variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 69,1 . Dengan kata lain 69,1 perubahan dalam pengelolaan barang milik daerah
mampu dijelaskan variabel perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian dan sisanya sebesar 30,9 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
diikutkan dalam penelitian ini.
5.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian secara simultan berpengaruh terhadap
pengelolaan barang milik daerah. Secara parsial, variabel perencanaan dan pelaksanaan berpengaruh terhadap pengelolaan barang milik daerah, sedangkan
variabel pembinaan, pengawasan dan pengendalian secara parsial tidak berpengaruh terhadap pengelolaan barang milik daerah.
5.6.1 Pengaruh Perencanaan terhadap Pengelolaan Barang Milik Daerah
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial perencanaan berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan barang milik daerah.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Oktaviana 2010 yang menyimpulkan bahwa perencanaan berpengaruh terhadap pengelolaan aset daerah. Sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Stoner 1992, bahwa rencana memberikan saran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai
sasaran tersebut, selain itu rencana memungkinkan: 1 Organisasi dapat memperoleh serta mengikat sumber daya alam yang diperlukan untuk mencapai
Universitas Sumatera Utara
tujuannya, 2 Anggota organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan konsisten dengan tujuan dan prosedur yang telah dipilih, 3 Kemajuan kearah tujuan yang
dapat dimonitor dan diukur, sehingga tindakan perbaikan dapat diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan.
Sholeh dan Rochmansjah 2010 menyatakan bahwa manajemen diawali dari perencanaan strategik strategic planning. Perencanaan adalah proses
penentuan program-program, aktivitas atau proyek, yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan
dibutuhkan. Perencanaan merupakan proses yang sistematik yang memiliki prosedur dan skedul jelas. Organisasi yang tidak memiliki atau tidak melakukan
perencanaan akan mengalami masalah dalam penganggaran, misalnya terjadinya beban kerja anggaran yang terlalu berat, alokasi sumber daya yang tidak tepat
sasaran, dan dilakukannya pilihan strategi yang salah. Pengelolaan barang milik daerah tidak berjalan dengan baik tanpa adanya
perencanaan yang tepat. Oleh karena itu, dalam menyusun perencanaan barang milik daerah harus terus memperhatikan kebutuhan dan kondisi barang milik
daerah yang ada agar penggunaan anggaran dalam hal pengelolaan barang milik daerah lebih efisien, efektif dan ekonomis.
Pada tahap perencanaan, SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sarolangun telah merencanakan dan menyusun kebutuhan barang dan
pemeliharaan barang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA-SKPD yang berpedoman pada standar barang dan standar harga.
Universitas Sumatera Utara
5.6.2 Pengaruh Pelaksanaan terhadap Pengelolaan Barang Milik Daerah