yang mudah didengar  dan gampang di ingat ialah khas dari langgam manthous dalam membuat musik campursarinya.
Campursari yang dibentuk Manthous menjadi pelopor untuk musik campursari di Indonesia khususnya  didaerah Jawa. Musik
yang dimainkan dengan lirik yang seadanya serta suara Manthous yang memiliki cirikhas tersendiri. Sehingga dimasyarakat mendapat
hati dari penikmat di Indonesia bahkan di mancanegara.
B. Pembahasan
1. Wira Swara Dan Swara Wati Campursari Sragenan Irama Zakaria
Campursari sragenan untuk menyanyikan lagu diperlukan  Wira Swara dan Swara Wati. Kata wira   yang berarti panggilan untuk laki-laki
dan  Swara  yang berarti suara sehingga Wira Swara diartikan  sebagai penyanyi laki-laki. Sedangkan kata Swara  yang berarti suara dan Wati
yang berarti sebutan untuk perempuan   sehingga  Swara Wati  diartikan penyanyi perempuan.
Di Campursari Sragenan Wira Swara dan Swara Wati memiliki gaya khas dalam berinteraksi menggunakan guyonan untuk mencairkan
suasana, dengan melihat suasana sekitar dalam acara. Gaya khas lainnya  Wira Swara  dan  Swara Wati    memlesetkan lagu agar suasana
lebih cair.
Gambar 18: Wira Swara Gambar 19 : Swara Wati
Dokumen  Leonardo Juli 2016
Gambar 20: Wira Swara dan Swara Wati langgam Nyidam Sari
Wira Swara dan  Swara Wati  menyanyikan langgam Nyidam Sari  terlihat dari notasi diatas kurang lebih sama dengan notasi
langgam yang aslinya. Langgam yang dinyanyikan Wira Swara dan Swara Wati terlihat beda menggunakan gaya Tayub, yaitu menyayikan
dengan  bebas lebih untuk hiburan  dan masyarakat Sragen biasa menyebutkannya dengan gaya geculan.
a. Teknik Vokal
Menurut  Pramayuda 2010: 67 menyatakan bahwa teknik pernapasan ini lazim disebut dengan pernapasan rongga perut, yaitu
penapasan yang menarik  atau  mengambil napas untuk mengisi paru- paru dengan mengembangkan diafragma,  yang juga diikuti dengan
mengembangkan tulang rusuk.  Teknik vokal Wira Swara  dan  Swara Wati  dalam campursari ini menggunakan teknik pernafasan
diagfragma. Teknik  pernafasan diagfragma digunakan  Wira Swara dan Swara
Wati    karena teknik ini dapat lebih banyak menyimpan udara. Wira Swara  dan  Swara Wati juga menggunakan vibrasi ketika bernyanyi
tetep tidak setiap nada diberi vibra biasanya dibagian tengah langgam sekalian mengambil nafas dan di bagian akhir-akhir langgam.
b. Spot
Dalam campursari Sragenan sebelum memulai memainkan langgam  diawali dengan  Spot. Campursari Sragenan  juga memakai
gaya tersebut. Spot  ialah musik yang digarap  lebih meriah dan Wira Swara    memanggil  Swara Wati  untuk menyanyikan langgam. Spot
garapan Sragenan sebegai berikut.
Gambar 21: Spot Garapan Sragenan
Spot  diatas memainkan genre  rock  dengan adanya gitar elektrik yang menggunakan efek distorsi  agar menciptakan susana berbeda pada
musik campursari tetapi  tidak meninggalkan suasana jawa karena ada unsur suara dari instrumen tradisi seperti saron yang khas dan tetap indah
didengar. Setelah spot dimainkan dan Wira Swara  menyelai dengan ada guyonan    ialah cerita jenaka  dengan  Swara Wati agar suasana lebih
meriah dan penonton bisa lebih memcair dengan suasana.
c. Menyanyikan Langgam
Ada beberapa hal yang dilakukan Wira Swara  dan  Swara Wati sebelum menyanyikan sebuah langgam. Langgam sragenan biasanya
diawali    menggunakan  Bowo.  Menurut Endraswara 2010: 32 Bowo Swara artinya tembang yang digunakan untuk mengawali gending atau
bunyi lagu.   Bowo  adalah  pembukaan vokal yang diselingi dengan isi yang jenakan dan saling bersautan antara Wira Swara  dan  Swara Wati.
Bowo Sragenan yang memiliki khas sendiri yaitu saat bowo dinyanyikan ada jawaban dari penabuh dan Swara Wati dengan guyonan.  Setelah
bowo  selesai diselingi lagi dengan percakapan jenaka sebelum masuk langgam yang akan di nyanyikan. Contoh bowo sebagai berikut.
Bowo Dadi Ati
Gambar 22: Bowo Dadi Ati