Koloni per ml atau per gr = Jumlah koloni per cawan x Setelah NA membeku, cawan petri diinkubasi ke dalam inkubator selama 48 jam
pada suhu 35
o
C, cawan petri tersebut diletakkan secara terbalik dalam inkubator. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni yang tumbuh
pada media di dalam cawan petri. Seluruh pekerjaan dilakukan secara aseptik untuk mencegah kontaminasi yang tidak diinginkan dan pengamatan secara duplo
dapat meningkatkan ketelitian. Jumlah total bakteri yang dihitung adalah cawan petri yang mempunyai koloni antara 30-300 koloni. Nilai TPC dapat dihitung
dengan memakai rumus berikut:
Data yang dilaporkan sebagai Standart Plate Count SPC harus mengikuti syarat-syarat sebagai berikut:
1 Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama dan kedua. Jika angka ketiga sama dengan atau lebih besar dari lima, harus
dibulatkan satu angka lebih tinggi dari angka kedua. 2 Jika semua pengenceran yang dibuat untuk pemupukan menghasilkan kurang
dari 30 koloni pada cawan petri, hanya koloni pada pengenceran terendah yang dihitung, hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan dengan
faktor pengencer, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan. 3 Jika semua pengenceran yang dibuat untuk pemupukan menghasilkan lebih
dari 300 koloni, hanya jumlah koloni pada pengenceran tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan faktor
pengencer. 4 Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah
antara 30-300, dimana perbandingan antara jumlah koloni tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan dua,
maka tentukan rata-rata dari kedua nilai tersebut dengan memperhitungkan pengencerannya. Jika perbandingan antara nilai tertinggi dan nilai terendah
lebih besar dari dua, maka yang dilaporkan hanya hasil nilai terkecil. 5 Jika digunakan dua cawan petri duplo pengenceran, data yang diambil harus
dari kedua cawan tersebut, tidak boleh diambil salah satu.
3.5 Analisis Data A. Pemilihan rengginang terbaik dengan uji indeks kerja Marimin 2004
Penentuan formulasi rengginang terbaik dilakukan dengan menggunakan uji indeks kinerja metode bayes. Metode Bayes merupakan salah satu teknik
yang dapat digunakan untuk melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif dengan tujuan menghasilkan perolehan yang
optimal. Pengambilan keputusan yang optimal akan tercapai apabila mempertimbangkan berbagai kriteria.
Adanya perlakuan merupakan kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan rengginang terbaik. Pemilihan rengginang terbaik dengan uji indeks
kinerja didasarkan pada total nilai yang paling tinggi dari setiap perlakuan. Parameter yang dibobot meliputi parameter subjektif yaitu: penampakan, warna,
rasa, aroma dan tekstur dan parameter objektif yaitu: kadar protein, kekerasan, volume pengembangan dan total mikroba. Nilai kepentingan diberikan oleh hasil
kuisioner panelis atau ahli pakar terhadap beberapa parameter. Nilai kepentingan masing-masing parameter yang digunakan terdiri dari 3 nilai numerik, yaitu 1
mewakili biasa, 2 mewakili penting dan 3 mewakili sangat penting. Bobot dari masing-masing parameter didapat dari hasil manipulasi matriks
perbandingan nilai kepentingan antar parameter, kemudian matriks tersebut dikuadratkan. Hasil penjumlahan setiap baris matriks dibagi dengan total
penjumlahan baris matriks tersebut hingga diperoleh nilai eigen. Nilai eigen dari proses manipulasi matriks merupakan nilai bobot dalam metode bayes. Nilai
bobot kemudian dikalikan dengan nilai rangking. Total nilai hasil perkalian antara nilai rangking dengan nilai bobot digunakan untuk menentukan rengginang
terbaik. Total nilai yang tertinggi yang didapatkan dari hasil perkalian nilai bobot dan rangking merupakan rengginang terbaik.
B. Pengujian organoleptik dengan Kruskal Wallis Pengujian organoleptik dilakukan dengan menggunakan analisis data
dengan metode Kruskal Wallis. Jika hasil uji Kruskal Wallis berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Multiple Comparison. Langkah-
langkah metode pengujian Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut: 1 Perangkingan
2 Membuat tabel rangking 3 Menghitung jumlah T t-1 t+1
4 Menghitung faktor koreksi atau pembagi Pembagi =
5 Menghitung H
Menghitung H´ dimana
6 Melihat x
2
tabel dengan α: 0,05 db v = k-1 Jika x
2
hitung x
2
tabel = tolak H
o
= uji lanjut multiple comparison Jika x
2
hitung x
2
tabel = gagal tolak H
o
Keterangan: ni = Banyaknya pengamatan dalam perlakuan
n = Banyaknya data R
i 2
= Jumlah rata-rata tiap perlakuan ke-i t
= Banyaknya pengamatan yang seri dalam ulangan H’ = H terkoreksi
FK = Faktor koreksi Apabila hasil uji Kruskal Wallis menunjukan kesimpulan bahwa diantara
perlakuan tersebut memberikan pengaruh yang berbeda nyata, maka pengujian dilanjutkan dengan uji Multiple Comparison dengan rumus sebagai berikut: