Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa presentase siswa yang memperoleh nilai tertinggi sebesar 3,13 sebanyak 1 orang, yaitu yang memperoleh nilai pada interval 87 – 94. Persentase siswa yang memperoleh nilai terendah sebesar 6,25 sebanyak 2 orang, yaitu yang memperoleh nilai pada interval 47 – 54. Sedangkan skor yang paling banyak diperoleh siswa yaitu sebanyak 28,13, yaitu yang memperoleh nilai pada interval 71 – 78. Siswa pada kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 68,00. Median terletak pada interval 63-70 dengan nilai 68,50. Distribusi frekuensi hasil tes kemampuan komunikasi matematis kelompok eksperimen dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon berikut ini: Gambar 4. 1 Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen Sebaran dari hasil tes kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen ditunjukan dengan skor varians adalah 102.97, skor simpangan baku adalah 10.15, kemiringan sebesar 0.15, karena nilai sk 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kiri atau landai ke kanan, kurva menceng ke kanan, dan ketajaman atau kurtosis sebesar 2.13 yang berarti kurang dari 3 dengan kurva berbentuk platikurtik mendatar. 2 4 6 8 10 fr e k u e n si 46,5 54,5 62,5 70,5 78,5 86,5 94,5 Interval 4343,538,5

1. Deskripsi Data Kelas Kontrol

Data tes kemampuan komunikasi siswa yang diberikan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 59,69 nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 38. Untuk lebih jelasnya, data nilai posttes siswa kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut:: Tabel 4.2 Distributif Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematik Kelas Kontrol No Interval Frekuensi Persentase Absolute Komulatif 1 38 46 3 3 9,38 2 47 55 7 10 21,88 3 56 64 7 17 21,88 4 65 73 10 27 31,25 5 74 82 3 30 9,38 6 83 91 2 32 6,25 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa presentase siswa yang memperoleh nilai tertinggi sebesar 6,25 sebanyak 2 orang, yaitu yang memperoleh nilai pada interval 83 – 91. Persentase siswa yang memperoleh nilai terendah sebesar 9,38 sebanyak 3 orang, yaitu yang memperoleh nilai pada interval 38 – 46. Sedangkan skor yang paling banyak diperoleh siswa yaitu sebanyak 31,25, yaitu yang memperoleh nilai pada interval 65 – 73. Siswa pada kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata 62,53. Median terletak pada interval 65-73 dengan nilai 67,5 . Distribusi frekuensi hasil tes kemampuan komunikasi matematis kelompok kontrol dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon berikut ini: Gambar 4. 2 Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelas Kontrol Sebaran dari hasil tes kemampuan komunikasi matematis pada kelas kontrol ditunjukan dengan skor varians adalah 147.55, skor simpangan baku adalah 12.15, kemiringan sebesar 1,23, karena nilai sk 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kiri atau landai ke kanan, kurva menceng ke kanan, dan ketajaman atau kurtosis sebesar 2.24 yang berarti kurang dari 3 dengan kurva berbentuk platikurtik mendatar. Berdasarkan uraian mengenai hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, ditemukan adanya perbedaan yang disajikan pada tabel berikut ini 2 4 6 8 10 12 fr e k u e n si 37,5 46,5 55,5 64,5 73,5 82,5 91,5 Interval 4343,538,5 Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistika Kelas Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa N 32 32 Maksimum X max 91 88 Minimum X min 47 38 Mean 68,00 62,53 Median Me 68,50 67,50 Modus Mo 70,50 67,50 Varians S 2 102,97 147,55 Simpangan Baku S 10,15 12,15 Kemiringan -0,15 -1,23 Ketajaman 2,13 2,24 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif antar kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih 5,47 68,00 –62,53 . Sama halnya dengan nilai rata-rata, nilai Median Me dan nilai modus Mo kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Nilai siswa di kelas eksperimen lebih beragam dari pada nilai siswa di kelas kontrol. Nilai siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai 91, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelompok kontrol dengan nilai 38. Artinya kemampuan komunikasi matematika perorangan tertinggi terdapat di kelas eksperimen sedangkan kemampuan komunikasi matematik perorangan terendah terdapat di kelas kontrol.

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

Data postes yang diperoleh masih berbentuk data mentah oleh karena itu agar data tersebut dapat menjawab pertanyaan penelitian maka dilakukan analisis terhadap data tersebut. Data penelitian yang akan dianalisis adalah rata-rata skor kemampuan komunikasi matematik siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis dan pembahasan data postes diberikan pada uraian berikut.

1. Uji Normalitas

Sebelum menguji perbedaan dua rata-rata postes dengan uji t, terlebih dahulu kedua kelompok diuji normalitas dan homogenitasnya. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi- kuadrat chi square. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran skor postes kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa kelompok berdistribusi normal jika memenuhi kriteria diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.

a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Hasil perhitungan uji normalitas diperoleh = 5.54. Dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai dengan = 32, taraf signifikansi α = 5 dan derajat kebebasan = 6 3 = 3 adalah 7.81. Karena 5.54 ≤ 7.81 maka H diterima, ini berarti bahwa nilai kemampuan komunikasi matematik siswa kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelas Kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas diperoleh = 2,74. Dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai dengan = 32, taraf signifikansi α = 5 dan derajat kebebasan = 6 3 = 3 adalah 7.81. Karena 2,74 ≤ 7.81 maka H diterima, ini berarti bahwa nilai kemampuan komunikasi matematik siswa kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji normalitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Jumlah Sampel α = 5 Kesimpulan Eksperimen 32 5,54 7,81 Populasi Berdistribusi Normal Kontrol 32 2,74 7,81 Karena pada kedua kelas kurang dari maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas, diketahui bahwa kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan Uji Fisher. Dari hasil perhitungan di peroleh nilai F hitung = 0,70 dan F tabel = 1,82 pada taraf signifikan α = 0,05. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas N α Kesimpulan Eksperimen 32 0,05 1,43 1,82 Terima H Kontrol 32 Dari data terlihat bahwa kedua kelas sampel memiliki 1,43 1,82 yang berarti data yang diperoleh memiliki varians yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, sehingga untuk pengujian hipotesis digunakan uji t. Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji t maka diperoleh = 1,95 . Dengan menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan = 68, diperoleh harga = 1,67. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Kelas , Kesimpulan Eksperimen 1,95 1,67 tolak Ho Kontrol Dari tabel 4.9 terlihat bahwa 1,95 1,67, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima atau dengan kata lain rata-rata kemampuan komunikasi siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berdasarkan tabel yang diketahui, dapat dibuat sketsa kurvanya sebagai berikut: Gambar 4.3 Uji Pihak Kanan Kriteria pengujian adalah tolak H , jika t hitung lebih besar dari 1,67. Penelitian ini memberikan hasil t hitung = 1,95 dan jatuh pada daerah penolakan 1,67 1,95 = Daerah penerimaan H