61
alternatif, antara lain sebagai nelayan, mencari madu hutan, penarik ojek, dan sebagainya. Demikian juga halnya dengan nelayan, apabila tidak bisa melaut
karena ombak besar misalnya, mereka bekerja juga sebagai buruh tani, menarik ojek, dan sebagainya.
C. METODE PENGAMBILAN DATA
Menurut Poerwandari 2007, metode pengambilan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian dan sifat
objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode wawancara. Jenis wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara mendalam in-depth interview. Wawancara mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan
pedoman wawancara, namun penggunaannya tidak sekedar wawancara terstruktur tetapi juga memungkinkan untuk mengembangkan topik baru yang lebih
mendalam. Banister dkk, 1994 dalam Poerwandari, 2007.Adapun penggunaan pedoman wawancara berfungsi semata-mata untuk memuat pokok-pokok
pertanyaan yang diajukan yaitu open-ended questions, yang bertujuan menjaga agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2007.
D. ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA
Menurut Poerwandari 2007 bahwa yang menjadi alat terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Namun, untuk memudahkan
62
pengumpulan data, peneliti membutuhkan alat bantu, seperti alat perekam tape recorder, pedoman wawancara.
1. Alat Perekam
tape recorder
Poerwandari 2007 menyatakan sedapat mungkin wawancara perlu direkam dan dibuat transkripnya secara verbatim kata demi kata, sehingga tidak
bijaksana jika peneliti hanya mengandalkan ingatan. Demi tujuan tersebut, perlu digunakan alat perekam agar peneliti mudah mengulangi kembali rekaman
wawancara dan dapat menghubungi subyek kembali apabila ada hal yang masih belum lengkap atau belum jelas. Penggunaan alat perekam ini dilakukan dengan
seizin subyek.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi “open-ended question” yang bertujuan agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2007.
Pedoman wawancara ini juga digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek
check list apakah aspek-aspek yang relevan telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman yang demikian, peneliti harus memikirkan bagaimana
pertanyaan tersebut dijabarkan secara konkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung
Poerwandari, 2007. Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara ini juga sebagai alat
63
bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga memudahkan pada tahap analisis data. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tapi
juga berdasarkan pada berbagai teori yang berkaitan dengan masalah yang ingin dijawab Poerwandari, 2007.
E. KREDIBILITAS PENELITIAN
Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikan konsep validitas Poerwandari, 2007. Kredibilitas penelitian
kualitatif juga terletak pada keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah dan mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi
yang kompleks. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan kompleksitas aspek-aspek yang terkait dalam bahasa kuantitatif: variabel dan
interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif.
Adapun upaya peneliti dalam menjaga kredibilitas dan objektifitas penelitian ini, antara lain dengan:
1. Memilih sampel yang sesuai dengan karakteristik responden. 2. Membuat pedoman wawancara berdasarkan teori mengenai resiliensi.
3. Menggunakan pertanyaan terbuka dan wawancara mendalam untuk mendapatkan data yang akurat. Pernyataan responden yang ambigu atau
kurang jelas akan ditanyakan kembali probing saat wawancara atau pertemuan berikutnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat.
64
F. PROSEDUR PENELITIAN