61 d. Adanya dukungan pemerintah provinsi
e. Adanya dukungan eksternal misalnya perguruan tinggi dan lembaga donor f. Adanya proyek riil kerja sama sektoral Tempat pembuangan Akhir dan
Instalasi Pengolahan Air Limbah Bersama g. Kepemimpinan leadership
h. Regulasi untuk kepentingan bersama i. Manajemen organisasi yang tertata dalam Sekretariat Bersama
j. Keterlibatan masyarakat dan LSM yang cukup tinggi Beberapa hasil kerja sama yang cukup berhasil diantaranya peningkatan
kinerja Pengelolaan TPA Sampah di Piyungan Kabupaten Bantul dan sinkronisasi penataan ruang dimana telah berhasil pengadaaan foto udara wilayah Aglomerasi
Perkotaan Yogyakarta APY, pembuatan peta dasar APY 1:5000, kesepakatan penggunaan satu peta dasar APY untuk produk perencanaan tata ruang kabkota,
menyusun RUTR kawasan perkotaan Kartamantul, Pilot Project Kerja sama Tata Ruang.
2.6.4 Bali Tourism Development Corporation BTDC
Proyek Nusa Dua, sebagai bagian dari rencana induk pengembangan Pariwisata Bali, merupakan pembangunan suatu kawasan Pariwisata dengan
pemukiman wisatawan secara terpusat, yang jauh dari pusat kehidupan sehari-hari masyarakat Bali pada umumnya. Dengan demikian pengaruh langsung para
wisatawan, khususnya pengaruh negatif akan dapat ditekan. Lahan yang memenuhi syarat ada di kawasan bukit, yaitu Nusa Dua, lahan yang tidak
produktif, namun memiliki pantai dan berpasir putih yang indah, berpenduduk jarang, dan sangat dekat dengan Bandar Udara Ngurah Rai. Letak lahan tersebut
terpisah dari masyarakat tradisional Bali. Dalam rangka pelaksanaan rencana Nusa Dua, sebagai Kawasan
Pariwisata telah dibentuk suatu Badan Usaha yaitu PT. Pengembangan Pariwisata Bali Persero atau lebih dikenal dengan Bali Tourism Development Corporation
BTDC, yang bertujuan utama menyelenggarakan tersedianya prasarana dan sarana, mengundang investor untuk membangun hotel serta mengelola dan
memelihara Kawasan Pariwisata Nusa Dua. Disamping itu, dibentuk Badan
62 Pengembangan Rencana Induk Pariwisata Bali BPRIP dengan tugas konsultasi
dan koordinasi, dengan Keppres No.26 tahun 1972 dan PP.No.27 tahun 1972 . Badan usaha BTDC Nusa Dua mengelola kawasan seluas kurang lebih
350 Ha, yang semula tanah tandus dan tidak produktif, menjadi kawasan pariwisata yang menarik di Bali. Kawasan ini bahkan telah terkenal di manca
negara sebagai salah satu dari 6 kawasan pariwisata yang terbaik di dunia. Pembangunan prasarana kawasan Nusa Dua dilakukan oleh BTDC dengan
sumber pembiayaan yang dipinjam dari World Bank sesuai aprraisal yang dibuat pada bulan Mei 1974. Pinjaman World Bank telah dilunasi oleh BTDC lebih awal
dari berakhirnya waktu pelunasan pinjaman. Maksud, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Nusa Dua yaitu
mencerminkan karakteristik standar internasional berskala tinggi bagi semua fasilitas yang direncanakan terutama, prasarana, peningkatan kualitas estetik
kawasan terutama landscape-nya, serta budaya dan daya tarik pemandangan Bali yang unik. Serta dibangun sebagai kawasan pariwisata skala internasional dengan
cara mengundang partisipasi hotel yang memiliki jaringan pemasaran internasional, menyajikan daya tarik yang unik dari Bali melalui pengadaan
festival Budaya dan sarana hiburan lainnya, serta menciptakan panduan yang serasi dalam pengembangan kawasan yang tercermin dalam aneka ragam sarana-
sarana yang disajikan maupun dengan menumbuhkan suasana yang aman dan nyaman. Preservasi dan perlindungan terhadap pohon kelapa merupakan ciri
khusus dan vegetasi utama di kawasan ini dan mengatur variasi daerah konsesi yang cukup luas melalui penataan yang serasi.
1. Konsep Pengembangan Nusa Dua Kawasan Pariwisata Nusa Dua adalah merupakan bagian dari pelaksanaan
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Bali. 2. Pemutusan pengembangan mempunyai maksud untuk memudahkan
pelaksanaan dan pengawasan. 3. Efisiensi operasional untuk semua infrastruktur dan fasilitas umum.
4. Lahan disewakan kepada investor dengan Hak Guna Bangunan untuk jangka waktu 30 tahun dan dapat diperpanjang 20 tahun lagi.
5. Peraturan tata ruang menetapkan ketentuan fisik konstruksi antara lain
63 Tinggi bangunan maksimum 15 meter
Batas sempadan antara bangunan dan pantai Perbandingan antara luas lahan
6. Pembentukkan Design Committee dengan tujuan untuk mengevaluasi dan mengarahkan desain bangunanhotel.
Filsafat pembangunan yang dipersyaratkan bahwa kawasan pariwisata berfungsi sebagai suatu kesatuan yang serasi dan menyeluruh dengan dilengkapi
berbagai unsur-unsur lain, sesuai yang direncanakan dan berfungsi sebagai pelengkap. Hanya melalui pendekatan yang demikian dapat dijamin
terpeliharanya suatu penampilan dan pelayanan bermutu tinggi serta penerapan desain arsitektur yang peka ke dalam seluruh sarananya. Direksi BTDC telah
berkomitmen untuk mengembangkan kebijakan lingkungan berkelanjutan dalam mengelola kawasan pariwisata Nusa Dua. Kebijaksanaan ini ditinjau kembali
setiap tahun dan jika diperlukan akan diadakan pembaharuan kembali sesuai perkembangan kebijakan lingkungan regional dan international.
Sumber : www.balinusaduaresort.com, 2008
GAMBAR 2.6 STRUKTUR ORGANISASI BTDC
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR OPERASI DIREKTUR UMUM DAN KEUANGAN
KADIV OPERASI
KADIV PENGEMBANGAN
KADIV UMUM
KADIV KEUANGAN
KEPALA UNIT PEMELIHARAAN
KABAG PERENCANAAN
KA UNIT PENG. AIR DAN LAGOON
KABAG SDM
KABAG SEKRETARIAT
KABAG HUKUM DAN
PERUNDANGAN KABAG
AKT KABAG
ANGGARAN
64 Bali Tourism Development Corporation BTDC Nusa Dua memiliki
sejarah keterlibatan yang intens terhadap pengembangan pariwisata nasional serta telah memainkan peran sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berimplikasi luas
bagi masyarakat Bali. Keterlibatan tersebut telah melahirkan reputasi tersendiri bagi BTDC yang pengakuannya tidak datang secara lokal, nasional, tetapi juga
secara internasional. Nusa Dua merupakan daerah gersang yang tidak menjanjikan secara ekonomis. Semuanya berubah ketika BTDC hadir dan mulai beroperasinya
belasan hotel kelas dunia. BTDC menjadi pemicu kebijakan pemerintah untuk menjadikan Bali sebagai salah satu pintu masuk wisatawan dunia dengan
memperkenankan direct flight ke Pulau Dewata. BTDC telah mengharumkan nama Bali di tingkat nasional dan Internasional, terbukti setelah meraih sejumlah
penghargaan predikat terbaik serta menerima penghargaan kalpataru dan sertifikat Green Globe sebagai satu satunya resort di dunia. BTDC juga berperan
melahirkan Sekolah Tinggi Pariwisata STP Nusa Dua serta terlibat aktif dalam bentukan Majelis utama desa Pekraman dan membidani lahirnya Bali Tourism
Friends, sebagai organisasi yang peduli pada cita-cita Tourism Sustainable
Development serta mendorong pengelolaan Bali sebagai one island management.
Prestasi –prestasi yang diraih oleh BTDC antara lain sebagai berikut :
1. Dinobatkan sebagai Kawasan Pariwisata terbaik di Dunia dari 6 kawasan yang ada oleh Sekjen WTO World Tourism Organitation pada tahun 1991.
2. Memperoleh PATA Green Leaf dari PATA tahun 1998 atas komitmen BTDC terhadap pelestarian lingkungan.
3. Memperoleh Penghargaan Kalpataru dari Pemerintah RI tahun 1999. 4. BTDC dinobatkan sebagai BUMN terbaik tahun 2002 aset dibawah satu
trilyun dari majalah Investor. 5. Penghargaan terhadap BTDC sebagai perusahaan yang nihil kecelakaan kerja
Zero Exident berturut- turut sejak tahun 1999-2003. 6. Penghargaan Green Globe 21 dari lembaga independen yang memperhatikan
masalah lingkungan yang berskala internasional, yang sangat mengharukan bahwa kawasan Pariwisata Nusa Dua adalah kawasan pertama di dunia yang
mendapatkan sertifikasi Green Globe 21 untuk kategori resort.
65 7. Meraih penghargaan sebagai BUMN terbaik tahun 2005, kategori jasa dan
perdagangan menurut majalah Investor tahun 2005. 8. PT.Persero Pengembangan Pariwisata BaliBTDC Nusa Dua memperoleh
penghargaan Indonesian Quality Award IQA, dari menteri BUMN tanggal 14 Desember 2006.
9. Penghargaan dari Kepolisian Daerah POLDA Bali, atas Partisipasi dan Prestasi dalam mengelola keamanan dilingkungan Kawasan Pariwisata Nusa
Dua, Bulan Januari 2007. 10. Penghargaan Trihita Karana Award sebagai pengelola Kawasan Pariwisata
terbaik tahun 2007, dari Bali Travel News tanggal 4 Desember 2007. 11. Penghargaan Green Globe Community Standard for Community 2007.
12. Penghargaan Indonesiaan Quality Award IQA Bulan Desember 2007.
2.7 Sintesa Teori