Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usia Taman Kanak-Kanak 4 – 6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya untuk meningkatkan perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan Martinis Y. Jamilah S.S., 2013: 2. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan, termasuk stimulus yang diberikan oleh orang dewasa, akan mempengaruhi anak di masa yang akan datang. Oleh sebab itu diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya yang berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat anak. Berhitung merupakan cabang dari matematika. Berhitung merupakan dasar dari berbagai ilmu yang dipakai dalam setiap kehidupan manusia. Penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian tidak dapat lepas dalam kehidupan manusia. Berhitung begitu penting bagi manusia maka berhitung perlu diajarkan sejak dini dengan metode dan media yang tepat. Suriasumantri Ahmad S., 2011: 98 mengatakan bahwa “Matematika adalah cara belajar untuk mengatur jalan pikiran seseorang dengan tujuan melalui matematika seseorang dapat mengatur jalan pikirannya. Dengan menguasai matematika dan berbagai teorinya, maka dimungkinkan seseorang dapat berpikir secara sistematis da lam mengelola jalan pikirannya.” 2 Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika seorang menguasai matematika maka orang tersebut akan mudah mengatur jalan pikirannya dan mudah dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Anak usia TK merupakan masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika. Anak pada usia ini sangat peka terhadap rangsang yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahu yang tinggi pada anak akan tersalurkan bila mendapatkan rangsangan yang sesuai dengan tugas perkembangannya Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2007: 4-5. Bila kegiatan berhitung diberikan melalui kegiatan yang sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kemampuan anak maka anak akan lebih berhasil menguasai kemampuan berhitung. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di kelompok A TK Teruna Bangsa Caturtunggal Depok Sleman, peneliti memperhatikan kemampuan anak dalam berhitung masih rendah. Di mana pada saat pembelajaran anak belum dapat berhitung dan menyebutkan lambang bilangan 1-10 secara benar dan urut. Pernyataan tersebut diperoleh dari hasil pengamatan dan rangkuman penilaian dari kegiatan belajar mengajar pada semester I tahun ajaran 2014 2015, dari 23 anak kelompok A TK Teruna Bangsa terdapat 15 anak mengalami kesulitan dalam berhitung 1 – 10 secara urut dan 7 anak mengalami kesulitan dalam mengenal dan menyebutkan lambang bilangan 1 – 10. 3 Menurut Ibu Sriwindu dan Ibu Ira Susanti guru kelas kelompok A TK Teruna Bangsa penggunaan media yang sudah biasa dan didominasi oleh lembar kerja anak membuat pembelajaran menjadi kurang menyenangkan dan membuat anak mudah bosan. Keterbatasan dalam menyampaikan informasi kepada anak-anak terutama dalam menghadirkan objek-objek konkret seperti misalnya pada saat pembelajaran dengan tema binatang juga menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi. Penggunaan multimedia pembelajaran interaktif sangat jarang digunakan karena keterbatasan media interaktif yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan belajar mengajar di TK Kelompok A TK Teruna Bangsa. Sumber belajar memiliki peran penting bagi siswa maupun guru pada proses pembelajaran. Tanpa sumber belajar sulit bagi guru untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran. Demikian juga bagi siswa taman kanak-kanak, tanpa sumber belajar akan sulit untuk menyesuaikan diri dalam belajar, apalagi jika guru mengajar dengan cepat dan kurang jelas. Peranan sumber belajar bagi guru adalah untuk menghemat waktu dalam guru mengajar, mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, dan meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Bagi siswa Taman Kanak-Kanak adanya sumber belajar dapat membuat mereka belajar tanpa harus ada guru atau teman yang lain, belajar kapan saja dan di mana saja sesuai dengan kemauan siswa, belajar sesuai dengan kecepatannya sendiri, belajar menurut urutannya sendiri, dan membantu potensi siswa untuk menjadi pelajar mandiri. 4 Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di TK Kelompok A Teruna Bangsa, peran sumber belajar yang besar dalam pembelajaran kurang didukung oleh tersedianya sumber belajar yang memadai. Saat ini masih belum banyak tersedia sumber belajar bagi siswa Taman Kanak-Kanak yang dapat digunakan dalam pembelajaran dan yang sesuai dengan prinsip- prinsip pembelajaran yang baik. Diharapkan dengan adanya sumber belajar berupa multimedia interaktif ini akan dapat memotivasi anak dalam belajar tanpa merasa dipaksa. Komputer merupakan hasil dari teknologi yang dapat digunakan sebagai alat dalam pembelajaran. Komputer memiliki dua perangkat penting yaitu perangkat keras hardware dan perangkat lunak software. Perangkat keras komputer terdiri dari monitor, keyboard, mouse, hard disk, dan bagian lain yang disebut sebagai pheripheral. Perangkat lunak komputer berisi pesan yang disampaikan dengan menggunakan perangkat keras tersebut. Multimedia interaktif yang banyak dikembangkan saat ini membuktikan bahwa komputer dapat membantu guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar. Perlu dikembangkan multimedia interaktif bagi siswa taman kanak- kanak agar menghasilkan sumber belajar dengan memperhatikan perbedaan individu, menarik, dapat memberikan motivasi, mudah dipelajari, relevan dengan kebutuhan proses belajar mengajar di kelas. Komputer bukanlah merupakan barang yang mewah lagi. Hampir setiap lembaga pendidikan sekarang telah memiliki komputer, bahkan di kota besar komputer sudah banyak dimiliki oleh rumah-rumah tangga. Harga 5 komputerpun saat ini tidak mahal dan dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Energi listrik sebagai tenaga utama dalam menghidupkan komputer telah dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Komputer sebagai alat pendukung pembelajaran dapat digunakan oleh masyarakat luas. Pembelajaran berbantuan komputer dapat dilakukan dengan mudah dan meningkatkan minat belajar siswa. Perlu dikembangkan multimedia interaktif untuk meningkatkan penggunaan komputer sebagai alat pembelajaran. Saat ini komputer juga sangat mudah untuk dijalankan bahkan oleh anak yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Pada usia 2 sampai 4 tahun, anak-anak mengembangkan pemikiran logis dan tingkat kecerdasan tertentu. Pada usia ini, anak-anak lebih independen dan bisa melakukan aktivitas tertentu dalam dirinya sendiri. Usia inilah waktu terbaik dan paling efektif untuk memperkenalkan anak ke dalam aktivitas komputer, karena mereka bisa melakukan eksperimen dan menggabungkan pelajaran yang telah didapat. Sangat baik dan berguna untuk anak-anak mengenal komputer. Ini dapat membantu mereka mengikuti perintah dengan teratur, mengajar mereka untuk sabar, mengasah motorik halus mereka dan menunjang kecerdasan dengan games edukatif. Pembelajaran komputer bagi anak usia 3-6 tahun prasekolah dapat diberikan dengan penyetingan tempat belajar yang baik bagi anak, segala program yang diberikan sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan pengaturan waktu pembelajaran yang seimbang dengan pembelajaran lain. Pembelajaran komputer dapat mengembangkan segala aspek perkembangan 6 anak, seperti kognitif, afektif, psikomotor dan seni pada anak. Dengan komputer anak dapat melakukan berbagai kegiatan belajar, seperti menulis, menggambar, dan bermain game edukatif. Oleh karenanya pembelajaran komputer pada anak usia prasekolah sangat dibutuhkan Nur Ainy F. N. 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran dengan Multimedia Terhadap Peningkatan Kemampuan Kognisi Siswa Taman Kanak- Kanak” menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan kognisi antara kelompok siswa TK yang mendapat pembelajaran multimedia dengan yang tidak mendapat pembelajaran multimedia. Kelompok siswa TK yang mendapat pembelajaran multimedia menunjukkan kemampuan kognisi lebih tinggi dibanding kelompok siswa TK yang tidak mendapat pembelajaran multimedia. Dengan demikian pembelajaran multimedia dapat mengakibatkan peningkatan kemampuan kognisi pada siswa TK.

B. Identifikasi Masalah