Hasil Uji F Hasil Uji Secara Simultan Hasil Uji t Hasil Uji Secara Parsial

91

5. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antar variabel independen dengan variabel dependen, adapun hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Hasil Uji F Hasil Uji Secara Simultan

Uji simultan dengan F test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil F test ini pada output SPSS dapat dilihat pada ANOVA Analysis of Variance Ghozali, 2012:98. Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah: Tabel 4.52 Hasil Uji F Hasil Uji Secara Simultan ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 254.440 3 84.813 44.934 .000 b Residual 181.200 96 1.887 Total 435.640 99 a. Dependent Variable: Y b. Predictors: Constant, X3, X1, X2 Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Pada tabel analisis varian Anova ditampilkan hasil uji F yang dapat dipergunakan untuk memprediksi kontribusi aspek-aspek variabel experiential marketing, emotional branding, dan service quality terhadap variabel kepuasan konsumen. Hasil uji F menunjukkan ketiga variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen karena p-value pada kolom sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari 92 level of significant yang ditentukan yaitu sebesar 0,05. Sehingga model regresi yang didapatkan layak digunakan untuk memprediksi. Maka dapat disimpulkan H ditolak H a diterima.

b. Hasil Uji t Hasil Uji Secara Parsial

Uji parsial atau t-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual parsial terhadap variabel dependen. Hasil dari uji t dapat dilihat dari p-value pada kolom sig. pada masing-masing variabel independen. Berikut ini hasil uji t uji parsial : Tabel 4.53 Hasil Uji t Hasil Uji Secara Parsial Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -1.595 2.031 -.785 .434 X1 .094 .056 .185 1.665 .099 .350 2.856 X2 .232 .076 .352 3.035 .003 .322 3.106 X3 .129 .044 .299 2.917 .004 .411 2.433 a. Dependent Variable: Y Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa variabel emotional branding X2 dan variabel service quality X3 berpengaruh terhadap variabel Kepuasan Konsumen Y, sedangkan variabel Experiential Marketing X1tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan konsumen Y. Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap kepuasan konsumen : 93 1 Pengaruh Experiential Marketing X1 Terhadap Kepuasan Konsumen Y Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel experiential marketing X1 memiliki nilai p-value pada kolom sig. sebesar 0,099 0,05 artinya tidak signifikan, maka H a ditolak dan H diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa coefficient experiential marketing secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Y. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel experiential marketing tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun experiential marketing adalah salah satu faktor kunci dalam sebagian strategi perusahaan, pada penelitian ini terlihat service quality dan emotional branding yang masih menjadi faktor dominan dalam mempengaruhi kepuasan konsumen. Hal ini diduga karena konsumen IKEA Alam Sutera menganggap bahwa strategi service quality yang dilakukan IKEA Alam Sutera seperti tersedianya fasilitas fisik yang mendukung konsumen dalam berbelanja, kehandalan karyawan IKEA dalam melayani konsumen, kecepatan karyawan IKEA dalam melayani konsumen, jaminan yang diberikan oleh IKEA untuk para konsumen dan kemudahan akses yang diberikan IKEA bagi para konsumennya lebih berpengaruh terhadap kepuasan mereka daripada strategi experiential marketing yang dilakukan IKEA seperti menciptakan pengalaman melalui panca indra konsumen dengan 94 memberikan keunggulan interior toko melalui pengelihatan, perabaan, penciuman dan pendengaran konsumen. Selain itu, diduga konsumen IKEA mengganggap bahwa strategi emotional branding yang dilakukan IKEA seperti membina hubungan yang baik dengan konsumen, menciptakan pengalaman sensorial, menciptakan imajinasi penataan rumah bagi konsumen, dan mempertahankan visinya lebih berpengaruh terhadap kepuasan mereka daripada strategi experiential marketing yang dilakukan IKEA. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Karadeniz, Pektaş, dan Topal pada tahun 2013, dalam penelitian yang berjudul The Effects Of Experiential Marketing And Service Quality On Customer Satisfaction And Customer Loyalty At Shopping Centers. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa efek pengalaman pemasaran experiential marketing belum dapat melampaui efek dari kualitas pelayanan service quality untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan pada suatu Shopping Center di Istanbul, Turki. 2 Pengaruh Emotional Branding X2 Terhadap Kepuasan Konsumen Y Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel emotional branding X2 memiliki nilai p-value pada kolom sig. sebesar 0,003 0,05 artinya signifikan, maka H a diterima dan H ditolak, sehingga dapat 95 disimpulkan bahwa coefficient emotional branding secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Y. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa setiap meningkatkan strategi emotional branding maka akan semakin besar meningkatkan kepuasan konsumen sebagaimana sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijanarka, Suryoko danWidiartanto pada tahun 2014, dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Emotional Branding dan Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Merek Eiger Adventure Melalui Brand Trust dan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Intervening Studi kasus pada Eiger Adventure Store Semarang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel emotional branding memiliki pengaruh yang positif terhadap loyalitas merek melalui brand trust dan kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening. 3 Pengaruh Service Quality X3 Terhadap Kepuasan Konsumen Y Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel service quality X3 memiliki nilai p-value pada kolom sig. sebesar 0,004 0,05 artinya signifikan, maka H a diterima dan H ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa coefficient service quality secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Y. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa setiap meningkatkan kualitas pelayanan service quality maka akan semakin besar meningkatkan kepuasan konsumen sebagaimana sesuai dengan 96 penelitian yang dilakukan oleh Aryani dan Rosinta pada tahun 2010, dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara variabel kualitas layanan KFC terhadap kepuasan pelanggan pada mahasiswa FISIP UI.

6. Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, EMOTIONAL BRANDING, DAN BRAND TRUST TERHADAP BRAND LOYALTY

3 42 109

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MOBIL HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA

0 3 9

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MOBIL HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA

2 27 84

PENGARUH MARKETING STIMULI DAN SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN EFEKNYA PENGARUH MARKETING STIMULI DAN SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN EFEKNYA PADA WORD OF MOUTH (Studi Pada Konsumen Rumah Makan Baru di Yogyakarta).

1 5 15

PENGARUH SIKAP KONSUMEN PADA KOMPONENEMOTIONAL BRANDING STARBUCKS COFFEE PENGARUH SIKAP KONSUMEN PADA KOMPONEN EMOTIONAL BRANDING STARBUCKS COFFEE TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi Eksplanatif Kuantitatif Pengaruh Sikap Konsumen pada Komponen Emotional B

0 2 13

PENDAHULUAN PENGARUH SIKAP KONSUMEN PADA KOMPONEN EMOTIONAL BRANDING STARBUCKS COFFEE TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi Eksplanatif Kuantitatif Pengaruh Sikap Konsumen pada Komponen Emotional Branding terhadap Loyalitas Konsumen Starbucks Coffee Plaza Am

0 2 49

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH SIKAP KONSUMEN PADA KOMPONEN EMOTIONAL BRANDING STARBUCKS COFFEE TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi Eksplanatif Kuantitatif Pengaruh Sikap Konsumen pada Komponen Emotional Branding terhadap Loyalitas Konsumen Starbucks Coffee

0 3 33

Pengaruh Experiential Marketing terhadap Loyalitas Konsumen.

1 5 22

Pengaruh Experiential Marketing, Emotional Branding, dan Variety Seeking terhadap Perilaku Brand Switching Konsumen Giggle Box.

2 11 29

ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN HANAMASA GUBENG SURABAYA.

1 3 72