32
cerita dan perasaan, untuk saling membantu dalam menyelesaikan masalah baik personal maupun interpersonal atau membicarakan konflik dalam keluarga
Reivich Shatte, 2002. Menurut Reivich Shatte 2002, resiliensi merupakan kemampuan yang
meliputi peningkatan aspek positif dalam hidup. Individu yang meningkatkan aspek positif dalam hidup mampu melakukan dua aspek ini dengan baik, yaitu: 1
mampu membedakan risiko yang realistis dan tidak realistis, 2 memiliki makna dan tujuan hidup serta mampu melihat gambaran besar dari kehidupan. Individu
yang selalu meningkatkan aspek positifnya akan lebih mudah dalam mengatasi permasalahan hidup, serta berperan dalam meningkatkan kemampuan
interpersonal dan pengendalian emosi.
4. Faktor yang Mempengaruhi Resiliensi
Perkembangan resiliensi pada manusia merupakan suatu proses perkembangan manusia yang sehat, suatu proses dinamis dimana terdapat
pengaruh dari interaksi antara kepribadian seorang individu dengan lingkungannya dalam hubungan yang timbal balik. Hasilnya ditentukan
berdasarkan keseimbangan antara faktor risiko, kejadian dalam hidup yang menekan, dan faktor protektif Warner Smith, 1982 dalam Benard, 1991.
Selanjutnya, keseimbangan ini tidak hanya ditentukan oleh jumlah dari faktor risiko dan faktor protektif yang hadir dalam kehidupan seorang individu tetapi
juga dari frekuensi, durasi, derajat keburukannya, sejalan dengan kemunculannya.
33
a. Faktor Risiko
Schoon 2006 mengungkapkan bahwa faktor risiko merupakan faktor yang dapat memunculkan kerentanan terhadap distress. Konsep risikodalam
penelitian resiliensi untuk menyebutkan kemungkinan terdapatnya maladjusment ketidakmampuan menyesuaikan diri dikarenakan kondisi-kondisi yang menekan
seperti: anak yang tumbuh pada keluarga yang mempunyai status ekonomi rendah, tumbuh di daerah yang terdapat kekerasan, dan pengalaman trauma.
Faktor risiko ini dapat berasal dari faktor genetik seperti penyakit sejak lahir, faktor psikologis, lingkungan dan sosioekonomi
yang mempengaruhi kemungkinan terdapatnya kerentanan terhadap stres. Faktor-faktor ini
mempengaruhi individu baik secara afektif maupun kognitif. Faktor risiko dapat berasal dari kondisi budaya, ekonomi, atau medis yang
menempatkan individu dalam risiko kegagalan ketika menghadapi situasi yang sulit. Faktor risiko menggambarkan beberapa pengaruh yang dapat meningkatkan
kemungkinan munculnya suatu penyimpangan hingga keadaan yang lebih serius lagi. Trait risiko merupakan predisposisi individu yang meningkatkan kelemahan
individu pada hasil negatif. Efek lingkungan, dimana lingkungan atau keadaan dapat berhubungan atau mendatangkan risiko. Hubungan antar beberapa variabel
risiko yang berbeda akan membentuk suatu rantai risiko Smokowski, 1998.
b. Faktor Protektif
Faktor protektif berperan mengubah efek-efek negatif dari keadaan hidup yang kurang menyenangkan dan membantu memperkuat resiliensi Schoon,
34
2006. Schoon 2006 menyatakan ada tiga faktor yang termasuk dalam faktor
protektif yaitu atribut-atribut individual, karakteristik dari keluarga,dan aspek- aspek konteks sosial yang lebih luas. Selanjutnya ketiga faktor ini akan dijelaskan
sebagi berikut: i Atribut-atribut individual
Atribut-atribut individual yang menunjukkan faktor protektif individu seperti menampilkan performa yang baik saat tes akademik di sekolah,
lebih sedikit menunjukkan masalah perilaku, memiliki banyak hobi, , menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi terhadap kemampuan diri
sendiri, menunjukkan perencanaan yang baik dengan rekan kerja dan pilihan
berkarir, dan
memiliki pandangan
yang positif
terhadapkehidupan. ii Karakteristik keluarga
Karakteristik keluarga diasosiasikan dengan penyesuaian positif selama masa kanak-kanak dan remaja, termasuk lingkungan keluarga yang
stabil dan mendukung.Hal ini dikarakteristikan dengan orang tua yang mampu memahami anak, aktif dan ikut berpartisipasi dalam pendidikan
dan perencanaan karir anak, mengajak anak untuk memiliki aktivitas yang beragam. Faktor lain yang penting ialah ayah yang membantu ibu
dalam hal pekerjaan rumah. iii Aspek kontek sosial yang lebih luas
Aspek konteks sosial yang lebih luas termasuk individu selain orang tua
35
yang memberikan dukungan sepertiguru yang mampu menyadari kemampuan murid serta mendorong dan mendukung perjuangan
pendidikan dan pekerjaan murid. Lingkungan sekolah juga berperan penting dalam membantu perkembangan adaptif. Selain itu, dorongan
komunitas yang positif seperti dukungan tetangga dan rasa saling memiliki dalam komunitas.
5. Fase Resiliensi