17
Tabel 2.1: Dampak Buruk Pangan Tidak Aman
Dampak buruk bagi konsumen
keluarganya Dampak buruk bagi
produsen atau industri Dampak buruk bagi
Pemerintah Dampak buruk bagi
Pemerintah
1. Sakit, cacat atau gangguan
perkembangan 1. Penurunan citra produk
dan reputasi produsen 1. Biaya inspeksi ke
lokasi kejadian rumah sakit
2. Meningkatkan absen sekolah atau hari kerja
2. Biaya penarikan produk dari pasar
2. Biaya inspeksi ke lokasi produksi
3. Menurunkan produktivitas kerja
3. Kehilangan konsumen 3. Biaya pemeriksaan
Laboratorium 4. Meningkatkan curahan
waktu dan pengeluaran insidental keluarga
4. Kerugian biaya produksi
4. Biaya pengobatan bila produsennya sektor
informal
5. Meningkatkan pengeluaran jangka
panjang dan kehilangan kesempatan hidup yang
lebih bila berdampak kronik
5. Biaya investigasi, biaya
pengobatan, kompensasi korban,
promosi dan pencitraan kembali
5.
Penurunan penerimaan pajak bila
produsen dari usaha berbadan hukum
6. Meninggal dunia dan biaya pemakaman
6. Biaya proses hukum bila dituntut konsumen
6. Biaya koordinasi dan biaya penyuluhan
untuk pencegahan lebih lanjut
Sumber : Kemenkes, 2011
2.1.1.6. Pencegahan Ketidakamanan Pangan Saat Mengolah dan Menyajikan
Pangan
Untuk mencegah pencemaran pangan dapat dilakukan beberapa hal, seperti :
2.1.1.6.1. Kebersihan Diri dan Kesehatan Penjamah
Kebersihan individu atau pelaku merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus diperhatikan agar produk pangan bermutu dan aman untuk
dikonsumsi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS setiap pelaku termasuk penjamah.
18
2.1.1.6.2. Pemilihan Bahan Baku
Mutu dan keamanan suatu produk pangan sangat tergantung pada mutu dan keamanan bahan bakunya. Oleh karena itu, untuk menghasilkan produk yang
bermutu dan aman konsumsi, bahan baku harus dipilih terlebih dahulu.
2.1.1.6.3. Pemilihan Bahan Tambahan Pangan.
Penggunaan BTP diatur oleh perundang-undangan. Bahan berbahaya dilarang digunakan dalam pangan. Jika menggunakan BTP atau bahan pembantu,
gunakan jenis dan takaran BTP yang diperkenankan.
2.1.1.6.4. Penyimpanan Bahan Pangan
Penyimpanan antara bahan pangan, peralatan dan bahan tambahan dilakukan secara terpisah. Serta perlu diperhatikan sesuai karakteristik bahan
pangan agar tidak mudah terjadi pembusukan atau kerusakan bahan pangan.
2.1.1.6.5. Tata Cara Pengolahan Pangan
Tata cara pengolahan pangan yang baik dan benar dapat menjaga mutu dan keamanan hasil olahan pangan. Tata cara pengolahan yang salah dapat
menyebabkan kandungan gizi dalam pangan hilang secara berlebihan.
2.1.1.6.6. Kebersihan Peralatan
Peralatan pengolahan pangan yang kotor dapat mencemari pangan, oleh karena itu peralatan harus dijaga agar selalu tetap bersih. Penataan peralatan juga
harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya pencemaran.
2.1.1.6.7. Sanitasi Air dan Lingkungan
Bahan baku termasuk air dan es dapat terkontaminasi oleh mikroba patogen dan bahan kimia berbahaya. Lingkungan yang kotor dapat menjadi
19
sumber bahaya yang mencemari pangan, baik bahaya fisik, kimia maupun biologis. Mikroba yang tumbuh dengan baik ditempat yang kotor mudah sekali
masuk ke dalam pangan.
2.1.1.6.8. Pengemasan dan Penyajian