertama yang dilakukan untuk menganalisis kadar air adalah cawan porselen yang akan digunakan dikeringkan terlebih dahulu dalam oven pada suhu
105-110
o
C  selama  15  menit  atau  sampai  berat  konstan,  kemudian  cawan diletakkan ke dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang hingga didapatkan
berat  yang  konstan  A.  Sampel  sebanyak  2  gram  ditimbang  dan  diletakkan  ke dalam  cawan  yang  sudah  dikeringkan  B,  kemudian  dipanaskan  ke  dalam  oven
pada suhu 105-110
o
C selama 3-4 jam. Setelah selesai, cawan tersebut didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan setelah dingin ditimbang kembali C. Tahap
ini diulangi  hingga dicapai  bobot yang konstan. Kadar air  dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: A   = Berat cawan kosong gram
B   = Berat cawan dengan sampel sebelum dikeringkan gram C   = Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan gram
3.4.3.2 Analisis kadar abu metode tanur AOAC 2007
Cawan  yang  akan  digunakan  dikeringkan  di  dalam  oven  terlebih  dahulu selama 30 menit pada suhu 100-105
o
C, kemudian didinginkan ke dalam desikator selama  30  menit  dan  ditimbang  hingga  didapatkan  berat  yang  konstan.  Sampel
basah  ditimbang  sebanyak  2  gram  dan  diletakkan  ke  dalam  cawan  yang  sudah dikeringkan, kemudian  sampel yang sudah kering dibakar menggunakan  hotplate