Kualitas Asset Produktif LANDASAN TEORI
e. Besarnya pembiayaan non performing, merupakan rasio penunjang;
f. Tingkat kecukupan agunan, merupakan rasio pengamatan; g. Proyeksiperkembangan kualitas aset produktif, merupakan rasio
pengamatan; h. Perkembangantrend
aktiva produktif
bermasalah yang
direstrukturisasi, merupakan rasio pengamatan. Salah satu indikator rasio untuk mengukur kualitas asset bank yaitu :
2. Rasio Non Performing Financing NPF NPF Non Performing Financing atau pembiayaan bermasalah
berarti pembiayaan yang pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan pihak bank seperti:
10
a. Pengembalian pokok atau bagi hasil yang bermasalah b. Pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko
dikemudian hari bagi bank c. Pembiayaan yang termasuk dalam golongan khusus, diragukan
dan macet d. Golongan lancar yang berpotensi terjadi penunggakan dalam
pengembalian.
10
Veithzal Rivai, Bank dan Financial Institution Management Conventional and Sharia System, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007 h. 256
NPF digunakan
untuk mengukur
tingkat permasalahan
pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. NPF mencerminkan risiko pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan
bank syariah semakin buruk. Aktiva produktif bank syariah diukur dengan perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan
yang diberikan.
11
Rasio NPF ini dirumuskan sebagai berikut: NPF = Pembiayaan Bermasalah DPK, D, M x 100
Total Pembiayaan yang diberikan Adapun kriteria kesehatan yang ditetapkan oleh Bank aindonesia
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kriteria Peringkat Penilaian Non Performing Financing
Peringkat Nilai NPF
Predikat
1 NPF2
Sangat Baik 2
2≤NPF5 Baik
3 5≤NPF8
Cukup Baik 4
8≤NPF12 Kurang Baik
5 NPF≥12
Tidak Baik Sumber: SE BI No. 924Dpbs Tanggal 17 Maret 2015
11
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2005, h. 265
Besarnya NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia adalah maksimal 5 jika melebihi 5 akan mempengaruhi penilaian tingkat
kesehatan bank yang bersangkutan yaitu akan mengurangi nilai skor yang diperoleh. Skor nilai NPF ditentukan sebagai berikut:
a. Lebih dari 8 skor nilai = 0 b. Antara 5-8 skor nilai = 80
c. Antara 3-5 skor nilai = 90 d. Kurang dari 3 skor nilai = 100
NPF merupakan rasio penunjang dalam menentukkan kualitas aset bank syariah. Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi
aset bank, termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan credit risk yang akan muncul.
12
Tabel 2.2 Perhitungan NPF Berdasarkan Kemampuan
Bayar Nasabah Debitur di Bank Syariah Jenis
Pembiayaan Kategori yang diperhitungkan dalam NPF
Kurang Lancar Diragukan
Macet Murabahah,
Istishna, Ijarah, Qardh
Tunggakan lebih dari 90 hari s.d
180 hari Tunggakan lebih
dari 180 hari s.d 270 hari
Tunggakan lebih dari 270 hari
12
Kamus Bank Indonesia, artikel diakses pada 17 Maret 2015 pukul 09.16 dari http:www.bi.go.idwebidKamus.htm?id=Nstart=1curpage=7search=Falserule=forward
Salam
Telah jatuh tempo s.d 60 hari
Telah jatuh tempo s.d 90 hari
Lebih dari 90 hari
Mudharabah, Musyarakah
Tunggakan s.d 90 hari realisasi bagi
hasil diatas 30 s.d
90 dari
proyek pendapatan
Tunggakan lebih dari 90 hari s.d
180 hari realisasi bagi hasil kurang
dari 30 Tunggakan lebih
dari 180
hari realisasi
pendapatan kurang dari 30
dari
proyeksi pendapatan lebih
dari 3
periode pembayaran