Fungsi Hinaan Insulte Fungsi Kata Umpatan

40 Pada monolog 32 terdapat kata umpatan ordure yang bermakna ‘sampah’. Dalam konteks tersebut, Jean-Pierre tampak marah sebab ia berpikir bahwa Lulu pergi menemui Romain. Saat Jean-Pierre melampiaskan kemarahannya, alisnya tertarik ke bawah secara bersamaan, matanya melotot, dan bibirnya terbuka lebar.

4. Fungsi Kekesalan Dépit

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007:559 kesal adalah kecewa bercampur jengkel. Berikut contoh kata umpatan sebagai bentuk kekesalan: 33 Goudurix : “Vous êtes des malades” Astérix : “Ça ne te fait pas plaisir. Tu sais que c’est pour ton bien. Allez Viens Il y a des choses à faire. Goudurix : “Kalian semua gila” Astérix : “Ini bukan demi kami. Ini demi kebaikanmu juga. Ayo pergi Ada banyak hal yang harus kita kerjakan. -pen. Pada dialog 33 terdapat kata umpatan malade yang bermakna ‘gila’. Dalam konteks tersebut, Goudurix tampak kesal sebab ia dibangunkan secara paksa oleh Asterix dan Obélix dari tempat tidurnya. Saat Goudurix melampiaskan kekesalannya, alisnya tertarik ke bawah secara bersamaan, hidungnya berkerut, pipinya terangkat dan bibirnya terbuka lebar.

D. Komponen Tutur

Bentuk-bentuk umpatan yang diujarkan oleh penutur dilandasi oleh maksud dan tujuan. Kata umpatan memiliki maksud untuk menekan mitra tutur yang diumpat insulté oleh pengumpat insulteur. Dalam kaitannya dengan fungsi, kata umpatan merupakan bagian dari tindak tutur acte de parole. Senada menurut Giraud 1983:28 l’injure est un « acte » de parole, un « coup » qu’un 41 sujet porte à un objet. Kata umpatan merupakan sebuah tindak tutur, sebuah tekanan yang seseorang berikan kepada objek tertentu. Kata umpatan bertalian dengan peristiwa tutur yang melatarbelakanginya. Menurut Chaer dan Agustina 2004:47, peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan di dalam waktu, tempat dan situasi tertentu. Menurut Dell Hymes 1974: 54-62, peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen yang bila huruf-huruf pertamanya dirangkaikan menjadi akronim SPEAKING. Kedelapan komponen itu adalah S Setting and scene, P Participants, E Ends : Purpose and goal, A Act sequences, K Key: tone or spirit of act, I Instrumentalities, N Norms of interaction and interpretation dan G Genres. Setting bertalian dengan latar belakang tempat dan waktu tuturan berlangsung, sedangkan scene merupakan situasi waktu dan psikologis tuturan. Participants berkaitan dengan pelaku tuturan, dalam hal ini antara penutur dan mitra tutur. Ends adalah maksud dan tujuan pertuturan. Act sequences merupakan bentuk dan isi ujaran yang dituturkan. Key berkaitan dengan nada, cara dan intonasi penyampaian pesan dalam tuturan. Nada yang dimaksudkan dapat berupa senang hati, serius atau mengejek. Instrumentalities merupakan jalur bahasa yang digunakan baik dalam lisan, tertulis, melalui komunikasi seluler dan sebagainya. Norm of Interaction and