Analisis kadar protein metode Kjeldahl AOAC 2007

perubahan warna dari hijau menjadi merah. Volume titran dibaca dan dicatat. Penetapan blanko dilakukan dengan prosedur yang sama, akan tetapi sampel diganti dengan akuades. Hal yang sama juga dilakukan terhadap blanko. Persentase kadar protein dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Faktor Konversi = 6,25

3.4.3.4 Analisis kadar lemak metode ekstraksi Soxhlet AOAC 2007

Sampel sebanyak 5 gram W 1 ditimbang dan dibungkus dengan kertas saring serta dimasukkan ke dalam selongsong lemak, kemudian dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya W 2 dan disambungkan dengan tabung soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor tabung soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak. Pelarut heksana dituangkan ke dalam labu lemak secukupnya sesuai dengan ukuran soxhlet yang digunakan dan dilakukan refluks selama minimal 16 jam sampai pelarut turun kembali ke dalam labu lemak. Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak didestilasi hingga semua pelarut lemak menguap. Saat destilasi, pelarut akan tertampung di ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke dalam labu lemak. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi kemudian dikeringkan ke dalam oven pada suhu 105 o C selama 5 jam. Labu lemak kemudian didinginkan ke dalam desikator selama 20-30 menit sampai beratnya konstan W 3 . Persentase kadar lemak dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: W 1 = Berat sampel gram W 2 = Berat labu lemak tanpa lemak gram W 3 = Berat labu lemak dengan lemak gram Kadar karbohidrat = 100 - kadar air + kadar abu + kadar lemak+ kadar protein

3.4.3.5 Analisis kadar karbohidrat AOAC 2007

Analisis karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu hasil pengurangan dari 100 dengan kadar air, kadar abu, kadar lemak dan kadar protein sehingga kadar karbohidrat tergantung pada faktor pengurangannya. Hal ini karena karbohidrat sangat berpengaruh terhadap zat gizi lainnya. Persentase kadar karbohidrat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

3.4.3.6 Uji mikrobiologis atau Total Plate Count TPC Fardiaz 1992

Analisis yang dilakukan pada rengginang menggunakan metode TPC. Prinsip kerja dari analisis TPC adalah perhitungan jumlah koloni bakteri yang ada di dalam sampel dengan pengenceran sesuai keperluan dan dilakukan secara duplo. Cawan petri, tabung reaksi dan pipet sebelum digunakan disterilkan terlebih dahulu dalam oven pada suhu 180 o C selama 2 jam. Media disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit dengan tekanan 1 atm. Pembuatan larutan pengencer dilakukan dengan cara melarutkan 8,5 gram NaCl dalam 1 liter akuades yang kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit. Sebanyak 10 gram sampel yang telah dihaluskan terlebih dahulu, dilarutkan ke dalam larutan pengencer steril yang telah berisi dengan volume mencapai 100 ml, kemudian dihomogenkan dengan stomacher selama 2 menit pengenceran 10 -1 . Contoh yang telah dihomogenkan dilakukan pengenceran kembali dengan cara dipipet sebanyak 1 ml, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 9 ml larutan pengencer steril untuk memperoleh pengenceran 10 -2 . Demikian seterusnya sampai didapat pengenceran 10 -3 , disesuaikan dengan pendugaan total mikroba rengginang tepung ikan pada saat pengamatan Dari setiap tabung reaksi pengenceran tersebut diambil dengan menggunakan pipet secara aseptik sebanyak 1 ml, kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang sudah disterilkan. Setiap pengenceran dilakukan secara duplo. Ke dalam cawan tersebut ditambahkan media nutrient agar NA sebagai media, kemudian setiap cawan tersebut digerakkan secara melingkar diatas meja sampai permukaan media NA merata, diamkan beberapa saat hingga mengeras.