Distribusi Frekuensi Praktik Sebelum dan Sesudah Intervensi Pretest

76

4.2.2.3. Distribusi Frekuensi Praktik Sebelum dan Sesudah Intervensi Pretest

dan Posttest Distribusi frekuensi skor praktik siswa mengenai pemilihan pangan jajanan anak sekolah sebelum dan sesudah intervensi digambarkan pada tabel 4.9. Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Skor Praktik Responden Skor Pre test Post test Frekuensi f Presentase Frekuensi f Presentase 3 1 1,9 4 5 1 1,9 6 1 1,9 1 1,9 7 5 9,3 2 3,7 8 7 13 2 3,7 9 8 14,8 1 1,9 10 12 22,2 4 7,4 11 13 24,1 19 35,2 12 6 11,1 25 46,3 Total 54 100 54 100 Rata-rata 9,5 11 Median 10 11 Normalitas data p value 0,000 0,000 Berdasarkan tabel 4.9 tentang distribusi skor sikap tentang pemilihan pangan jajanan anak sekolah sebelum dan sesudah intervensi dapat terlihat skor masing yaitu skor tertinggi adalah 12 pretest dan 12 posttest, skor terendah adalah 3 pretest dan 6 posttest, rata-rata adalah 9,5 pretest dan 11 posttest serta median 10 pretest dan 11 posttest. Skor tersebut dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu 1 Tidak praktik negatif, jika nilai meanmedian dan 2 Praktik positif , jika nilai ≥ meanmedian. Berdasarkan penghitungan diketahui bahwa nilai p value pretest 77 sebesar 0,000 dan p value posttest sebesar 0,000, dimana p value 0,05 yang berarti kedua data tersebut tidak terdistribusi normal. Oleh karena itu, yang digunakan sebagai acuan pengkategorian adalah niai median. Tabel 4.10 : Distribusi Frekuensi Kategori Praktik Responden Kategori Pretest Posttest Frekuensi f Persentase Frekuensi f Persentase Tidak Praktik 23 42,6 10 18,5 Praktik 31 57,4 44 81,5 Total 54 100 54 100 Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui kategori praktik pada pretest adalah sebanyak 23 anak 42,6 negatif dan 31 anak 57,4 positif. Sedangkan, kategori praktik pada posttest adalah sebanyak 10 anak 18,5 negatif dan 44 anak 81,5 positif. Sesuai dengan nilai pretest dan posttest dapat dilihat terdapat perbedaan praktik sebanyak 24,1. Distribusi frekuensi kategori pengetahuan siswa dapat dilihat pada grafik 4.3. 10 20 30 40 50 Tidak Praktik Praktik 23 31 10 44 F re k uens i Kategori Distribusi Frekuensi Praktik Pre test Post test Grafik 4.3 : Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Siswa tentang Pemilihan Pangan Jajanan Anak Sekolah Sebelum dan Sesudah Intervensi 78

4.2.2.4. Perbedaan Pengetahuan Siswa tentang Pemilihan Pangan Jajanan

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Pemanis Sintetis Siklamat Berlebih pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Kelurahan Pondok Benda, Pamulang Barat dan Pamulang Timur Tahun 2015

2 17 183

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Jajanan Aman dengan Perilaku Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok

3 23 143

Pengetahuan, sikap, dan praktek gizi Sekolah Menengah Pertama terhadap Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada makanan jajanan

0 6 70

Perilaku Penjaja Pangan Jajanan Anak Sekolah Tentang Gizi Dan Keamanan Pangan Di Lingkungan Sekolah Dasar Kota Dan Kabupaten Bogor

4 18 151

Pengembangan e-Notifikasi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Untuk Siswa Sekolah Sebagai Perwujudan Pengawasan Keamanan Pangan Mandiri

3 7 90

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK Hubungan Antara Pengetahuan Dan Persepsi Ibu Tentang Gizi Seimbang Dengan Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Balita Di Wilayah Puskesmas Giling

0 2 18

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

0 3 15

Hubungan Antara Kredibilitas Pembicara Konferensi Anak Indonesia dengan Sikap Peserta dalam Menghindari Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Tercemar.

0 0 2

Hubungan pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih jajanan pada anak sekolah dasar COVER

0 0 13

Hubungan pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih jajanan pada anak sekolah dasar jurnal

0 0 9