maupun lokal, sedangkan untuk angkutan penumpang yang ada di Kabupaten meliputi trayek angkutan antar kota, antara kecamatan dan antar pedesaan.
Pelabuhan udara yang berada di Kabupaten Tangerang yaitu, PLP Curug atau Bandara Budiarto Curug yang berlokasi di Kecamatan Legok yang berfungsi
sebagai sarana pendidikan dan latihan penerbangan. Selain itu terdapat pula Bandara Udara Pelita Air Service yang berlokasi di Kecamatan Pamulang dan
berfungsi sebagai sarana penerbangan Pertamina. Pelabuhan laut di Kabupaten Tangerang ada dua yaitu, di Kecamatan Mauk dan Teluk Naga. Pelabuhan ini
dimanfaatkan sebagai pendaratan nelayan dan tempat pelelangan ikan. Diarahkannya obyek wisata Bahari di Pantai Utara Tangerang, maka fasilitas
pelabuhan laut mulai dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata. Sampai saat ini terdapat beberapa daerah yang mengalami kesulitan dalam
hal aksesibilitas antara lain : Kecamatan Kresek, Kemiri dan Pakuhaji. Rendahnya aksesibilitas daerah-daerah tersebut, salah satu penyebabnya adalah tingginya
tingkat kerusakan jalan Propinsi dan jalan Kabupaten. Sulitnya aksesibilitas akan menghambat perkembangan ekonomi masyarakat diantaranya menyebabkan tidak
stabilnya harga hasil pertanian.
5.6 Karakteristik Perekonomian
Dalam menggunakan pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pembangunan biasanya dilihat dari keadaan
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Selanjutnya indikator
struktur ekonomi dan peranan sektor-sektor ekonomi digunakan untuk melihat
pergeseran-pergeseran antara sektor dalam struktur PDRB.
Pada Lampiran 1 laju pertumbuhan PDRB di Kabupaten Tangerang selama sepuluh tahun 1994-2003 terakhir cenderung berfluktutif bahkan sempat
bernilai negatif yaitu pada tahun 1998 semasa terjadinya krisis ekonomi dengan laju pertumbuhan sebesar -9,26 persen. Namun untuk tahun berikutnya laju
pertumbuhan PDRB berangsur-angsur meningkat dengan laju pertumbuhan terbesar ditempati oleh sektor pertanian dengan nilai sebesar 6,70 persen.
Pada tahun 2003, laju pertumbuhan PDRB terbesar di Kabupaten Tangerang ditempati oleh sektor jasa-jasa dengan nilai sebesar 8,89 persen,
sedangkan untuk sektor pertanian mengalami penurunan menjadi 5,05 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pergeseran struktur perkonomian
tradisionil ke arah struktur perekonomian modern, dimana peran sektor pertanian sebagai sektor primer kontribusinya lebih kecil jika dibandingkan dengan
kontribusi sektor non pertanian terhadap pendapatan nasional maupun kemampuannya dalam angkatan kerja.
Kontribusi sektor-sektor ekonomi terhadap PDRB di Kabupaten Tangerang selama periode 1994-2003, masih di dominasi oleh sektor industri.
Kontribusi sektor industri terbesar terjadi pada tahun 1998, yaitu sebesar 58,86 persen. Adapun kontribusi sektor pertanian sebagai sektor primer terhadap
product Domestic Regional Bruto PDRB dari tahun ke tahun terus mengalami
penurunan. Sektor pertanian memberikan nilai kontribusi terbesar pada tahun 1994, yaitu sebesar 12,87 persen dan terus mengalami penurunan hingga tahun
2003 yaitu sebesar 10,31 persen. Hal ini juga dialami oleh sektor primer lainnya
yaitu sektor pertambangan dan galian yang juga memberikan kontribusi yang terus menurun Lampiran 2.
Selain berdasarkan besaran kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB, pergeseran peran masing-masing sektor juga dapat dilihat melalui
kemampuannya menyerap angkatan kerja. Kemampuan masing-masing sektor ekonomi dalam menyerap angkatan kerja dapat dilihat pada Tabel 7 . Sektor
ekonomi yang mempunyai daya serap angkatan kerja terbesar selama enam tahun terakhir yaitu sekor industri pengolahan dengan jumlah pekerja yaitu sebesar
213.424 jiwa pada tahun 1998, lalu meningkat menjadi 384.017 jiwa pada tahun 2003, sedangkan untuk sektor pertanian pada tahun 1998 mampu menyerap
angkatan kerja sebesar 119.013 jiwa dan meningkat menjadi 122.190 jiwa pada tahun 2003.
Tabel 7. Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun ke-atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Tangerang Selama Periode 1998-2003
Lapangan Usaha 1998
1999 2002
2003 Pertanian
119013 185233 92193
122190 Pertambangan dan Penggalian
9923 6601
6139 6293
Industri Pengolahan 213424 207827 284131
384017 Listrik gas dan Air Bersih
1503 6978
2313 2965
Bangunankonstruksi 57463 37197
52214 36860
Perdagangan, hotel dan restoran 247618 266086 281915
237808 Pengangkutan dan komunikasi
70093 71084 115858 96406
Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
30401 27995 65463
41681 Jasa- jasa
181504 185582 203130 186036
Sumber : BPS Kabupaten Tangerang Tahun 1998-2003
Tahun 19981999 pada masa krisis ekonomi, sektor pertanian mampu memberikan nilai positif terhadap perekonomian wilayah. Sektor pertanian
mampu menyerap angkatan kerja dalam jumlah besar. Pada tahun tersebut sektor pertanian mampu menyerap angkatan kerja sebesar 66.220 jiwa, sedangkan sektor
ekonomi lainnya mengalami penurunan dalam menyerap angkatan kerja. Berdasarkan hal ini, tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian sebagai sektor
primer tetap memegang peranan penting dalam menunjang perkembangan perekonomian wilayah. Berdasarkan indikator pendapatan maupun
kemampuannya menyerap angkatan kerja, sektor pertanian mampu memberikan kontribusi yang positif dan dapat dijadikan sebagai sektor andalan bagi
perekonomian wilayah di Kabupaten Tangerang.
BAB VI PERKEMBANGAN DAN POLA KONVERSI LAHAN SAWAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH
6.1 Perkembangan dan Pola Konversi Lahan Sawah di Kabupaten Tangerang Periode 1994 – 2003
Perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk menyebabkan
permintaan terhadap sumberdaya lahan semakin meningkat. Semakin pesatnya aktivitas pembangunan akan memerlukan sumberdaya lahan yang semakin besar,
baik sebagai tempat untuk memperoleh sumberdaya mineral, lahan pertanian, maupun lokasi kegiatan ekonomi lainnya seperti industri, pemukiman dan
perkantoran. Meningkatnya kebutuhan lahan untuk pembangunan dan terbatasnya ketersediaan lahan, menyebabkan persaingan dalam pemanfaatan lahan yang pada
akhirnya pemanfaatan sumberdaya lahan diperuntukkan bagi penggunaan yang memberikan sewa tertinggi. Lahan sawah yang merupakan penghasil terbesar bagi
produksi padi sebagai pangan pokok bagi sebagian besar penduduk tidak dapat dihindari dari konversi, karena sewa untuk penggunaan pertanian relatif lebih
kecil dibandingkan dengan sewa untuk penggunaan non pertanian. Perkembangan laju luas lahan sawah yang terkonversi berdasarkan data
BPN Kabupaten Tangerang untuk tahun 2000, dari 26 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tangerang terdapat lima Kecamatan yang mengalami konversi lahan
cukup besar yaitu Kecamatan Pamulang 46,77 persen, Ciputat 45,45 persen, Pondok Aren 36,20 persen, Serpong 32,56 persen dan Teluknaga 18,82
persen. Sebagian besar luasan lahan digunakan untuk industri, perdagangan, pergudangan dan pemukiman, selain itu lokasi kecamatan ini juga berdekatan
dengan pusat pertumbuhan ekonomi dan sebagai jalur transportasi, seperti Kecamatan Teluknaga yang merupakan daerah dekat pelabuhan sehingga konversi