16 1 Tingkat
kematangan, menunjukkan
pada proses
perkembangan atau pertumbuhan yang sempurna, dalam arti siap digunakan.
2 Pengalaman sebelumnya, merupakan pengalaman yang diperoleh berkaitan dengan lingkungan, kesempatan-
keempatan yang tersedia dan pengaruh dari luar yang tidak disengaja.
3 Keadaan Mental dan Emosi yang serasi meliputi keadaan kritis, memiliki pertimbangan yang logis, obyektif, bersikap dewasa,
kemauan untuk bekerja dengan orang lain, mempunyai kesempatan untuk menerima, kemauan untuk maju serta
mengembangkan keahlian yang dimiliki.
Berangkat dari dua pendapat di atas, ciri-ciri siswa yang mempunyai kesiapan kerja secara garis besar dipengaruhi oleh : 1
Tingkat kematangan, 2 Pengalaman sebelumnya yang berkaitan dengan lingkungan, 3 Keadaan mental emosi yang serasi antara lain
memiliki pertimbangan yang logis dan obyektif, mempunyai kemampuan bekerjasama dengan orang lain, memiliki sikap kritis,
mempunyai keberanian untuk menerima tanggung jawab secara individual, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan,
Mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan bidang keahliannya.
2. Praktik Kerja Industri a. Definisi praktik kerja indusri
Salah satu upaya sekolah untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan kejuruan adalah peningkatan keterkaitan dan keterpaduan
link and match dalam implementasi Pendidikan Sistem Ganda PSG. Kepmendiknas R.I Nomor 323U1997 menerangkan bahwa PSG
adalah suatu
bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian
17 professional yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara
program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian professional tertentu yang diperoleh melalui kegiatan dilapangan
secara terarah. Isi pendidikan sekolah kejuruan itu berkaitan langsung dengan proses industrialisasi atau dunia usaha, terutama jika dikaitkan
dengan fungsinya sebagai produsen tenaga kerja. Dengan demikian program ini merupakan gabungan antara pendidikan di sekolah
dengan praktek langsung di tempat DUDI sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni siswa di sekolah, sehingga dibentuklah suatu program
yang dinamakan praktek kerja industri atau Prakerin. Kamajaya dalam Ansar, 2012:6 menyatakan bahwa Prakerin
merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan di SMK dual system yang ditujukan untuk memberikan sarana penguasan
kompetensi bagi siswa yang relevan dengan kebutuhan DUDI sehingga praktikan memiliki wawasan industrialisasi secara utuh. Bila
mengacu pada pada Buku Panduan Prakerin SMK N 3 Yogyakarta 2013:1, Prakerin merupakan bagian dari program bersama antara
SMK dan Industri yang dilaksanakan di DUDI dengan program yang meliputi :
a. Praktik dasar kejuruan yang dilaksanakan sebagian di sekolah dan sebagian lainnya di industri.
b. Praktik keahlian produktif yang dilaksanakan di industri dalam bentuk “on the job training”.
c. Pengaturan program a dan b harus disepakati pada awal program oleh kedua belah pihak.
Menurut Oemar Hamalik 2007:21 praktik industri atau dibeberapa sekolah disebut dengan
On The Job Training OJT
18 merupakan modal pelatihan yang diselenggarakan di lapangan,
bertujuan untuk memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan tuntutan kemampuan bagi
pekerjaan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Prakerin
merupakan bagian dari sistem pendidikan SMK yang melaksanakan praktik keahlian produktif di industri dan praktik dasar kejuruan di
sekolah atau industri secara langsung yang bertujuan memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan sebagai sarana
penguasaan kompetensi bagi siswa yang di dapat di sekolah, sehingga siswa memiliki wawasan industrialisasi secara utuh. Program Prakerin
ini disusun bersama antara sekolah dan dunia kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik dan sebagai kontribusi dunia kerja
terhadap pengembangan program pendidikan SMK. Praktik Industri diharapkan akan dapat memberikan ilmu pegetahuan kepada siswa
tentang kondisi dunia kerja yang sesungguhnya. Dari faktor-faktor kesiapan kerja seperti motivasi kerja, kemampuan kerja, kemampuan
beradaptasi dengan pekerjaan dan lingkungan, kemampuan berkomunikasi, serta gambaran pekerjaan yang dikerjakan, semuanya
bersifat praktek. Jadi, menutup kemungkinan untuk bisa dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, Prakerin ini
sangat berperan aktif dalam memenuhi faktor-faktor kesiapan kerja
siswa.
19
b. Tujuan praktik kerja industri