43
Dari beberapa definisi wilayah pesisir yang telah disampaikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara
darat dan laut yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut dan proses kegiatan atau aktivitas bumi dan penggunaan lahan masih mempengaruhi proses dan fungsi
kelautan.
2. Masyarakat Pesisir
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama- sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas
yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumberdaya pesisir Satria, 2004.
Masyarakat pesisir terdiri dari nelayan pemilik, buruh nelayan, pembudidaya ikan dan organisme laut lainnya, pedagang ikan, pengolah ikan,
supplier faktor sarana produksi perikanan. Dalam bidang non-perikanan, masyarakat pesisir bisa terdiri dari penjual jasa pariwisata, penjual jasa
transportasi, serta kelompok masyarakat lainnya yang memanfaatkan sumberdaya non-hayati laut dan pesisir untuk menyokong kehidupannya Nikijuluw, 2009.
3. Kondisi Masyarakat Pesisir
Nikijuluw 2009 mengungkapkan bahwa masyarakat pesisir merupakan suatu komunitas yang hidup di wilayah pesisir dan menggantungkan hidupnya
dengan sumberdaya pesisir. Masyarakat pesisir termasuk masyarakat yang masih terbelakang dan berada dalam posisi marginal, masyarakat pesisir tidak
44
mempunyai banyak cara dalam mengatasi masalah yang hadir. Masalah kompleks yang dihadapi masyarakat pesisir adalah kemiskinan, keterbatasan pengetahuan
untuk pengelolaan sumberdaya dan teknologi. Kemiskinan yang merupakan indikator ketertinggalan masyarakat pesisir
ini disebabkan paling tidak oleh tiga hal utama, yaitu 1 kerniskinan struktural, 2 kemiskinan super-struktural, dan 3 kemiskinan kultural Nikijuluw, 2009.
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan karena pengaruh faktor atau variabel eksternal di luar individu. Variabel-variabel tersebut
adalah struktur sosial ekonomi masyarakat, ketersediaan fasilitas pembangunan, ketersediaan teknologi, dan ketersediaan sumberdaya pembangunan khususnya
sumberdaya alam Nikijuluw, 2009. Kemiskinan super-struktural adalah kemiskinan yang disebabkan karena
variabel-variabel kebijakan makro yang tidak begitu kuat berpihak pada pembangunan nelayan. Variabel-variabel super-struktural tersebut diantaranya
adanya kebijakan fiskal, kebijakan moneter, ketersediaan hukum dan perundang- undangan, kebijakan pemerintah yang diimplementasikan dalam proyek dan
program pembangunan. Kemiskinan super-struktural ini hanya bisa diatasi apabila pemerintah, baik tingkat pusat maupun daerah memiliki komitmen khusus
Nikijuluw, 2009. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan karena variabel-
variabel yang melekat, inheren, dan menjadi gaya hidup tertentu. Akibatnya, sulit untuk individu bersangkutan keluar dari kemiskinan itu karena tidak disadari atau
tidak diketahui oleh individu yang bersangkutan. Variabel-variabel penyebab
45
kemiskinan kultural adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, adat, budaya, kepercayaan, kesetiaan pada pandangan-pandangan tertentu, serta ketaatan pada
tokoh panutan Nikijuluw, 2009. Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki tempramental dan
karakter watak yang keras dan tidak mudah di atur. Realitas pendidikan di masyarakat pesisir adalah pendidikan yang mengalami “dehumanisasi”, dikatakan
demikian karena pendidikan mengalami proses kemundurun dengan terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan yang dikandungnya. Dengan pendidikan seperti itu maka
anak-anak menjadi putus sekolah dan lebih memilih bekerja sebagai nelayan untuk mencari nafkah Audiyahira, 2011.
Kusnadi 2003 mengungkapkan bahwa dengan kondisi ekonomi masyarakat pesisir yang rendah tingkat, maka adalah logis jika tingkat pendidikan
anak-anak mereka juga rendah. Banyak anak yang harus berhenti sebelum lulus sekolah dasar atau kalaupun lulus, mereka tidak akan melanjutkan pendidikannya
ke sekolah menengah pertama. Disamping itu, kebutuhan hidup yang paling mendasar bagi rumah tangga nelayan miskin adalah pemenuhan kebutuhan
pangan. Kebutuhan dasar yang lain, seperti kelayakan perumahan dan sandang dijadikan sebagai kebutuhan sekunder. Kebutuhan akan pangan merupakan
prasyarat utama agar rumah tangga nelayan dapat bertahan hidup.
4. Pendidikan di Masyarakat Pesisir