Menurut Endraswara 2008:63 menyatakan bahwa laras Slendro, dibagi menjadi tiga macam pathet, yaitu:
1. Slendro Pathet 9 sanga : 5 6 1 2 3 5
Jatuhnya gong 5 2.
Slendro Pathet 6 nem : 6 1 2 3 5 6 2 3 5 Jatuhnya gong 6
3. Slendro Pathet Manyura : 3 5 6 1 2 3 5 6 1 2 3
Jatuhnya gong 2 atau 6
4. Campursari Sragenan
a Sejarah Sragen
Kota Sragen merupakan kota yang berada didaerah Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan daerah Jawa Timur.
Menurut Kasimo, dkk. 1987: 11 Dahulu kota Sragen saat zaman kerajaan Mangkubumi Surakarta dinamakan Sukawati.
Dari berbagai hal tersebut Sukawati ingin melepaskan dari kekangan kerajaan dan membuat kabupaten kecil dan diberi
nama Sragen dekat dengan kata Saragian atau penyebaran. Dari berbagai paparan diatas Sragen adalah daerah
penyebaran dan sengketa dar daerah-daerah lain sehingga budaya yang ada dikota tersebut terbawa dari setiap daerah lain
yang memperebutkan daerah Sragen.
b Kebudayaan Sragen
Keragaman seolah menjadi ciri ketidaktunggalan budaya dan tradisi, termasuk budaya dan tradisi yang berkembang di
Nusantara Santosa, dkk. 2007: 4. Kebudayaan yang terdapat dikota Sragen lebih banyak perpaduan budaya dari daerah
disekitarnya. Sragen menjadi tempat berbenturnya dari berbagai budaya dan kesenian karena daerahnya Sragen berada ditengah-
tengah. Kota ini berbatasan langsung dengan kota Purwodadi yang terkenal akan musik Tayub yang memiliki gaya bebas
memainkan musiknya. Budaya lain yang membentuk budaya Sragen ialah budaya Jawa Timur dengan gaya musik lebih cepat.
Sehingga gaya musik disragen memiliki ciri khas untuk musik campursari yang ada didaerah sragen ialah menggunakan Irama
Rangkep, yaitu instrumen seperti gendang, saron dan lainnya dimainkan dengan rancak atau dua kali disetiap nada
dibandingan campursari aslinya Manthous. Berdasarkan paparan diatas, dicampursarinya sragenan
dikatakan flaksibel karena player atau pemain dapat memainkan langgam yang biasanya halus dan dimainkan
dengan gaya Sragenan yang lebih rancak atau cepat.