21
BAB II KAJIAN KERJA SAMA DAERAH DAN PARIWISATA
2.1 Kerja Sama Antar Daerah
Kerja  sama  pada  hakekatnya  mengindikasikan  adanya  dua  pihak  atau lebih  yang  berinteraksi  atau  menjalin  hubungan-hubungan  yang  bersifat  dinamis
untuk  mencapai  suatu  tujuan  bersama.  Di  sini  terlihat  adanya  tiga  unsur  pokok yang  selalu  melekat  pada  suatu  kerangka  kerja  sama  yaitu  unsur  dua  pihak  atau
lebih, unsur interaksi, dan unsur tujuan bersama. Jika salah satu dari ketiga unsur itu tidak termuat pada suatu objek yang dikaji, maka dapat dianggap bahwa pada
objek tersebut tidak terdapat kerja sama Pamudji, 1985. Unsur  dua  pihak  atau  lebih  biasanya  menggambarkan  suatu  himpunan
dari kepentingan-kepentingan yang satu sama lain saling mempengaruhi sehingga berinteraksi  untuk  mewujudkan
suatu  tujuan  bersama.  Jika  hubungan  atau interaksi itu tidak ditujukan pada terpenuhinya kepentingan masing-masing pihak
kepentingan bersama, maka hubungan-hubungan dimaksud bukanlah suatu kerja sama.  Di  sini  terlihat  bahwa  suatu  interaksi,  sekalipun  bersifat  dinamis,  tidak
selalu  berarti  kerja  sama.  Atau  suatu  interaksi  yang  ditujukan  untuk  memenuhi kepentingan salah satu pihak tetapi merugikan pihak-pihak lain, juga bukan suatu
kerja sama. Kerja sama senantiasa menempatkan pihak-pihak yang berinteraksi itu pada posisi yang seimbang, serasi, dan selaras Pamudji, 1985.  Kerja sama juga
menuntut  adanya  keterpaduan.  Semakin  besar  derajat  keterpaduan  maka  akan semakin besar pula derajat kerja samanya. Tanpa adanya keterpaduan maka tidak
akan ada kerja sama Kusnadi, 2002. Selanjutnya Carmen dalam Winarso 2002 memberikan wawasan tentang kerja sama dari berbagai perspektif, antara lain:
  mitra adalah co-owners,   pelaku kerja sama adalah kontributor sekaligus pewaris,
  posisi egaliter antara pelaku kerja sama,   pengedepanan prinsip hubungan horisontal, serta
  penekanan kembali bahwa mitra bukan merupakan pihak lain,   memanfaatkan  sebesar  mungkin  keuntungan  komparatif  dari  mitra  kerja
21
22 sama, tanpa mengabaikan sama sekali potensi mitra kerja sama,
  menekankan  pada  pentingnya  bottom-up  cooperation  daripada  top- down cooperation yang umumnya difasilitasi pemerintah atasan.
Ada  beberapa  pengertian  dari  daerah  yaitu  ruang  yang  merupakan kesatuan  geografis  beserta  unsur  yang  terkait  padanya  yang  batas  dan  sistemnya
ditentukan  berdasarkan  aspek  fungsional.  Sedangkan  daerah  dalam  penulisan  ini adalah  Daerah  Otonom  seperti  yang  dimaksud  dalam  UU  Nomor  32  tahun  2004
yaitu  daerah  otonom,  selanjutnya  disebut  daerah,  adalah  kesatuan  masyarakat hukum  yang  mempunyai  batas-batas  wilayah  yang  berwenang  mengatur  dan
mengurus  urusan  pemerintahan  dan  kepentingan  masyarakat  setempat  menurut prakarsa  sendiri  berdasarkan  aspirasi  masyarakat  dalam  sistem  Negara  Kesatuan
Republik Indonesia. Berdasarkan  pengertian  kerja  sama  dan  pengertian  daerah  diatas,  maka
dapat  disimpulkan  bahwa  kerja  sama  antar  daerah  adalah  suatu  kerangka hubungan kerja yang dilakukan oleh dua daerah atau lebih yang mempunyai batas
wilayah  secara  administratif,  dalam  posisi  yang  setingkat,  seimbang  dan  terpadu untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut  Pamudji  1985,  dalam  kerangka  kerja  sama  antar  daerah  ini harus dihindarkan gejala egoisme regional dalam proses-proses penetapan bidang-
bidang  yang  dikerjasamakan.  Kesepakatan  atas  prinsip-prinsip  kerja  sama  yang saling  menguntungkan,  kesepakatan  tentang  objek  yang  dikerjasamakan,  serta
cara penanganannya, susunan organisasi dan personalia dari masing-masing pihak yang  dilibatkan  sebagai  penanggung  jawab  dalam  proyek,  kesepakatan  tentang
biaya,  serta  jangka  waktu  kerja  sama  sudah  harus  tertuang  dalam  peraturan bersama  yang  disetujui  masing-masing  pihak.  Secara  teoritis,  kerja  sama  dapat
dipahami sebagai berikut :
TABEL II.1 INTERAKSI KERJA SAMA ANTAR DAERAH
Interaksi Antara A dan B
A Rugi
Tidak rugiuntung Untung
B Rugi
Konflik Ketidak-adilan
Ketidak-adilan Tidak rugiuntung
Ketidak-adilan Harmoni
Ketidak-adilan Untung
Ketidak-adilan Ketidak-adilan
Kerja Sama
Sumber : Tarigan, 2009
23 Kerja sama dengan demikian akan memberikan manfaat yang besar bagi
masing-masing  pihak  yang  terlibat.  Berdasarkan  penelitian,  manfaat  yang  dapat dipetik adanya kerja sama adalah sebagai berikut Kusnadi, 2002; Keban, 2008:
  Kerja  sama  dapat  mendorong  adanya  perlombaan  di  dalam  pencapaian tujuan dan peningkatan produktifitas.
  Kerja  sama  mendorong  berbagai  upaya  pihak  yang  bekerja  sama  agar dapat bekerja lebih produktif, efektif, dan efisien.
  Kerja sama mendorong terciptanya sinergi, sehingga biaya operasionalisasi dan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang ikut kerja sama akan menjadi
semakin rendah, yang menyebabkan kemampuan bersaing meningkat.   Kerja  sama mendorong  terciptanya  hubungan  yang  harmonis  antar  pihak
terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan.   Kerja sama menciptakan praktek yang sehat serta meningkatkan semangat
kelompok.   Kerja  sama  mendorong  ikut  serta  memiliki  situasi  dan  keadaan  yang
terjadi di lingkungannya, sehingga secara otomatis akan ikut menjaga dan melestarikan situasi dan kondisi yang lebih baik.
  Pihak-pihak  yang  bekerja  sama  dapat  membentuk  kekuatan  yang  lebih besar. Dengan kerja sama antar pemerintah daerah, kekuatan dari masing-
masing  daerah  yang  bekerja  sama  dapat  disinergikan  untuk  menghadapi ancaman lingkungan atau permasalahan yang rumit sifatnya daripada kalau
ditangani  sendiri-sendiri.  Mereka  bisa  bekerja  sama  untuk  mengatasi hambatan  lingkungan  atau  mencapai  tingkat  produktivitas  yang  lebih
tinggi.   Pihak-pihak  yang bekerja sama dapat lebih berdaya.  Dengan  kerja sama,
masing-masing daerah yang terlibat lebih memiliki posisi tawar yang lebih baik, atau lebih mampu memperjuangkan kepentingannya kepada struktur
pemerintahan  yang  lebih  tinggi.  Bila  suatu  daerah  secara  sendiri memperjuangkan  kepentingannya,  ia  mungkin  kurang  diperhatikan,  tetapi
bila  ia  masuk  menjadi  anggota  suatu  forum  kerja  sama  daerah,  maka suaranya akan lebih diperhatikan.
24   Masing-masing  pihak  lebih  merasakan  keadilan.  Masing-masing  daerah
akan  merasa  dirinya  tidak  dirugikan  karena  ada  transparansi  dalam melakukan  hubungan  kerja  sama.  Masing-masing  daerah  yang  terlibat
kerja sama memiliki akses yang sama terhadap informasi yang dibuat atau digunakan.
  Masing-masing  pihak  yang  bekerja  sama  akan  memelihara  keberlanjutan penanganan  bidang-bidang  yang  dikerjasamakan.  Dengan  kerja  sama
tersebut  masing-masing  daerah  memiliki  komitmen  untuk  tidak mengkhianati  partnernya  tetapi  memelihara  hubungan  yang  saling
menguntungkan secara berkelanjutan.   Kerja  sama  ini  dapat  menghilangkan  ego  daerah.  Melalui  kerja  sama
tersebut,  kecendrungan  “ego  daerah”  dapat  dihindari,  dan  visi  tentang kebersamaan sebagai suatu bangsa dan negara dapat tumbuh.
2.2. Membangun Kerja Sama Daerah