iii Irisan dari koleksi-koleksi hingga himpunan buka adalah juga
suatu himpunan buka. Vilela dan Bautista 2011 dalam jurnalnya mengatakan bahwa suatu
topologi fuzzy
pada himpunan tak-kosong adalah kumpulan � dari himpunan
fuzzy
di yang memenuhi: i
untuk setiap [0,1], himpunan
fuzzy
� didefinisikan dengan
� = ,
∀ , ada di dalam
�, ii
jika , �, maka
�, yang mana =
min {
, }, dan
iii jika
� untuk ⊆ , maka
�, yang mana = sup{
} .
Pasangan ,
� disebut sebagai suatu
ruang topologi fuzzy
dan anggota-anggota di
� adalah
himpunan buka fuzzy
.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang konsep, sifat-sifat, teorema, dan operasi-operasi yang terdapat di dalam ruang topologi
, �, apakah dapat
diberlakukan di dalam ruang topologi
fuzzy
, � atau tidak, serta mencari
keterhubungan antara dua ruang topologi tersebut.
1.6 Kontribusi Penelitian
Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1.
Menambah wawasan penulis tentang himpunan
fuzzy
, ruang topologi ,
�, dan ruang topologi
fuzzy
, �.
Universitas Sumatera Utara
2. Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan referensi bacaan
untuk mahasiswa matematika, terlebih bagi mahasiswa yang hendak melakukan penelitian serupa.
1.7 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Mempelajari literatur tentang sifat-sifat yang berlaku dalam himpunan
fuzzy
dan ruang topologi dari media buku dan media internet berupa jurnal dan artikel.
2. Menjelaskan tentang konsep, sifat-sifat, teorema, dan operasi-operasi
yang terdapat di dalam ruang topologi ,
� dan bagaimana bila diaplikasikan ke ruang topologi
fuzzy
, �.
3. Mencari keterhubungan antara ruang topologi , � dengan ruang
topologi
fuzzy
, �, yakni keisomorfisannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Himpunan
F uzzy
Fuzzy
berarti “kabur” atau “samar-samar”. Himpunan
fuzzy
adalah himpunan yang keanggotaannya memiliki nilai kekaburankesamaran antara salah dan benar.
Konsep tentang himpunan
fuzzy
pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh, seorang ilmuwan Amerika Serikat berkebangsaan Iran, dari Universitas
California di Barkeley, melalui tulisannya “Fuzzy Sets” pada tahun 1965.
2.1.1 Pengertian Himpunan
F uzzy
Sebelum teori tentang himpunan
fuzzy
muncul, dikenal sebuah himpunan klasik yang seringkali disebut himpunan tegas
crisp set
yang keanggotaannya memiliki nilai salah atau benar secara tegas. Sebaliknya, anggota himpunan
fuzzy
memiliki nilai kekaburan antara salah dan benar. Himpunan tegas hanya mengenal dingin
atau panas, sedangkan himpunan
fuzzy
dapat mengenal dingin, sejuk, hangat, dan panas.
Perbedaan antara dua jenis himpunan tersebut adalah himpunan tegas hanya memiliki dua kemungkinan nilai keanggotaan, yaitu
0 atau 1. Artinya, untuk sebarang himpunan tegas , jika sebuah unsur adalah bukan anggota
himpunan , maka nilai yang berhubungan dengan adalah 0. Dan jika unsur
tersebut merupakan anggota himpunan , nilai yang berhubungan dengan
adalah 1.
Sedangkan dalam himpunan
fuzzy
, keanggotaan suatu unsur dinyatakan dengan derajat keanggotaan
membership values
, yang nilainya terletak dalam
Universitas Sumatera Utara
interval [0,1] dan ditentukan dengan fungsi keanggotaan
� : → [0,1]. Artinya, untuk sebarang himpunan
fuzzy
, sebuah unsur adalah bukan anggota
himpunan jika �
= 0, unsur adalah anggota penuh himpunan jika �
= 1, dan unsur tersebut adalah anggota himpunan dengan derajat
keanggotaan sebesar � jika �
= �, dengan 0 � 1.
Dengan demikian dapat dipeoleh suatu definisi untuk himpunan
fuzzy
, yakni:
Definisi 2.1.1.1.
Himpunan
fuzzy
dalam suatu himpunan sebarang adalah
himpunan yang anggota-anggotanya dinyatakan dengan derajat keanggotaan, yang nilainya terletak dalam interval
[0,1] dan ditentukan dengan fungsi keanggotaan � : → [0,1].
2.1.2 Fungsi Keanggotaan
Setiap himpunan
fuzzy
dapat dinyatakan dengan suatu fungsi keanggotaan. Ada beberapa cara untuk menyatakan himpunan
fuzzy
dengan fungsi keanggotaannya. Untuk semesta hingga diskrit biasanya dipakai
cara daftar
, yaitu daftar anggota dengan derajat keanggotaannya yang dibentuk sebagai himpunan pasangan
berurutan = {
1
, �
1
,
2
, �
2
, … , , � }.
Contoh 2.1.2.1
: Misal adalah himpunan
fuzzy
“bilangan real yang dekat dengan 2”. Himpunan
fuzzy
dapat disajikan dengan menggunakan fungsi keanggotaan sebagai berikut:
� =
− 1 untuk 1 2
3 −
untuk 2 3
untuk lainnya
Universitas Sumatera Utara
Dengan fungsi keanggotaan ini, diperoleh: �
1 = 0,
� 1.5
= 0.5, �
1.7 =
0.7, �
2 = 1,
� 2.5
= 0.5, �
2.7 = 0.3, dan
� 3
= 0. Maka, dapat ditulis sebagai himpunan pasangan berurutan:
= { 1, 0 , 1.5, 0.5 , 1.7, 0.7 , 2, 1 , 2.5, 0.5 , 2.7, 0.3 , 3, 0}.
Kebanyakan himpunan
fuzzy
berada dalam semesta himpunan semua bilangan riil
ℝ dengan fungsi keanggotaan yang dinyatakan dalam bentuk suatu formula matematis. Formula matematis fungsi keanggotaan dalam himpunan
fuzzy
tersebut diantaranya adalah
fungsi keanggotaan segitiga
,
fungsi keanggotaan trapesium
,
fungsi keanggotaan Gauss
,
fungsi keanggotaan Cauchy
,
fungsi keanggotaan sigmoid
, dan
fungsi keanggotaan kiri-kanan
.
2.1.2.1 Fungsi Keanggotaan Segitiga
Definisi 2.1.2.1.1.
Suatu fungsi keanggotaan himpunan
fuzzy
disebut fungsi keanggotaan segitiga jika mempunyai tiga buah parameter, yaitu
, , ℝ
dengan , dinyatakan dengan
; , , dengan aturan:
; , , =
− −
untuk
− −
untuk untuk lainnya
Fungsi keanggotaan tersebut dapat juga dinyatakan sebagai berikut: ; , , =
− −
,
− −
, 0.
2.1.2.2 Fungsi Keanggotaan Trapesium
Definisi 2.1.2.2.1.
Suatu fungsi keanggotaan himpunan
fuzzy
disebut fungsi keanggotaan trapesium jika mempunyai empat buah parameter, yaitu
, , ,
Universitas Sumatera Utara
ℝ dengan , dinyatakan dengan ; , , , dengan
aturan:
− −
untuk 1
untuk
− −
untuk untuk lainnya
Fungsi keanggotaan tersebut dapat juga dinyatakan sebagai berikut: ; , , , =
− −
, 1,
− −
, 0.
2.1.2.3 Fungsi Keanggotaan Gauss
Definisi 2.1.2.3.1.
Suatu fungsi keanggotaan himpunan
fuzzy
disebut fungsi keanggotaan Gauss jika mempunyai dua buah parameter, yaitu
, ℝ,
dinyatakan dengan ; , sebagai berikut:
; , =
−
− 2
.
2.1.2.4 Fungsi Keanggotaan Cauchy
Definisi 2.1.2.4.1.
Suatu fungsi keanggotaan himpunan
fuzzy
disebut fungsi keanggotaan Cauchy jika mempunyai tiga buah parameter, yaitu
, , ℝ,
dinyatakan dengan ; , , sebagai berikut:
; , , =
1 1+
− 2
.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.5 Fungsi Keanggotaan Sigmoid
Definisi 2.1.2.5.1.
Suatu fungsi keanggotaan himpunan
fuzzy
disebut fungsi keanggotaan Sigmoid jika mempunyai dua buah parameter, yaitu
, ℝ,
dinyatakan dengan ; , sebagai berikut:
; , =
1 1+
− −
.
2.1.2.6 Fungsi Keanggotaan Kiri-Kanan
Definisi 2.1.2.6.1.
Suatu fungsi keanggotaan himpunan
fuzzy
disebut fungsi keanggotaan kiri-kanan jika mempunyai tiga buah parameter, yaitu
, , ℝ,
dinyatakan dengan
�
; , , sebagai berikut:
�
; , , =
� −
untuk
−
untuk .
Tentu saja masih banyak fungsi-fungsi keanggotaan lainnya yang dapat dibuat untuk memenuhi keperluan aplikasi-aplikasi tertentu. Yang jelas fungsi
keanggotaan memainkan peranan sentral dalam teori himpunan
fuzzy
yang harus dikontruksikan untuk menyatakan istilah linguistik yang dipergunakan.
2.1.3 Operasi pada Himpunan
F uzzy
Terhadap dua buah himpunan
fuzzy
atau lebih, dapat dilakukan operasi-operasi untuk menghasilkan himpunan
fuzzy
yang lain. Operasi-operasi tersebut diantaranya
adalah
penjumlahan
,
pengurangan
,
perkalian
,
pembagian
,
komplemen
,
gabungan
, dan
irisan
.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.1 Penjumlahan
Definisi 2.1.3.1.1.
Penjumlahan dua buah himpunan
fuzzy
dan adalah
himpunan
fuzzy
+ , yang didefinisikan dengan fungsi keanggotaan �
+
= sup
+ =
min{ �
, �
}.
Contoh 2.1.3.1.1
: Misalkan dalam semesta = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} diketahui
himpunan-himpunan
fuzzy
= { 1, 0.4 , 2, 1 , 3, 0.6 , 4, 0.1 }.
= { 2, 0.2 , 3, 0.7 , 4, 1 , 5, 0.6 }.
Maka diperoleh
+ = {
3, 0.2 , 4, 0.4 , 5, 0.7 , 6, 1 , 7, 0.6 , 8, 0.6 , 9, 0.1}.
Definisi 2.1.3.1.2.
Jika himpunan
fuzzy
dijumlahkan dengan suatu bilangan real ℝ, maka penjumlahan tersebut dapat didefinisikan dengan fungsi keanggotaan
�
+
= sup
+ =
min{ �
, 1} = � − .
Contoh 2.1.3.1.2
: Misalkan dalam semesta = {
−3, −2, −1, 0, 1, 2} diketahui himpunan
fuzzy
= { −3, 0 , −2, 0.3 , −1, 0.5 , 0, 0.7 , 1, 1}.
Maka diperoleh + 2 = {
−1, 0 , 0, 0.3 , 1, 0.5 , 2, 0.7 , 3, 1}.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.2 Pengurangan
Definisi 2.1.3.2.1.
Pengurangan dua buah himpunan
fuzzy
dan adalah
himpunan
fuzzy
− , yang didefinisikan dengan fungsi keanggotaan �
−
= sup
− =
min{ �
, �
}.
Contoh 2.1.3.2.1
: Misalkan dalam semesta = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} diketahui
himpunan-himpunan
fuzzy
= { 6, 0.4 , 7, 1 , 8, 0.6 , 9, 0.1 }.
= { 2, 0.2 , 3, 0.7 , 4, 1 , 5, 0.6 }.
Maka diperoleh
− = { 1, 0.4 , 2, 0.6 , 3, 1 , 4, 0.7 , 5, 0.6 , 6, 0.6 , 7, 0.1}.
2.1.3.3 Perkalian
Definisi 2.1.3.3.1.
Perkalian dua buah himpunan
fuzzy
dan adalah himpunan
fuzzy
∙ , yang didefinisikan dengan fungsi keanggotaan �
∙
= sup
∙ =
min{ �
, �
}.
Contoh 2.1.3.3.1
: Misalkan dalam semesta = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8} diketahui
himpunan-himpunan
fuzzy
= { 1, 0.4 , 2, 1 , 3, 0.6 , 4, 0.1 }.
= { 0, 0.2 , 1, 1 , 2, 0.6 }.
Maka diperoleh ∙ = 0, 0.2 , 1, 0.4 , 2, 1 , 3, 0.6 , 4, 0.6 , 6, 0.6 , 8, 0.1 .
Universitas Sumatera Utara
Definisi 2.1.3.3.2.
Jika himpunan
fuzzy
dikalikan dengan suatu bilangan real ℝ, maka perkalian tersebut dapat didefinisikan dengan fungsi keanggotaan
�
∙
= sup
∙ =
min{ �
, 1} = � .
Contoh 2.1.3.3.2
: Misal dalam semesta = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8} diketahui
himpunan
fuzzy
= { 0, 0 , 1, 0.3 , 2, 0.5 , 3, 0.7 , 4, 1}.
Maka diperoleh ∙ 2 = { 0, 0 , 2, 0.3 , 4, 0.5 , 6, 0.7 , 8, 1}.
2.1.3.4 Pembagian
Definisi 2.1.3.4.1.
Pembagian dua buah himpunan
fuzzy
dan adalah himpunan
fuzzy
, yang didefinisikan dengan fungsi keanggotaan �
= sup
=
min{ �
, �
}.
Contoh 2.1.3.4.1
: Misalkan dalam semesta = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8} diketahui
himpunan-himpunan
fuzzy
= { 0, 0.4 , 4, 1 , 8, 0.6 }.
= { 1, 0.3 , 2, 1 , 4, 0.7 }.
Maka diperoleh = {
0, 0.4 , 1, 0.7 , 2, 1 , 4, 0.6 , 8, 0.3}.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.5 Komplemen
Definisi 2.1.3.5.1.
Komplemen dari suatu himpunan
fuzzy
adalah himpunan
fuzzy
−
, diartikan sebagai “ tidak dekat ”, dengan fungsi keanggotaan
�
−
= 1 − � , untuk setiap
.
Contoh 2.1.3.5.1
: Misalkan dalam semesta = {
−4, −3, −2, −1, 0} diketahui himpunan
fuzzy
= { −4, 0 , −3, 0.3 , −2, 0.5 , −1, 0.7 , 0, 1}.
Maka diperoleh
−
= { −4, 1 , −3, 0.7 , −2, 0.5 , −1, 0.3 , 0, 0}.
2.1.3.6 Gabungan
Definisi 2.1.3.6.1.
Gabungan dua buah himpunan
fuzzy
dan adalah himpunan
fuzzy
, diartikan sebagai “ dekat atau dekat ”, dengan fungsi keanggotaan
� =
� �
= max �
, �
, untuk setiap .
Contoh 2.1.3.6.1
: Misalkan dalam semesta = {
−3, −2, −1, 0, 1, 2} diketahui himpunan-himpunan
fuzzy
= { −3, 0.3 , −2, 0.7 , −1, 1 , 0, 0.5 , 1, 0.2 , 2, 0}.
= { −3, 0 , −2, 0.1 , −1, 0.4 , 0, 0.6 , 1, 0.8 , 2, 1}.
Maka diperoleh = {
−3, 0.3 , −2, 0.7 , −1, 1 , 0, 0.6 , 1, 0.8 , 2, 1}.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.7 Irisan
Definisi 2.1.3.7.1.
Irisan dua buah himpunan
fuzzy
dan adalah himpunan
fuzzy
, diartikan sebagai “ dekat dan dekat ”, dengan fungsi keanggotaan �
= �
� = min
� ,
� , untuk setiap
.
Contoh 2.1.3.7.1
: Misalkan dalam semesta = {
−3, −2, −1, 0, 1, 2} diketahui himpunan-himpunan
fuzzy
= { −3, 0.3 , −2, 0.7 , −1, 1 , 0, 0.5 , 1, 0.2 , 2, 0}.
= { −3, 0 , −2, 0.1 , −1, 0.4 , 0, 0.6 , 1, 0.8 , 2, 1}.
Maka diperoleh = {
−3, 0 , −2, 0.1 , −1, 0.4 , 0, 0.5 , 1, 0.2 , 2, 0}.
Dua buah himpunan
fuzzy
dikatakan
beririsan
apabila irisan kedua himpunan
fuzzy
tersebut tidak sama dengan himpunan kosong. Apabila irisan dua buah himpunan
fuzzy
sama dengan himpunan kosong, maka kedua himpunan
fuzzy
tersebut dikatakan
lepas
.
2.2 Topologi dan Ruang Topologi
Kata „topologi‟ berasal dari bahasa Yunani, yaitu „topos‟ yang berarti tempat dan „logos‟ yang berarti ilmu. Dengan demikian, topologi adalah ilmu yang
berhubungan dengan tempattata ruang. Topologi dapat diartikan sebagai cabang matematika yang bersangkutan dengan tata ruang yang tidak berubah dalam
deformasi dwikontinu, yaitu ruang yang dapat ditekuk, dilipat, disusut, direntangkan, dan dipilin, tetapi tidak diperkenankan untuk dipotong, dirobek,
ditusuk, atau dilekatkan.
Universitas Sumatera Utara
Kajian topologi bermula dari permasalahan geometri oleh Leonard Euler pada tahun 1736 dalam tulisan
“Seven Bridges of K
ö
nigsberg”, yang merupakan awal sejarah berkembangnya teori graf. Konsep topologinya sendiri diperkenalkan
oleh Johann Benedict Listing dalam tulisan “Vorstudien zur Topologie” pada
tahun 1847 di Jerman. Konsep topologi muncul melalui pengembangan konsep dari geometri dan teori himpunan, seperti ruang, dimensi, bentuk, dan
transformasi.
2.2.1 Pengertian Topologi dan Ruang Topologi 2.2.1.1 Persekitaran
Definisi 2.2.1.1.1.
Misal adalah himpunan bagian dari suatu himpunan sebarang . adalah persekitaran dari
, jika dan hanya jika terdapat suatu himpunan sedemikian sehingga
⊆ .
Teorema 2.2.1.1.1.
Suatu himpunan adalah terbuka jika dan hanya jika
merupakan persekitaran dari setiap titik yang didalamnya.
Bukti 2.2.1.1.1
: Pertama, akan dibuktikan bahwa himpunan adalah terbuka jika merupakan persekitaran dari setiap titik yang didalamnya. Misalkan adalah
himpunan terbuka, maka setiap titik menjadi anggota pada himpunan
terbuka yang termuat dalam
, yang berarti ⊆ . Jadi, adalah
persekitaran dari setiap titik yang didalamnya. Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa suatu himpunan merupakan persekitaran
dari setiap titik yang didalamnya jika adalah terbuka. Misalkan merupakan suatu persekitaran dari setiap titik yang didalamnya. Sehingga untuk setiap
, terdapat suatu himpunan terbuka
sedemikian sehingga ⊆ . Dari sini
diperoleh: =
; ⊆ [ ;
] ⊆ . Yang berarti bahwa:
= [ ;
] dan adalah terbuka karena gabungan dari himpunan terbuka adalah himpunan terbuka.
Universitas Sumatera Utara
∎
2.2.1.2 Pengertian Topologi dan Ruang Topologi
Definisi 2.2.1.2.1.
Misal suatu himpunan sebarang dan ℱ = { : ⊆ ; =
1,2, … , }. � dikatakan suatu
topologi
pada jika dan hanya jika
� adalah
kumpulan himpunan bagian dari yang memenuhi aksioma-aksioma berikut:
iv ∅,
�, v
⋂ �; = 1,2, … , ,
vi �; = 1,2, … , .
Jika dan � digabung, ditulis , �. Pasangan , � disebut sebagai
ruang topologi
dan anggota-anggota di � merupakan suatu
himpunan buka
. Penulisan ,
� sering ditulis hanya dengan “ ” saja.
Contoh 2.2.1.2.1
: Misal = {1, 2, 3}. Dan himpunan bagian-himpunan bagian
dari adalah
ℱ = {∅, , 1 , 2 , 3 , 1,2 , 1,3 , 2,3 }. Maka
� = {∅, , 1 , 2 , 1,2 } adalah suatu topologi pada , sebab anggota-anggota � merupakan kumpulan himpunan bagian dari dan
� memenuhi aksioma: i
∅, �;
ii ∅ ∅ = ∅,
= ,
1 2 = ∅, ∅
= ∅,
1 = 1 , 1 1,2 = {1},
∅ 1 = ∅, 2 = {2},
{2} 2 = {2},
∅ 2 = ∅, 1,2 = {1,2}, {2} 1,2 = {2},
∅ 1,2 = ∅, 1 1 = 1 , 1,2 1,2 =
{1,2} �;
iii ∅ ∅ = ∅,
= ,
{1} {2} =
1,2 , ∅
= ,
{1} = , {1}
{1,2} = 1,2 ,
∅ 1 = {1}, {2} = ,
{2} {2} =
2 , ∅ 2 = {2},
{1,2} = , {2} {1,2} =
1,2 ,
Universitas Sumatera Utara
∅ 1,2 = 1,2 , {1} {1} = {1}, 1,2 1,2 = {1,2}
�;
Contoh 2.2.1.2.2
: Misalkan = { , , } dan diberikan
� = {∅, , , { }} adalah himpunan bagian dari
2 . Maka � bukanlah suatu topologi pada , sebab
= { , } �.
Bila terdapat suatu topologi pada yang anggotanya adalah semua
himpunan bagian dari atau sama dengan 2 , maka topologi tersebut disebut
topologi diskrit
. Topologi ini adalah topologi terbesar yang dapat dibentuk. Dan bila terdapat suatu topologi pada yang anggotanya hanya terdiri dari
himpunan kosong ∅ dan himpunan itu sendiri, maka topologi tersebut disebut
topologi indiskrit
. Topologi ini adalah topologi terkecil yang dapat dibentuk.
2.2.2 Himpunan Tertutup
Definisi 2.2.2.1.
Misalkan adalah suatu ruang topologi. Suatu
himpunan bagian dari disebut
himpunan tertutup
jika dan hanya jika komplemen dari merupakan himpunan buka. Komplemen dari ditulis
. Contoh 2.2.2.1
: Misalkan = {1, 2, 3, 4} dan
� = {∅, , {1}, {3}, 1,3 } adalah suatu
topologi pada
. Maka
himpunan tertutup
dari adalah
{ , ∅, 2,3,4 , 1,2,4 , 2,4 } yang merupakan komplemen dari setiap himpunan
bagian buka pada topologi .
Teorema 2.2.2.1.
Diberikan adalah suatu ruang topologi. Irisan sebarang dari setiap himpunan tertutup adalah juga himpunan tertutup. Selanjutnya, gabungan
sebarang dari setiap himpunan tertutup adalah juga himpunan tertutup.
Bukti 2.2.2.1
: Misal {
; = 1,2, … , } adalah koleksi himpunan
⊆ , yang mana
adalah himpunan tertutup. Diperoleh adalah himpunan terbuka, maka
Universitas Sumatera Utara
�. Karena � terbuka, maka ⋂
adalah
tertutup, sebab
=
⋂ . Selanjutnya, jika tertutup untuk = 1,2, … , , maka � terbuka.
Karena ⋂
� terbuka, maka adalah tertutup, sebab ⋂ =
. ∎
Contoh 2.2.2.2
: Misal
= { , , , , } dan
� = {∅, , { }, { , }, , , , { , , , }} adalah suatu topologi pada . Maka diperoleh himpunan tertutup dari adalah
{ , ∅, , , , , , , , , , { }}.
Dapat diperlihatkan bahwa irisan sebarang dari setiap himpunan tertutup adalah juga himpunan tertutup, misalnya
, , , , ,
= { , }. Dan
selanjutnya, gabungan sebarang dari setiap himpunan tertutup adalah juga himpunan tertutup,
misalnya ,
= { , , }.
2.2.3 Penutup Himpunan
Definisi 2.2.3.1.
Misalkan adalah suatu himpunan bagian dari ruang topologi .
Penutup himpunan
, dinotasikan dengan
,
adalah irisan dari semua himpunan tertutup yang memuat .
Contoh 2.2.3.1
: Misalkan = {1, 2, 3, 4} dan
� = {∅, , 1 , 3 , 1,3 , {1,2,3}}. Diperoleh himpunan tertutup dari
adalah { ,
∅, 2,3,4 , 1,2,4 , 2,4 , {4}}. Maka:
a. 1
= 1,2,4
= {1,2,4}. b.
2 =
2,3,4 1,2,4
2,4 = {2,4}.
c. 2,4
= 2,3,4
1,2,4 2,4
= {2,4}. d.
1,2,4 =
1,2,4 = {1,2,4}.
Teorema 2.2.3.1.
Misalkan adalah suatu himpunan bagian dari ruang topologi . Himpunan adalah tertutup jika dan hanya jika
= .
Universitas Sumatera Utara
Bukti 2.2.3.1
: Pertama, akan dibuktikan bahwa jika adalah tertutup, maka =
. Karena adalah himpunan tertutup, maka himpunan tertutup terkecil yang memuat adalah itu sendiri. Dengan demikian,
= . Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa jika
= , maka adalah tertutup. Menurut
Definisi 2.2.3.1.
, adalah irisan dari semua himpunan tertutup. Dan
Teorema 2.2.2.1.
mengatakan bahwa irisan setiap himpunan tertutup adalah juga himpunan tertutup. Dengan demikian,
adalah himpunan tertutup. Kemudian, karena =
, maka jelas bahwa adalah himpunan tertutup. Jadi, teorema telah terbukti. ∎
Contoh 2.2.3.2
: Misalkan = { , , } dan
� = {∅, , , , { , }}. Diperoleh himpunan tertutup dari
adalah { ,
∅, , , , , }. Kemudian ambil = { }, yang mana suatu himpunan tertutup. Maka,
=
, ,
= = . Selanjutnya ambil
= { }, yang mana bukanlah suatu
himpunan tertutup. Maka,
=
, =
, ≠ .
2.2.4 Basis dari Topologi
Definisi 2.2.4.1.
Misal adalah suatu ruang topologi. Dibentuk suatu kelas ℬ
yang merupakan himpunan bagian buka dari , dinotasikan ℬ �. Didefinisikan
ℬ adalah
basis
dari topologi � jika dan hanya jika setiap himpunan buka
� adalah gabungan anggota-anggota
ℬ. Atau, kelas ℬ � adalah suatu basis dari topologi
� jika dan hanya jika untuk setiap anggota himpunan buka , ada terdapat
ℬ dengan .
Contoh 2.2.4.1
: Misalkan = { , , } dan
� = {∅, , , , , , , } adalah suatu topologi pada . Maka dapat dibentuk suatu basis:
ℬ = {∅, , , , }, yang gabungan anggota-anggotanya membentuk setiap himpunan buka
�, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
i. ∅ ∅ = ∅,
ii. ∅ = = { },
iii. ∅ = = { },
iv. = { , },
v. ∅ , = , , = , = { , }, dan
vi. , = , , = .
Teorema 2.2.4.1.
Jika ℬ
1
merupakan suatu basis dari topologi � pada dan ℬ
2
merupakan koleksi dari himpunan terbuka pada , yang mana ℬ
1
ℬ
2
, maka ℬ
2
adalah juga merupakan basis bagi topologi �.
Bukti 2.2.4.1
: Misalkan adalah himpunan bagian terbuka dari . Karena ℬ
1
adalah suatu basis dari topologi � pada , maka merupakan gabungan dari
anggota-anggota ℬ
1
. Ini berarti bahwa =
ℬ
;
= 1,2, … , , yang mana
ℬ ℬ
1
. Tetapi karena
ℬ
1
ℬ
2
, maka berlaku untuk setiap ℬ
ℬ
1
juga merupakan anggota dari
ℬ
2
. Ini berarti bahwa juga merupakan gabungan dari anggota- anggota
ℬ
2
. Dengan demikian, ℬ
2
merupakan basis dari topologi � pada juga.
∎ Berdasarkan
Teorema 2.2.4.1.
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa basis dari suatu topologi adalah tidak tunggal.
Contoh 2.2.4.2
: Misalkan diberikan
= { , , , , }. Jika dibentuk suatu basis ℬ
1
= {
∅, , , , , , , , , , , , , }, maka diperoleh topologi pada , yaitu
�
1
{ ∅, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , }.
Sekarang jika ℬ
2
= { ∅, , , , , , , , , , , , , , , , , },
maka diperoleh
�
2
= ∅, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,
merupakan suatu topologi pada .
Universitas Sumatera Utara
Dari sini jelas terlihat bahwa ℬ
1
ℬ
2
, tetapi �
1
= �
2
. Dengan demikian, ℬ
1
dan ℬ
2
merupakan basis-basis dari topologi yang sama.
2.2.5 Subbasis dari Topologi
Definisi 2.2.5.1.
Misal adalah suatu ruang topologi. Dibentuk suatu kelas �
yang merupakan himpunan bagian buka dari , dinotasikan � �. Didefinisikan
� adalah
subbasis
dari topologi � jika dan hanya jika setiap irisan hingga dari
anggota � membentuk suatu basis dari topologi �.
Contoh 2.2.5.1
: Misalkan = { , , } dan
� = {∅, , , , , , , } adalah suatu topologi pada . Maka dapat dibentuk suatu basis:
ℬ = {∅, , , , }, yang gabungan anggota-anggotanya membentuk setiap himpunan buka
�. Dari basis tersebut, maka dapat dibentuk suatu subbasis:
� = { , , , , , , }, yang irisan hingga anggota-anggotanya membentuk basis
ℬ, yaitu: a.
= ,
= ∅,
b. , ,
= ,
c. ,
= , ,
= { }, dan d.
, , ,
= ,
. Dengan demikian,
� merupakan suatu subbasis dari topologi �.
Teorema 2.2.5.1.
Jika �
1
merupakan suatu subbasis dari topologi � pada dan �
2
merupakan koleksi dari himpunan terbuka pada , yang mana �
1
�
2
, maka �
2
adalah juga merupakan subbasis bagi topologi �.
Universitas Sumatera Utara
Bukti 2.2.5.1
: Misalkan ℬ merupakan basis dari topologi � pada . Karena �
1
merupakan suatu subbasis dari topologi �, maka ℬ merupakan irisan hingga dari
anggota-anggota �
1
. Ini berarti bahwa ℬ = ⋂� ; = 1,2, … , , yang mana �
�
1
. Tetapi karena
�
1
�
2
, maka berlaku untuk setiap �
�
1
juga merupakan anggota dari
�
2
. Ini berarti bahwa ℬ juga merupakan irisan hingga dari anggota-
anggota �
2
. Dengan demikian, �
2
merupakan subbasis dari topologi � pada
juga. ∎
Berdasarkan
Teorema 2.2.5.1.
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa subbasis dari suatu topologi adalah tidak tunggal.
Contoh 2.2.5.2
: Misalkan diberikan = { , , , , }. Jika dibentuk suatu
subbasis �
1
= { , , , , , , , , , , , , }, maka dapat diperoleh
suatu basis
dari topologi
pada ,
yaitu ℬ
1
= { , , , , , , , , , , , , , ∅, { }}.
Sekarang jika �
2
= { , , , , , , , , , , , , , }, maka diperoleh
ℬ
2
= { , , , , , , , , , , , , , , ∅} merupakan suatu basis dari
topologi pada . Oleh karena
ℬ
1
= ℬ
2
, maka dapat dibentuk suatu topologi yang sama pada , yaitu
� = { , , , , , , , , , , , , , , ∅, , , , , { , , }}. Dari sini jelas terlihat bahwa
�
1
�
2
dan ℬ
1
= ℬ
2
. Dengan demikian, �
1
dan �
2
merupakan subbasis-subbasis dari topologi yang sama.
2.2.6 Titik Limit
Definisi 2.2.6.1.
Misalkan adalah sebuah ruang topologi. Suatu titik
disebut
titik limit
dari himpunan bagian pada , dinotasikan dengan ′, jika dan
Universitas Sumatera Utara
hanya jika setiap himpunan buka yang memuat titik , juga memuat suatu titik pada yang berbeda dengan titik tersebut. Atau juga dapat ditulis:
“ titik limit, jika , buka, sedemikian
− ≠ ∅.”
Contoh 2.2.6.1
: Misalkan = {1, 2, 3, 4, 5} dan
� = {∅, , 1,2 , 3,4 , {1,2,3,4}} adalah suatu topologi pada . Diberikan
= {1,2,3} merupakan himpunan bagian dari . Maka:
i. 1 {1,2} ⟶ 1,2 − 1 1,2,3 = {2}. = 1 adalah titik
limit. ii.
2 {1,2} ⟶ 1,2 − 2 1,2,3 = {1}. = 2 adalah titik limit.
iii. 3
3,4 ⟶ 3,4 − 3 1,2,3 = ∅. = 3 bukan titik limit.
iv. 4 {3,4} ⟶ 3,4 − 4 1,2,3 = {3}. = 4 adalah titik
limit. v.
5 ⟶ − 5 1,2,3 = {1,2,3}. = 5 adalah titik
limit. Jadi, himpunan titik limit dari adalah
′ = {1, 2, 4, 5}.
Sifat 2.2.6.1.
Bila ditentukan himpunan bagian , diperoleh titik limit
′ ′.
Contoh 2.2.6.2
: Misal � = ∅, , , , , , , adalah suatu topologi pada
= { , , , }. Lalu diberikan = { , } dan
= { , , } masing-masing merupakan himpunan bagian dari , yang mana
. Maka untuk himpunan bagian diperoleh:
a. { }
⟶ − , = ∅. = bukan titik limit. b.
⟶ − , = { }. = adalah titik limit.
Universitas Sumatera Utara
c. , ⟶ , − , = ∅.= bukan titik
limit. d.
{ , } ⟶ { , } − , = ∅.= bukan titik
limit. Jadi, himpunan titik limit dari adalah
′ = { }. Sedangkan untuk himpunan bagian diperoleh:
w. { }
⟶ − , , = ∅. = bukan titik limit.
x. ⟶ − , , = { , }.
= adalah titik limit. y.
, ⟶ , − , , = ∅. = bukan titik limit.
z. { , }
⟶ { , } − , , = { }. = adalah titik limit.
Jadi, himpunan titik limit dari adalah ′ = { , }.
Dengan demikian, diperoleh titik limit ′ = { } dan ′ = { , }, sehingga ′
′. Jadi, bila ditentukan suatu himpunan bagian , akan diperoleh titik limit
′ ′.
Sifat 2.2.6.2.
Bila ditentukan suatu topologi �
1
�
2
, diperoleh titik limit ′
1
′
2
.
Contoh 2.2.6.3
: Misal �
1
= { ∅, , , , } dan �
2
= ∅, , , , , , ,
adalah masing-masing suatu topologi pada = { , , , , }, yang mana
�
1
�
2
. Lalu diberikan
= { , } merupakan suatu himpunan bagian dari . Maka untuk topologi
�
1
diperoleh: i.
{ , , } ⟶ , , − , = ∅.
= bukan titik limit.
Universitas Sumatera Utara
ii. ⟶ − , = { }.
= adalah titik limit. iii.
, , ⟶ , , − , = { }. = adalah titik limit.
iv. { , , }
⟶ { , , } − , = { }. = adalah titik limit.
v. ⟶ − , = { , }.
= adalah titik limit. Jadi, himpunan titik limit dari untuk
�
1
adalah ′
1
= { , , , }. Sedangkan untuk topologi
�
2
diperoleh: a.
{ } ⟶ − , = ∅.
= bukan titik limit. b.
⟶ − , = { }. = adalah titik limit.
c. , ⟶ , − , = ∅.
= bukan titik limit. d.
{ , } ⟶ { , } − , = ∅.
= bukan titik limit. e.
⟶ − , = { , }. = adalah titik limit.
Jadi, himpunan titik limit dari untuk �
2
adalah ′
2
= { , }. Dengan demikian, diperoleh titik limit
′
1
= { , , , } dan ′
2
= { , }, sehingga
′
1
′
2
. Jadi bila ditentukan suatu topologi �
1
�
2
, akan diperoleh titik limit
′
1
′
2
.
2.2.7 Titik Interior, Titik Eksterior, dan Batas
Universitas Sumatera Utara
Definisi 2.2.7.1.
Misal adalah himpunan bagian dari ruang topologi . Suatu titik
disebut
titik interior
, yang dinotasikan dengan int atau
�
,
jika ada dalam himpunan buka yang termuat di , atau dapat ditulis:
“ titik interior, jika , dimana
adalah himpunan buka.”
Definisi 2.2.7.2.
Misal adalah himpunan bagian dari ruang topologi dan adalah komplemen . Suatu titik disebut
titik eksterior
, yang dinotasikan dengan
ext , jika merupakan titik interior dari
, atau dapat ditulis:
“ext = int .”
Definisi 2.2.7.3.
Misal adalah himpunan bagian dari ruang topologi .
Batas
dari , yang dinotasikan dengan b , adalah himpunan titik-titik yang tidak
termasuk titik interior maupun titik eksterior , atau dapat ditulis:
“b = int ext = int ext
.”
Contoh 2.2.7.1
: Misal � = {∅, , 1 , 3,4 , 1,3,4 , {2,3,4,5}} adalah suatu
topologi pada = {1, 2, 3, 4, 5}, dan
= {2, 3, 4} merupakan himpunan bagian dari . Maka:
a. 2 {2,3,4,5}
. =
2 bukan titik interior. b.
3 {3,4} .
= 3 adalah titik interior.
c. 4 {3,4}
. =
4 adalah titik interior. Jadi, himpunan titik interior dari adalah
int = {3, 4}. Dari himpunan bagian
= {2, 3, 4}, diperoleh komplemen yaitu = {1, 5}.
Maka: y.
1 {1} .
= 1 adalah titik eksterior.
z. 5 {2,3,4,5}
. =
5 bukan titik eksterior. Jadi, himpunan titik eksterior dari adalah
ext = {1}.
Universitas Sumatera Utara
Dan juga diperoleh batas dari , yang merupakan himpunan titik-titik yang tidak termasuk titik interior maupun titik eksterior
, yaitu: b
= int ext
= 3, 4 1 = 1, 3, 4 = {2, 5}.
Teorema 2.2.7.1.
Jika diberikan adalah suatu ruang topologi pada dan
merupakan himpunan bagian dari . Maka berlaku: i.
b int = ∅;
ii. b
ext = ∅; iii.
int ext = ∅.
Bukti 2.2.7.1
: Menurut
Definisi 2.2.7.3.
yang mengatakan bahwa: b
= int
ext = int
ext , maka: i.
b int
= {int ext
} int = {int
int } ext
= ∅ ext
= ∅.
ii. b
ext = {int
ext } ext
= int {ext
ext }
= int ∅
= ∅.
Dan karena menurut
Definisi 2.2.7.2.
yang mengatakan bahwa: ext
= int , maka:
iii. int
ext = int
int = int
= int ∅
= ∅.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan
Teorema 2.2.7.1.
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa titik interior, titik eksterior, dan batas dari suatu topologi adalah saling asing atau
saling lepas. Dan dari
Contoh 2.2.7.1
dapat diperhatikan bahwa: “int ≠ ext ≠ b .”
∎
Sifat 2.2.7.1.
Bila ditentukan himpunan bagian , diperoleh titik interior
int int .
Contoh 2.2.7.2
: Misal � = ∅, , , , , , , adalah suatu topologi pada
= { , , , }. Lalu diberikan = { , } dan
= { , , } masing-masing merupakan himpunan bagian dari , yang mana
. Maka untuk himpunan bagian diperoleh:
a. .
= bukan titik interior. b.
{ , } .
= bukan titik interior. Jadi, himpunan titik interior dari adalah
int = ∅.
Sedangkan untuk himpunan bagian diperoleh: x.
. = bukan titik interior.
y. { , }
. = adalah titik interior.
z. { , }
. = adalah titik interior.
Jadi, himpunan titik interior dari adalah int = { , }.
Dengan demikian, diperoleh titik interior int =
∅ dan int = { , }, sehingga
int int . Jadi, bila ditentukan suatu himpunan bagian
, akan diperoleh titik interior
int int .
Sifat 2.2.7.2.
Bila ditentukan topologi �
1
�
2
, diperoleh masing-masing titik interior
int int , titik eksterior ext
ext , dan batas b b .
Universitas Sumatera Utara
Contoh 2.2.7.3
: Misal �
1
= { ∅, , , , } dan �
2
= ∅, , , , , , ,
adalah masing-masing suatu topologi pada = { , , , , }, yang mana
�
1
�
2
. Lalu diberikan
= { , } merupakan himpunan bagian dari . Maka untuk topologi
�
1
diperoleh: i.
{ , , } .
= bukan titik interior. ii.
. = bukan titik interior.
Jadi, himpunan titik interior dari untuk �
1
adalah int
1
= ∅.
Dari himpunan = { , }, diperoleh komplemen adalah
= { , , }. Maka: a.
{ , , } .
= bukan titik eksterior. b.
{ , , } .
= bukan titik eksterior. c.
. = bukan titik eksterior.
Jadi, himpunan titik eksterior dari untuk �
1
adalah ext
1
= ∅.
Dan juga diperoleh batas dari untuk �
1
, yang merupakan himpunan titik-titik yang tidak termasuk titik interior maupun titik eksterior
untuk �
1
, adalah b
1
= int
1
ext
1
= ∅ ∅ = ∅ = { , , , , }.
Sedangkan untuk topologi �
2
diperoleh: i.
{ } .
= adalah titik interior. ii.
. = bukan titik interior.
Jadi, himpunan titik interior dari untuk �
2
adalah int
2
= { }. Dari himpunan
= { , }, diperoleh komplemen adalah = { , , }. Maka:
a. { , }
. = adalah titik eksterior.
b. { , }
. = adalah titik eksterior.
c. .
= bukan titik eksterior. Jadi, himpunan titik eksterior dari untuk
�
2
adalah ext
2
= { , }.
Universitas Sumatera Utara
Dan juga diperoleh batas dari untuk �
2
, yang merupakan himpunan titik-titik yang tidak termasuk titik interior maupun titik eksterior
untuk �
2
, adalah b
2
= int
2
ext
2
= { } { , } = { , , } = { , }.
Dengan demikian, diperoleh titik interior int
1
= ∅ dan int
2
= { }, sehingga
int
1
int
2
. Lalu diperoleh titik eksterior ext
1
= ∅ dan
ext
2
= { , }, sehingga ext
1
ext
2
. Dan terakhir diperoleh batas b
1
= { , , , , } dan b
2
= { , }, sehingga b
1
b
2
. Jadi, bila ditentukan suatu topologi
�
1
�
2
, akan diperoleh titik interior int
1
int
2
, titik eksterior
ext
1
ext
2
, dan batas b
1
b
2
.
2.2.8 Kekontinuan pada Topologi
Definisi 2.2.8.1.
Misal ,
� dan , � adalah suatu ruang topologi. Suatu
fungsi
dari ke disebut
kontinu
jika dan hanya jika fungsi invers
−1
[ ] dari setiap himpunan bagian buka topologi
� di merupakan himpunan bagian buka topologi
� di , atau dapat ditulis: “ : → disebut kontinu ↔ untuk
� berlaku
−1
[ ] �.”
Contoh 2.2.8.1
: Misal diberikan = { , , , } dan
= { , , , } serta dibentuk
� = {∅, , , , , , , } dan � = {∅, , ,
, ,
, , ,
} adalah masing-masing suatu topologi pada dan . Kemudian ditentukan suatu
fungsi :
→ = { , , , , , , , }. Maka invers dari setiap himpunan bagian buka topologi
� di adalah: i.
−1
∅ =
∅, ii.
−1
= , iii.
−1
= ∅,
iv.
−1
= { },
Universitas Sumatera Utara
v.
−1
, = { },
vi.
−1
, , = { , , },
yang semuanya merupakan himpunan bagian buka topologi � di . Dengan
demikian, fungsi disebut kontinu.
Contoh 2.2.8.2
: Misal diberikan = {1, 2, 3, 4} dan = { , , , } serta dibentuk
� = {∅, , 1 , 1,2 , 1,2,3 } dan � = {∅, , ,
, ,
, , ,
} adalah
masing-masing suatu topologi pada dan . Kemudian ditentukan suatu fungsi :
→ = { 1, , 2, , 3, , 4, }. Maka invers dari setiap himpunan bagian buka topologi
� di adalah: a.
−1
∅ =
∅, b.
−1
= , c.
−1
= {1,2}, d.
−1
= ∅,
e.
−1
, =
1,2 ,
f.
−1
, , = {3,4}.
Dari invers di atas, terdapat satu invers himpunan bagian buka topologi � di
yang bukan merupakan himpunan bagian buka topologi � di , yaitu:
−1
{ , , } = {3,4}. Dengan demikian, fungsi tidak kontinu.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
PEMBAHASAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah konsep-konsep, teorema- teorema, dan sifat-sifat tentang ruang topologi yang diberikan pada Bab 2 dapat
diterapkan dalam ruang topologi
fuzzy
.
2.2 Pengertian Ruang Topologi
F uzzy
Definisi 3.1.1.
Misal suatu himpunan riel sebarang dan
� = { : = , � ⊆ ; � 0,1 , = 1,2, … , }. � dikatakan suatu
topologi fuzzy
pada jika dan hanya jika � adalah kumpulan himpunan bagian
fuzzy
[0,1] dari yang memenuhi aksioma-aksioma berikut:
vii 0, 1 �,
viii ⋂ = min{
}
�; = 1,2, … , , ix
= max{
}
�; = 1,2, … , . Jika dan
� digabung, ditulis , �. Pasangan , � disebut sebagai
ruang topologi fuzzy
dan anggota-anggota di � merupakan suatu
himpunan buka fuzzy
.
Contoh 3.1.1
: Misalkan = {2, 3, 4}, dan himpunan bagian-himpunan bagian
fuzzy
di dinyatakan dengan fungsi keanggotaan sebagai berikut: � =
−1 5
1 ; 2
; 2 4
; 4
.
Maka: = {0,1,
2, 0.2 , 3, 0.4 , 4, 0.6 , 2, 0.2 , 3, 0.4 , 2, 0.2 , 4, 0.6 3, 0.4 , 4, 0.6 , 2, 0.2 , 3, 0.4 , 4, 0.6 }. Dengan demikian, dapat dibentuk
Universitas Sumatera Utara
suatu topologi
fuzzy
di , yaitu � = {0,1, 3, 0.4 , 4, 0.6 , 3, 0.4 , 4, 0.6 },
sebab anggota-anggota � merupakan kumpulan himpunan bagian
fuzzy
di dan �
memenuhi aksioma: iv
0, 1 �; v
0 0 = 0 1 = 0 3, 0.4 = 0 { 4, 0.6 } = 0, 1 1 =
1, 1
3, 0.4 = min 1, { 3, 0.4
}
= { 3, 0.4 }, 1
4, 0.6 = min 1, 4, 0.6 = { 4, 0.6 }, 3, 0.4 3, 0.4 = 3, 0.4 ,
3, 0.4 4, 0.6 = 0,
4, 0.6 {
4, 0.6 } = {4, 0.6}
�; vi
0 0 = 0, 0 1 = 1 1 = 1 3, 0.4 = 1 { 4, 0.6 } =
1, {
3, 0.4 } = max 0, 3, 0.4 = {3, 0.4}, 4, 0.6 = max 0, 4, 0.6 = { 4, 0.6 },
3, 0.4 3, 0.4
= 3, 0.4
, 3, 0.4
4, 0.6 =
3, 0.4 ,
4, 0.6 ,
4, 0.6 4, 0.6
= {4, 0.6} �.
Bila terdapat suatu topologi
fuzzy
pada yang anggotanya memuat semua himpunan
fuzzy
dari , maka topologi tersebut disebut
topologi fuzzy diskrit
. Topologi
fuzzy
ini adalah topologi
fuzzy
terbesar yang dapat dibentuk. Dan bila terdapat suatu topologi
fuzzy
pada yang anggotanya hanya terdiri dari himpunan kosong
0 dan himpunan 1, maka topologi tersebut disebut
topologi fuzzy indiskrit
. Topologi
fuzzy
ini adalah topologi
fuzzy
terkecil yang dapat dibentuk.
3.2 Himpunan Tertutup