145
4.5 Rumusan Format Kelembagaan dalam Kerja Sama Daerah Pengelolaan
dan Pengembangan Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng
Dari kajian pustaka dan best practice beberapa format kelembagaan dapat diterapkan dalam kelembagaan di Kawasan Dieng yaitu :
1. Kerja sama antar daerah dengan membentuk badan otorita dimana di dalam best practice bisa berupa Regional Management RM, Sekretariat
Bersama Sekber, dan Badan Kerja sama Antar Daerah BKAD. 2. Kerja sama antar daerah dengan membentuk badan usaha swasta dimana
salah satu yang berhasil adalah BTDC Nusa Dua. Untuk mencari rumusan format kelembagaan yang sesuai untuk kawasan
Dieng perlu adanya analisis kesenjangan antara format kelembagaan yang sesuai dengan kajian pustaka dan best practice dengan analisis peran yang telah
dilakukan pemerintah dalam kerja sama daerah di kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng yang bisa dilihat dalam Tabel IV.8.
146
TABEL IV.8 SINTESA ANALISIS GAPKESENJANGAN FORMAT KELEMBAGAAN KAJIAN PUSTAKA DAN BEST PRACTICE
DENGAN PERAN PEMERINTAH DALAM KERJA SAMA ANTAR DAERAH KAWASAN WISATA DATARAN TINGGI DIENG
No. Format Kelembagaan
Kajian Pustaka dan Best
Practice Peran yang telah dilakukan
Analisis Kab. Banjarnegara
Kab. Wonosobo Provinsi Jateng
1. Kelembagaan kerja sama
yang membuat
keterpaduan antar
kabupaten dan
antar sektor dengan kegiatan
dominan kawasan : Ruang
Pariwisata Infrastruktur
Tahun 2002 melakukan kerja sama
pengelolaan dan
pengembangan kawasan
Dataran Tinggi Dieng dengan bentuk forum meliputi bidang
pariwisata, lingkungan, sarana prasarana,
pertanahan,pemberdayaan masyarakat,
keamanan, pendanaan
dengan jangka
waktu 5 tahun Tahun 2002 melakukan kerja
sama pengelolaan
dan pengembangan
kawasan Dataran Tinggi Dieng dengan
bentuk forum meliputi bidang pariwisata, lingkungan, sarana
prasarana, pertanahan,pemberdayaan
masyarakat,
keamanan, pendanaan dengan jangka waktu
5 tahun -
Tidak sampai 5 tahun kerja
sama berakhir
diperbaharui dengan kerja sama tahun 2005
Tdak berjalan karena lemahnya
kompetensi SDM, manajemen yang
sederhana, kurang adanya keterlibatan
asosiasi, swasta, masyarakat dan
ego kedaerahan. 2.
Koordinasi antar
pemerintah kabupaten
melalui dinas
dengan membentuk
lembaga teknis misal UPTD
Perjanjian sampai tahun 2012 adalah pungutan tiket terusan
dan kerja sama hanya bersifat koordinatif
antar instansi
dengan membentuk UPTD masing-masing
Perjanjian sampai tahun 2012 adalah pungutan tiket terusan
dan kerja sama hanya bersifat koordinatif
antar instansi
dengan membentuk
UPTD masing-masing
berkewajiban melaksanakan pembinaan
dan pengawasan kerja sama daerah
Provinsi memfasilitasi
kesepakatan kerja sama sebagai
desain dan
pencetak karcis masuk terusan
Melakukan program
pembangunan untuk
meningkatkan daya tarik wisata
Sulit diimplementasikan dan sulit berhasil dalam
mencapai keterpaduan
kawasan Kebijakan
daerah dijalankan
oleh pemerintah
kabupaten dengan
kepentingan masing-masing.
146
147
No. Format Kelembagaan
Kajian Pustaka dan Best
Practice Peran yang telah dilakukan
Analisis Kab. Banjarnegara
Kab. Wonosobo Provinsi Jateng
melakukan penguatan
kapasitas perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kerja sama daerah
3. Pemerintah pusat dengan
membentuk badan otorita Kabupaten Banjarnegara dan
BP3 mengelola
situs purbakala candi di Dieng
Kabupaten Wonosobo
dan BKSDA
mengelola objek
Telaga warna Provinsi
Jateng dan
BKSDA bekerja
sama dalam pembangunan dan
pengelolaan sarana
dan prasarana Telaga Warna
Tidak sesuai
dengan otonomi daerah
Keterwakilan pemerintah pusat harus masuk dalam
kelembagaan kerja sama 4.
Antar pemerintah
kabupaten dengan
membentuk badan otorita Tahun
2005 dengan
Kabupaten Wonosobo dan Provinsi Jateng membentuk
Sekber dengan nama Sekber Pengelolaan
Kawasan Dataran Tinggi Dieng
Format kelembagaan Sekber kurang
sesuai karena
kawasan yang
dikerja samakan terlalu kecil dan
sektor terbatas
pada pariwisata
Tahun 2005
dengan Kabupaten Banjarnegara dan
Provinsi Jateng membentuk Sekber dengan nama Sekber
Pengelolaan Kawasan
Dataran Tinggi Dieng Sekber tidak efektif karena
pengelolaan masih sendiri- sendiri
Tahun 2005
dengan Kabupaten
Wonosobo dan
Kabupaten Banjarnegara membentuk
Sekber dengan
nama Sekber
Pengelolaan Kawasan Dataran Tinggi
Dieng Sekber
hanya kepanjangan
tangan dengan fokus pariwisata
Kelembagaan hanya
berfungsi koordinatif Sekber Tidak Berjalan
Tidak mempunyai tujuan dan struktur organisasi
yang jelas Hanya sebagai embrio
badan profesional
pengelolaan dan
pengembangan pariwisata dan
badan ini
tidak tersepakati
Kelembagaan hanya
berfungsi koordinatif dan pengelolaan masih sendiri-
sendiri Bidang terbatas pada
pariwisata
147 lanjutan
148 lanjutan
No. Format Kelembagaan
Kajian Pustaka dan Best
Practice Peran yang telah dilakukan
Analisis Kab. Banjarnegara
Kab. Wonosobo Provinsi Jateng
Regional Management Kurang
sesuai dengan
Kawasan Dieng karena ruang lingkup
program pada
pengembangan ekonomi
wilayah tidak pada sektor penyelenggaraan
pelayanan publik pada suatu kawasan
tertentu. Sekretariat Bersama
Sesuai dengan kerja sama kawasan Dieng karena
sektor pada
penyelenggaraan pelayanan publik
Sebagai badan koordinasi lintas kabupaten dengan
sektor pelayanan publik yang dominan
Tenaga profesional
menjadi tidak efisien jika hanya
menjadi fungsi
koordinasi Kurang sesuai dengan
pengelolaan dan
pengembangan pariwisata karena berpotensi tidak
fokus pada pelaksanaan penyelenggaraan
dan conflict of interest
148
149
No. Format Kelembagaan
Kajian Pustaka dan Best
Practice Peran yang telah dilakukan
Analisis Kab. Banjarnegara
Kab. Wonosobo Provinsi Jateng
Badan Kerja sama Antar Daerah
Sesuai dengan PP No 50 Tahun 2007 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Kerja sama Daerah
Sesuai dengan kerja sama kawasan Dieng karena
sektor pada
penyelenggaraan pelayanan publik
Sebagai badan koordinasi lintas kabupaten dengan
sektor pelayanan publik yang dominan
Sesuai dengan kawasan Dieng karena tidak banyak
perubahan pada budaya kerja serta komunikasi
kerja karena
pernah melakukan
kerja sama
daerah Kurang sesuai dengan
pengelolaan dan
pengembangan pariwisata karena berpotensi tidak
fokus pada pelaksanaan penyelenggaraan
dan conflict of interest
149 lanjutan
150
No. Format Kelembagaan
Kajian Pustaka dan Best
Practice Peran yang telah dilakukan
Analisis Kab. Banjarnegara
Kab. Wonosobo Provinsi Jateng
5. Swasta yang diberi status
khusus Baik
tetapi untuk
mendapatkan investasi dari pihak swasta bukan hal yang
mudah, memerlukan proses panjang, dan membutuhkan
waktu
PAD dengan pengelolaan sendiri
saat ini
sudah memenuhi target
Menginginkan pengelolaan
dan pengembangan kawasan oleh Badan Usaha Milik
Daerah BUMD
maupun badan swasta
Pembagian hasil disesuaikan dengan saham atau sumber
daya daerah yang dimiliki Badan profesional dengan
bentuk BUMD bersama atau semi swasta
Sesuai dengan
pengelolaan dan
pengembangan pariwisata karena
fokus pada
pelaksanaan penyelenggaraan dan tidak
terjadi conflict of interest pengelolaan kawasan.
untuk mendapatkan
investasi dari pihak swasta bukan hal yang mudah,
memerlukan proses
panjang, dan
membutuhkan waktu. Apabila berwujud BUMD
harus ada
kesiapan anggaran
kedua pemerintah kabupaten.
Sumber: Hasil analisis penulis,2010
150 lanjutan
151 Dari sintesa analisis diatas dapat diketahui untuk kelembagaan yang
sesuai pada kawasan Dieng adalah Badan Kerja Sama Antar Daerah BKAD. Untuk lembaga yang mengelola dan mengembangkan sektor pariwisata adalah
badan profesional yang berbentuk Badan Usaha Milik Daerah BUMD. Bentuk Badan koordinasi kawasan Dieng dan badan pengelola dan pengembangan
profesional pariwisata Dieng bisa dilihat pada Gambar 4.9 di bawah ini :
Sumber : Hasil analisis penulis, 2010
GAMBAR 4.9 KELEMBAGAAN KAWASAN WISATA DATARAN TINGGI DIENG
Bupati Banjarnegara dan Bupati Wonosobo
MoU Bupati Persetujuan DPRD
Kabupaten Koordinator BKAD
Rencana Induk Pengembangan Kawasan Dataran Tinggi
Dieng LAYANAN PUBLIK
Ruang Pariwisata
Infrastruktur BKSDA
BP3 Bappeda Kab
SKPD Kab LSM
Masyarakat Perguruan Tinggi
Bupati lain dalam lingkup
pegunungan Dieng
SKAD
Direktur
Direktur Operasi dan
bawahannya Direktur Umum dan
Keuangan beserta bawahannya
DTW DTW
DTW KAWASAN WISATA
DATARAN TINGGI DIENG
Investor
152 Badan Kerja Sama Antar Daerah BKAD sebagai badan koordinasi
mewujudkan keterpaduan perencanaan dan pelayanan publik kawasan dengan sektor kegiatan yang dominan yaitu ruang, pariwisata, dan infrastruktur untuk
meningkatkan ekonomi wilayah dengan aspek-aspek pelestarian kawasan. Badan koordinasi ini tidak menutup kemungkinan beranggotakan bukan hanya
Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara akan tetapi juga Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan dimana mempunyai aksesibilitas langsung ke
kawasan Dieng. Tugas dan fungsi BKAD sebagai berikut : 1 Badan Kerja sama sesuai dengan tugasnya membantu Kepala Daerah untuk
melakukan pengelolaan, monitoring, dan evaluasi atas pelaksanaan KSAD. 2 Memberikan masukan dan saran kepada Kepala Daerah masing-masing
mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan apabila ada permasalahan. Kewenangan BKAD adalah mengkoordinasikan daerah-daerah anggota
di dalam melakukan perencanaan program kegiatan bersama. Sumber pembiayaan dari APBD dan lembagapihak ketiga berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku. Personil atau sumber daya manusia pada level kebijakan bersumber dari PNS, pada level pelaksana harian dan koordinasi bersumber dari PNS. Peran
Provinsi dalam Badan kerja sama daerah ini melakukan supervisi untuk memastikan bahwa kerja sama daerah otonom berada dalam koridor perundangan
yang ada. Badan Usaha Milik Daerah BUMD pariwisata Dieng mengelola dan
mengembangkan kawasan sesuai dengan perencanaan terpadu yang dilakukan oleh badan koordinasi. BUMD untuk meningkatkan pertumbuhan pariwisata dan
mencapai tujuan pengembangan pariwisata. Pengelolaan dan pengembangan tidak dapat dipisahkan karena pengembangan suatu daerah tujuan wisata adalah
menawarkan produk wisatanya dan pelayanan yang diberikan oleh pengelola. Badan usaha ini bertujuan untuk menyelenggarakan tersedianya prasarana dan
sarana, mengundang investor untuk membangun fasilitas dan infrastruktur pariwisata, mengelola operasional objek-objek wisata, memelihara kawasan, serta
mendorong penciptaan kualitas layanan prima kepada wisatawan dengan mengembangkan kebijakan pariwisata dan lingkungan berkelanjutan. Sumber
pembiayaan dari APBD dan lembagapihak ketiga berdasarkan peraturan
153 perundangan yang berlaku. Personil atau sumber daya manusia dari profesional di
bidang pariwisata.
4.6 Temuan Studi