Aktivitas-aktivitas dalam Program Antibullying
32 narasumber yang sengaja didatangkan untuk berdiskusi dengan anak
berdasarkan topik tertentu. Circle time dapat membantu para siswa dalam pengembangan keahlian seperti mendengarkan dan berempati.
Hal ini dapat meningkatkan rasa hormat terhadap orang lain dan juga harga diri. Di dalam forum akan didiskusikan segala hal yang berkaitan
dengan bullying dan siswa berkesempatan untuk mengambil alih kepemilikan akan aturan-aturan berperilaku seperti mendiskusikan
nilai-nilai yang mereka junjung bersama, hal-hal yang mereka inginkan dan tidak inginkan. Contohnya sikap-sikap orang lain yang mereka
inginkan dalam memperlakukuan mereka. i. Support Group
Keterlibatan orang dewasa dan anak-anak dalam komunitas seharusnya menjadi bagian dari program sekolah dalam mengatasi
bullying. Pembentukan dukungan teman sebaya akan efektif karena tidak ada kecanggungan antara siswa sehingga anak yang bersangkutan
lebih terbuka dan pendekatan yang digunakan pun lebih dapat diterima. Sementara itu di luar negeri terdapat program antibullying yang
banyak diterapkan di berbagai negara yaitu Olweus Bullying Prevention Program OBPP. Berikut adalah aktivitas-aktivitas OBPP menurut Dan
Olweus dan Susan P. Limber 2009: 380: a. School-Level Components Komponen Tingkat Sekolah
1 Establish a Bullying Prevention Coordinating Committee Membentuk komite koordinasi pencegahan bullying
33 Komite koordinasi pencegahan bullying adalah panitia yang
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua komponen program diimplementasikan di sekolah. Komite koordinasi
pencegahan bullying biasanya terdiri dari 8-15 anggota yang merupakan perwakilan dari admin sekolah, guru dari masing-
masing tingkat kelas, konselor sekolah, staf sopir buspekerja kantin, orang tua, komunitas pemimpin masyarakat, dan
personel sekolah lainnya dengan keahlian tertentu psikolog, praktisi kesehatan. Apabila diperlukan, satu atau dua siswa boleh
juga bergabung di komite yang biasanya merupakan perwakilan dari tiap jenjang sekolah.
Komite bertanggung jawab untuk menghadiri pelatihan 2 hari intensif yang diberikan pelatih; mengembangkan rencana untuk
pelaksanaan program di sekolah; mensosialisasikan rencana kepada staf, orang tua, dan siswa; mengkoordinasikan program
pencegahanintervensi lainnya; mendapatkan umpan balik yang berkelanjutan dari staf, orang tua, dan siswa tentang pelaksanaan
program dan membuat penyesuaian untuk rencana sekolah yang diperlukan; serta mensosialisasikan program kepada masyarakat
yang lebih luas. Komite harus mengadakan pertemuan secara teratur, setidaknya satu bulan sekali untuk tahun pertama program.
34 2 Conduct committee and staff trainings Melakukan pelatihan komite
dan staf Selain pelatihan 2 hari yang diberikan kepada anggota komite
koordinasi pencegahan bullying, seorang pelatih juga memberikan minimal 1 tahun pelatihan atau konsultasi telepon kepada orang-
orang di sekolah tersebut untuk membantu memastikan kontinuitas program dan memecahkan masalah ketika diperlukan. Anggota
komite koordinasi pencegahan bullying dapat dengan bantuan dari pelatih memberikan sehari penuh pelatihan untuk semua staf
sekolah sebelum meluncurkan program. Pelatihan tambahan biasanya dilakukan dengan memberikan perhatian lebih intensif
terhadap topik tertentu dan dapat juga diselenggarakan semacam pelatihan catch-up tahunan bagi pegawai baru.
3 Administer the Olweus Bullying Questionnaire schoolwide Mengelola angket tentang perilaku bullying di sekolah
Angket digunakan untuk menilai pengalaman dan sikap siswa tentang bullying. Angket biasanya dibagikan sebelum pelaksanaan
program dan diisi tanpa menyebutkan identitas. Selain itu pembagian angket juga dapat dilaksanakan secara teratur berkala
untuk pelaksanaan ke depannya. Angket mencakup definisi rinci bullying sehingga dapat mengungkapkan frekuensi pengalaman
dan keterlibatan siswa dalam perilaku bullying yang terjadi selama beberapa bulan terakhir. Sekolah menggunakan hasil dari survei
35 untuk membantu meningkatkan kesadaran di kalangan siswa, staf,
dan orang tua tentang masalah bullying; membuat rencana spesifik untuk pelaksanaan program; dan menilai perubahan dari waktu ke
waktu. 4 Hold staff discussion group meetings Mengadakan pertemuan
kelompok diskusi staf Pertemuan kelompok diskusi merupakan kelompok guru dan
staf sekolah lainnya yang bertemu untuk mempelajari dan berdiskusi secara mendalam tentang program serta merefleksikan
tentang bullying dengan segala upaya pencegahannya di sekolah. Kelompok ini biasanya terdiri dari tidak lebih dari 15 personil dan
dipimpin oleh anggota dari komite koordinasi pencegahan bullying. Kelompok ini dianjurkan untuk bertemu setidaknya sekali per
bulan untuk tahun pertama program. 5 Introduce the school rules against bullying Memperkenalkan
peraturan antibullying sekolah Sekolah diminta untuk mengadopsi empat spesifik aturan
tentang bullying, yaitu diantaranya: a. Kami tidak akan membuli orang lain.
b. Kami akan mencoba untuk membantu siswa yang dibuli. c. Kami akan mencoba untuk merangkul siswa yang dikucilkan.
36 d. Jika kami mengetahui seseorang sedang diganggu, kami akan
memberitahu orang dewasa di sekolah dan orang dewasa di rumah.
Aturan ini disosialisasikan ke seluruh warga sekolah dan didiskusikan dengan siswa dan orang tua. Guru dan staf lainnya
diajarkan bagaimana menerapkan konsekuensi positif dan negatif yang konsisten untuk memperkuat aturan-aturan ini.
6 Review and refine the school’s supervisory system Evaluasi dan perbaikan sistem pengawasan sekolah
Di setiap kegiatan sekolah, komite koordinasi pencegahan bullying membentuk sistem pengawasan dengan tujuan
mengurangi perilaku bullying. Kegiatan ini termasuk menentukan hot spot terjadinya bullying berdasarkan hasil angket.
Mengembangkan strategi untuk meningkatkan pengawasan dan kesamaan pandangan tentang hot spot dapat dilakukan dengan
mengembangkan pelacakan dan pelaporan bullying, menilai sikap dan keterampilan orang dewasa yang mengawasi, dan
mengevaluasi desain fisik sekolah untuk mengurangi bullying. 7 Hold a school kick-off event to launch the program Mengadakan
sebuah acara kick-off sekolah untuk memperkenalkan program Acara ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran tentang
bullying, memperkenalkan program kepada siswa, memperjelas aturan dan prosedur yang berkaitan dengan bullying di sekolah.
37 Sekolah dianjurkan untuk mengadakan kick-off setiap tahun
berikutnya untuk memperkenalkan program kepada siswa baru dan mengingatkan kembali siswa tentang upaya sekolah untuk
mencegah bullying. 8 Involve parents Keterlibatan orang tua
Orang tua dipandang sebagai mitra penting dalam mencegah dan intervensi bullying. Dalam pelaksanaan program orang tua
dapat berpartisipasi dalam berbagai cara, termasuk sebagai koordinasi panitia di sekolah, menghadiri acara di hari libur
sekolah, pertemuan orang tua seluruh sekolah, menerima informasi secara teratur tentang bullying dan program melalui brosur,
newsletter, peristiwa, dan papan buletin online. b. Classroom-Level Components Komponen Tingkat Kelas
a. Post and enforce schoolwide rules against bullying Pembuatan dan penegakan aturan antibullying kelas
Guru membahas secara rinci dengan siswa misalnya dalam pertemuan kelas seluruh aturan sekolah tentang bullying. Aturan-
aturan tersebut disosialisasikan di setiap kelas agar siswa tahu dan berlaku bagi siswa segala konsekuensi positif negatif dari aturan
tersebut. Seperangkat aturan ini memberikan sinyal kepada siswa, orang tua dan lain-lain bahwa sekolah memiliki kebijakan terpadu
dan terkoordinasi terhadap bullying. Aturan ini harus menjadi bagian independen dari kebijakan disiplin sekolah.
38 b. Hold regular class meetings Mengadakan pertemuan kelas secara
rutin Pertemuan rutin kelas yang dilakukan per minggu dimana guru
dan siswa mendiskusikan bullying dan isu-isu terkait. Tujuan dari pertemuan kelas adalah membangun kohesi antara kelas dan
masyarakat, membahas aturan tentang bullying dan segala konsekuensi positif negatifnya jika mengikuti atau tidak mengikuti
aturan, membantu siswa memahami peran mereka dalam mencegah dan menghentikan bullying, serta memecahkan masalah strategi
untuk mengatasi bullying. Bagian dari pertemuan ini, siswa terlibat dalam role-playing, yang bertujuan untuk membantu membangun
empati, menghasilkan solusi yang mungkin untuk situasi bullying, dan praktek tindakan positif untuk mengambil ketika dihadapkan
dengan bullying. c. Hold meetings with students parents Mengadakan pertemuan
dengan orang tua siswa Dalam pengaturan ruang kelas, guru didorong untuk
mengadakan beberapa pertemuan tingkat kelas dengan orang tua untuk membahas program. Tujuan dari pertemuan ini adalah
membantu orang tua memahami masalah yang terkait dengan bullying dan cara-cara sekolah mengatasi bullying melalui
program, serta meminta masukan orangtua dan peran sertanya
39 dalam program. Pertemuan kelas dengan orang tua mungkin juga
membantu untuk membangun hubungan dengan guru dan membangun hubungan antar orang tua siswa dalam kelas.
c. Individual-Level Components Komponen Tingkat Individu 1 Supervise students activities Mengawasi kegiatan siswa
2 Ensure that all staff intervene on the spot when bullying occurs Penanganan langsung dari staf saat bullying terjadi
3 Conduct serious talks with students involved in bullying Melakukan pembicaraan yang serius dengan siswa yang terlibat
bullying 4 Conduct serious talks with parents of involved students
Melakukan pembicaraan serius dengan orang tua siswa yang terlibat bullying
5 Develop individual intervention plans for involved students Mengembangkan rencana penanganan individu bagi siswa yang
terlibat bullying Ada beberapa komponen program di tingkat individu. Pertama, staf
didorong untuk meningkatkan pengawasan siswa, khususnya di daerah yang dikenal sebagai hot spot untuk bullying, terutama bagi siswa
yang diketahui atau diduga terlibat dalam bullying. Kedua, semua staf dilatih untuk langsung melakukan penanganan di tempat kejadian
setiap kali mereka melihat bullying. Prosedur spesifik juga telah dikembangkan
untuk memandu
staf bereaksi
ketika
40 pengganggukorban telah teridentifikasi. Prosedur ini termasuk
pembicaraan serius dengan korban, pelaku, dan juga orang tua masing- masing. Sebuah pesan yang jelas dikomunikasikan bahwa bullying
akan berhenti bahwa situasi akan diawasi secara ketat. Di beberapa sekolah, pertemuan ini dilakukan oleh konselor atau admin sekolah,
tetapi sedapat mungkin, dianjurkan pertemuan dipimpin oleh guru utama anak-anak atau anggota staf dengan hubungan yang paling dekat
dengan siswa yang terlibat. Terakhir, sekolah didorong untuk bekerja dengan orang tua dan profesional kesehatan mental untuk
mengembangkan rencana individual, dimana sangat tepat untuk memberikan dukungan dan bantuan lainnya untuk korban dan pelaku.
d. Community-Level Components Komponen Tingkat Masyarakat 1 Involve community members on the Bullying Prevention
Coordinating Committee Melibatkan anggota masyarakat di komite koordinasi pencegahan bullying
2 Develop partnerships with community members to support your school’s program Mengembangkan kemitraankerjasama dengan
anggota masyarakat untuk mendukung program sekolah 3 Help to spread anti-bullying messages and principles of best
practice in the community Membantu menyebarkan pesan-pesan antibullying dan prinsip-prinsip pelaksanaannya dalam masyarakat
Menyadari bahwa bullying tidak berhenti di tingkat sekolah, anggota komite didorong untuk melibatkan satu atau anggota
41 masyarakat untuk ikut serta ke dalam komite koordinasi pencegahan
bullying. Mereka mencari cara-cara yang sekiranya anggota masyarakat dapat mendukung program pencegahan bullying sekolah,
dan bekerja sama untuk menyebar pesan pencegahan bullying dan strategi di luar sekolah ke masyarakat.
Beberapa aktivitas program antibullying tersebut dapat juga digunakan sekolah sebagai strategi untuk mencegah atau mengatasi bullying seperti
yang dilakukan Art Putney Academy Artputney.org. Berikut adalah beberapa aktivitas yang tidak lain merupakan strategi proaktif sekolah
untuk mencegah bullying, yaitu meliputi: a. Kepemimpinan sekolah yang efektif untuk menggalakan semangat
antibullying yang terbuka dan jujur. b. Penggunaan kurikulum, yang dapat dimanfaatkan guru untuk
membahas isu-isu keragaman dan pesan antibullying dalam waktu tertentu.
c. Pemanfaatan dari kalender akademik sekolah, dimana pada waktu tertentu sekolah dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan
kesadaran akan konsekuensi negatif bullying misalnya pada pekan antibullying setiap tahunnya.
d. Assembly sekolah secara keseluruhan. e. Survei siswa.
f. Kampanye melalui poster. g. Peningkatan pengawasan di daerah-daerah yang berpotensi masalah.
42 h. Peer support beserta struktur anggotanya.
i. Pelatihan ketegasan. j. Evaluasi staf secara umum dan khusus untuk melanjutkan
pengembangan profesional. k. Pelatihan kepada staf tentang kebijakan antibullying yang disertai
praktek pelaksanaannya. Adapun berdasarkan situs website pemerintah Amerika, cara terbaik
untuk mengatasi bullying adalah untuk menghentikannya sebelum dimulai Stopbullying.org. Ada sejumlah hal yang dapat dilakukan staf sekolah
untuk membuat sekolah yang lebih aman dan mencegah bullying yaitu diantaranya:
a. Menilai bullying di sekolah anda Lakukan penelitian di sekolah Anda untuk menentukan seberapa
sering bullying terjadi, di mana hal itu terjadi, bagaimana siswa dan orang dewasa campur tangan, dan apakah upaya pencegahan yang akan
Anda lakukan bekerja. b. Keterlibatan orang tua dan remaja
Hal ini penting bagi semua orang di masyarakat untuk bekerja sama dan bersatu dalam upaya melawan bullying. Meluncurkan
kampanye bertujuan agar warga sekolah, orang tua, dan masyarakat memiliki kesadaran akan upaya melawan bullying. Selain itu juga
dapat dilakukan pembentukan komite keamanan sekolah atau satuan
43 tugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program
pencegahan bullying di sekolah. c. Buat kebijakan dan aturan
Membuat dan mensosialisasikan misi, kode etik, peraturan sekolah, dan sistem pelaporan bullying. Hal ini akan menciptakan
iklim bahwa bullying tidak dapat diterima. d. Membangun lingkungan aman
Membentuk budaya sekolah yang saling menghargai, toleransi dan menghormati. Membangun iklim positif di sekolah dapat
dilakukan melalui rapat staf, majelis, pertemuan kelas dan orang tua, newsletter keluarga, website sekolah, dan buku pegangan siswa. Selain
itu dapat dilakukan juga dengan memperkuat interaksi sosial yang positif dan inklusif.
e. Mendidik siswa dan staf sekolah Membangun materi pencegahan intimidasi ke dalam kegiatan
kurikulum dan sekolah. Melatih para guru dan staf akan aturan dan kebijakan sekolah. Selain itu dapat juga dilakukan dengan memberikan
keterampilan untuk campur tangan secara konsisten dan tepat. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas-
aktivitas dalam program antibullying merupakan beberapa tindakan atau kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi perilaku bullying ataupun
menanamkan nilai antibullying. Kegiatan-kegiatan ini dapat berkembang
44 dan bervariasi menyesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan masing-
masing tempat atau sekolah.