Lokasi Penelitian RESPONDEN PENELITIAN DAN LOKASI PENELITIAN

56 menjadi guru yang tidak pernah mengajar, maka beliau minta untuk dipindahkan. Hingga akhirnya di tahun 1989, beliau resmi pindah ke Sekolah Dasar Paluh Merbau.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun Sidodadi Paluh Merbau, Kabupaten Deli Serdang. Namun, di dalam proses penelitian, lokasi penelitian berubah karena disesuaikan dengan keinginan dari responden penelitian agar responden merasa nyaman. Dalam penelitian ini, wawancara terhadap kedua responden penelitian berlangsung di rumah masing-masing responden. Hal ini dikarenakan responden lebih merasa nyaman berada di rumahnya. Pada responden I, yakni Bu Mawar, wawancara berlangsung di rumahnya yang berada di Kota Medan. Sedangkan pada responden II, yakni Bu Anggrek, wawancara berlangsung di rumahnya yang berada di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan. Sekilas Mengenai Paluh Merbau Melalui hasil observasi yang peneliti lakukan serta wawancara dengan kepala dusun , berikut ini peneliti paparkan sekilas mengenai Dusun Sidodadi Paluh Merbau. a. Lokasi dan Keadaan Alam Sidodadi Paluh Merbau adalah sebuah dusun yang terletak pada sebuah pulau kecil di sebelah Timur pulau Sumatera, termasuk dalam pemerintahan Desa 57 Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Desa Tanjung Rejo termasuk didalamnya Dusun Sidodadi Paluh Merbau adalah merupakan dataran rendah dengan ketinggian sekitar 0,5 m di atas permukaan laut. Daerah ini beriklim tropis dengan dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau, dengan suhu udara berkisar antara 25sd35. Pulau yang dinamai Paluh Merbau ini dipisahkan oleh sebuah paluh selebar ± 115 m dari daratan Sumatera, yang dapat diseberangi dengan menggunakan jembatan besi selebar 2m dengan panjang 120 m. Areal pulau ini luasnya ± 2100 ha dan dapat dikelilingi dengan menggunakan sepeda motor dalam waktu ± 50 menit bila tidak hujan, melalui tanggul atau banteng air sekeliling pulau sepanjang 17 km yang dibangun pemerintah pada tahun 1974. Fungsi utama banteng atau tanggul yang lebarnya ± 5 m itu adalah agar air laut tidak masuk ke daratan sewaktu air pasang naik, dan penduduk bisa menanam padi. Banteng atau tanggul itu juga yang difungsikan oleh penduduk sebagai jalan di sekeliling pulau. Selain Sidodadi Paluh Merbau yang secara administrative pemerintahan disebut Dusun XI, di dalam pulau tersebut ada 2 dusun lain, yaitu Dusun Tambak Sari yang disebut Dusun XII dan Dusun Trimulyo yang disebut Dusun XIII. Dari ketiga dusun tersebut, yang terluas areal dan terbanyak penduduknya adalah Sidodadi Paluh Merbau, yaitu ± 950 Ha dengan jumlah penduduk 2006 jiwa. Di seluruh kawasan Dusun Sidodadi Paluh Merbau jarang sekali ditemui 58 pohon-pohon kayu yang besar, selain pohon Enau, pohon Buta-Buta, dan pohon Barembang di sepanjang paluh dan pantai. Selain beberapa pohon kapuk, yang terbanyak adalah pohon Mengkudu. Pohon Bakau sendiri yang merupakan tumbugan khas pantai, tidak banyak lagi ditemui karena hutan bakau yang dulunya ada sudah habis dijadikan tambak- tambak. Sama halnya dengan dusun Tambak Sari dan Trimulyo yang disebutkan di atas, Sidodadi Paluh Merbau adalah sebuah dusun yang relatif datar tanpa bukit- bukit atau gunung maupun lembah dan ditumbuhi oleh banyak pohon pisang, kelapa, padi, ketela, dan pohon-pohon kelapa sawit yang ditanam warga desa, dan pohon Mengkudu serta Barembang, Buta-Buta dan Bakau yang tumbuh liar di sekitar paluh dan di sekitar tambak-tambak ikan penduduk di sepanjang pantai. Melalui pengamatan keligatan bahwa kondisi bangunan rumah warga masyarakat Dusun Sidodadi Paluh Merbau umumnya masih memprihatinkan, karena banyak rumah yang masih memakai anyaman bambootepas sebagai dinding dan rumbia sebagai atapnya, serta tanah sebagai lantainya. Selain beberapa rumah permanen yang berdinding tembok batu dengan lantai tegel atau keramik, yang terbanyak adalah rumah-rumah sederhanan dengan dinding papan dan lantai semen. Semua jalan di dusun ini adalah jalan tanah dan tidak pernah diaspal. Oleh karena itu, selama musim hujan semua jalan dusun becek dan berlumpur serta licin sehingga sukar dilalui dengan mengendari sepeda atau sepeda motor. 59 b. Aksesibilitas Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, Sidodadi Paluh Merbau adalah merupakan salah sastu dusun yang termasuk dalam Kecamatan Percut Sei Tuan. Dusun tersebut terletak ± 40 km dari Tembung Ibu Kota Kecamatan dan untuk mencapai batas dusun dapat ditempuh dengan memakai kendaraan bermotor mobil atau sepeda motor yang memakan waktu ± 75 menit, dan memakan waktu sekitar 120 menit dari Lubuk Pakam Ibu Kota Deli Serdang. Batas dusun yang dimaksud adalah sebuah Paluh selebar ± 115 m. Kendaraan roda 2 dan roda 4 yang hendak masuk ke dalam Dusun Sidodadi Paluh Merbau harus menyeberangi jembatan besi yang kondisinya sangat buruk dengan banyak lubang besar. Jembatan ini adalah hasil swadaya masyarakat dengan bantuan pemerintah yang dibuat pada tahun 1999. Pada awal pembangunannya, jembatan tersebut masih terbuat dari kayu dan hanya dapat dilalui oleh sepeda motor. Tetapi sekitar tahun 2000-an, pemerintah mengganti jembatan tersebut dengan besi sehingga dapat dilalui kendaraan roda 4. Sebelum jembatan tersebut dibuat, alat penyeberangan umum untuk masuk atau keluar dusun adalah perahu yang dimiliki oleh seorang penduduk yang tempat tinggalnya berada di pinggir Paluh. c. Sarana Pendidikan Satu-satunya sarana pendidikan formal yang ada di Sidodadi Paluh Merbau adalah sebuah SD Negeri No. 107396 dengan jumlah ruangan kelas 6 buah yang dipakai secara bergantian dari pagi sampai sore. 60 Pada tahun 1981, di lokasi SD Negeri sekarang sesungguhnya sudah ada Sekolah Dasar hasil swadaya penduduk, karena banyak anak-anak yang ingin bersekolah. Sekolah ini dinamai “Sekolah Darurat Swadaya Masyarakat”, dan terdiri dari 3 buah ruang kelas. Adapun kurikulumnya disesuaikan dengan kurikulum SD yang ada di Percut Sei Tuan, sehingga lulusan SD darurat ini dapat diterima di SLTP Percut atau di SD lainnya. Sebagai sekolah dasar darurat, bangunannya hanya beralaskan tanah, dindingnya terbuat dari tepas dan tanpa kursi serta meja sama sekali. Semua siswa yang berjumlah kurang lebih 120 orang itu belajar sambil duduk di atas tikar, dan masuk sekolah secara bergantian. Sampai tahun 1995, lulusan sekolah darurat swadaya masyarakat ini sudah banyak, tetapi sedikit sekali yang melanjut ke SLTP karena letaknya jauh dari dusun sehingga membutuhkan alat transportasi yang rutin dan biaya yang besar. Pada tahun 1996, barulah pemerintah mendirikan SD Negeri. d. Sosial Ekonomi Mata pencaharian utama penduduk Sidodadi Paluh Merbau dan sekitarnya adalah pertanian sub sektor pertanian pangan khusunya padi, dan didukung oleh sektor perikanan karena tempat tinggal mereka memang dekat laut. Bagi para petani, karena sawah mereka umumnya adalah sawah tadah hujan, maka pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari tidak sepenuhnya mengandalkan sektor pertanian khususnya padi, karena musim tanam dan hasilnya tergantung pada curah hujan, karena tali air tidak ada. Mereka juga mempunyai pekerjaan 61 alternatif, antara lain sebagai nelayan, mencari madu hutan, penarik ojek, dan sebagainya. Demikian juga halnya dengan nelayan, apabila tidak bisa melaut karena ombak besar misalnya, mereka bekerja juga sebagai buruh tani, menarik ojek, dan sebagainya.

C. METODE PENGAMBILAN DATA