Perbedaan Nilai Pretest Dan Posttest Pengetahuan Responden

84 Menurut kerucut pengalaman Cone Experience E. Dale Sadiman, Arief. 2010: 8 dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu yang digunakan, mengklasifikasikan pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkret ke paling abstrak. kerucut pengalaman Cone Experience E. Dale dapat digambarkan sebagai berikut: Abstrak Konkret Berdasarkan kerucut pengalaman di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran interaktif dan permainan ular tangga dengan partisipasi langsung dari responden memberikan pengalaman yang lebih konkret terjadinya perubahan perilaku. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunan bahan ajar multimedia dan permainan ular tangga efektif dalam meningkatkan praktik siswa dalam pemilihan pangan jajanan anak sekolah.

5.1.2 Perbedaan Nilai Pretest Dan Posttest Pengetahuan Responden

Hasil penelitian menunjukkan sebelum diberikan intervensi terdapat 14,8 siswa berpengetahuan baik, 13 cukup dan 72,2 baik. Setalah diberikan intervensi mendapatkan hasil 5,6 berpengatahuan cukup dan 94,4 Verbal Simbol verbal Visual Radio Film TV Wisata Demonstrasi Pastisipasi Observasi Pengalaman langsung 85 berpengetahun baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumalah siswa yang memiliki pengetahuan baik sebesar 22,2. Berdasarkan hasil uji staistik marginal homogeniety terhadap nilai pretest dan posttest pengetahuan responden, diperoleh hasil bahwa nilai p adalah 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai p 0,05. Maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan nilai pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi perubahan pengetahuan siswa tentang pemilihan pangan jajanan anak sekolah setelah siswa diberikan materi dengan menggunakan produk. Penyampaian informasi kepada responden pada penelitian ini menggunakan metode ceramah dengan penggunaan media bahan ajar multimedia berupa media pembelajarn interaktif dan permainan ular tangga. Metode ini dapat meningkatkan pengetahuan siswsa tentang pemilihan pangan jajanan anak sekolah. Pada saat pemberian materi siswa antusias untuk memperhatikan media pembelajaran interaktif yang disampaikan dan sangat aktif saat melakukan permainan ular tangga. Dengan meningkatnya pengetahuan siswa sebelum dan setelah intervensi dengan menggunakan media pada penelitian ini, diharapkan siswa dapat mempraktikkan cara pemilihan jajanan yang tepat. Menurut Soekidjo Notoatmodjo, 2012: 56 promosi kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pegetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan sebagian besar diperoleh melalui 86 indera penglihatan 30 dan indera pendengaran 10. Media bahan ajar multimedia dan permainan ular tangga dapat meningkatkan perhatian, konsentrasi dan imajinasi anak kemudian anak tersebut diharapkan mulai belajar menerapkan hal yang dipelajari sehingga akhirnya dapat membentuk pengetahuan, sikap dan tindakan yang baik dalam pemilihan jajanan yang aman. Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lila Oktania dkk 2012, dimana penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya perbedaan dan peningkatan pengetahuan dan sikap responden setelah diberikannya pendidikan kesehatan dengan menggunakan permainan ular tangga. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Feggi Giovani 2015 di SD Al- Salam Joglo Jakarta Barat didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh pengetahuan tentang pangan dipinggir jalan dengan kejadian typoid sehingga diperlukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang jajan dan bahayanya.

5.1.3 Perbedaan Nilai Pretest Dan Posttest Sikap Responden

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Pemanis Sintetis Siklamat Berlebih pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Kelurahan Pondok Benda, Pamulang Barat dan Pamulang Timur Tahun 2015

2 17 183

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Jajanan Aman dengan Perilaku Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok

3 23 143

Pengetahuan, sikap, dan praktek gizi Sekolah Menengah Pertama terhadap Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada makanan jajanan

0 6 70

Perilaku Penjaja Pangan Jajanan Anak Sekolah Tentang Gizi Dan Keamanan Pangan Di Lingkungan Sekolah Dasar Kota Dan Kabupaten Bogor

4 18 151

Pengembangan e-Notifikasi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Untuk Siswa Sekolah Sebagai Perwujudan Pengawasan Keamanan Pangan Mandiri

3 7 90

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK Hubungan Antara Pengetahuan Dan Persepsi Ibu Tentang Gizi Seimbang Dengan Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Balita Di Wilayah Puskesmas Giling

0 2 18

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

0 3 15

Hubungan Antara Kredibilitas Pembicara Konferensi Anak Indonesia dengan Sikap Peserta dalam Menghindari Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Tercemar.

0 0 2

Hubungan pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih jajanan pada anak sekolah dasar COVER

0 0 13

Hubungan pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih jajanan pada anak sekolah dasar jurnal

0 0 9