18 b. Ada niat untuk menimbulkan penderitaan atau rasa sakit korban, para
pelaku bullying memiliki perasaan acuh, cuek atau tidak memiliki kepedulian terhadap penderitaan orang lain, ia menyakiti orang lain
agar kekuatan yang dimilikinya mendapat pengakuan oleh korban ataupun orang-orang disekitarnya.
c. Perilaku dilakukan berulang kali, setelah melakukan tindakan bullying kepada korbannya para pelaku merasakan kenikmatan batin tersendiri
yang membuatnya merasa puas dan bangga terhadap kekuatan yang ia miliki sehingga pelaku termotivasi melakukan tindakan agresifnya
berulangkali agar dapat merasakan kebanggan tersebut terus-menerus. Adapun menurut Elizabeth A. Barton 2003: 1 perilaku dapat disebut
bullying jika mencakup karakteristik sebagai berikut: a. Bullying is intentional aggression that may be physical, verbal, or
more indirect relational. b. Bullying exposed victims to repeated aggression over an axtended
periode of time. c. Bullying occurs within an interpersonal relationship characterized by
a real or perceived imbalance of power. Such power may originate from physical size or strength, or from psychological power, with
children who have great peer influence exhibiting greater power in bully-victim relationship.
Maksud dari karakteristik bullying menurut Elizabeth A. Barton tersebut yaitu:
a. Bullying adalah agresi yang disengaja yang mungkin secara fisik, verbal, atau tidak langsung relasional.
b. Korban bullying mengalami agresi berulang selama jangka waktu.
19 c. Bullying terjadi dalam hubungan interpersonal yang ditandai dengan
ketidakseimbangan kekuasaan. Kekuasaan tersebut dapat berasal dari ukuran fisik atau dari kekuatan psikologis, serta anak-anak yang
memiliki pengaruh besar terhadap teman sebaya dengan menunjukkan kekuatannya yang lebih antara hubungan pelaku dan korban.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik bullying meliputi garis besar diantaranya yaitu adanya ketidakseimbangan
kekuasaan, dilakukan secara sengaja dan berulang sehingga berjangka waktu lama, bertujuan menyakiti orang lain, menimbulkan dampak negatif
bagi korban, serta dapat dilakukan secara fisik, verbal, maupun psikologis.
3. Bentuk-bentuk Bullying
Perilaku bullying merupakan gabungan berbagai tingkah laku yang luas sehingga tidak mengherankan jika memunculkan berbagai bentuk dan
wujudnya yang beraneka ragam. Dijelaskan Murphy dalam Nurul Hidayati, 2012: 43 bullying yang banyak dipahami masyarakat adalah
bentuk direct bullying, yakni ketika seorang anak diolok-olok, diganggu, ataupun dipukul oleh anak lain. Bullying yang bersifat langsung ini dapat
bersifat verbal ataupun fisik. Sedangkan indirect bullying adalah jenis bullying yang lebih tidak kasat mata namun dampaknya sama buruknya
bagi korban. Bullying jenis ini juga dikenal dengan istilah relational bullying atau social bullying. Jenis bullying yang lain terkait dengan
penggunaan media internet disebut dengan cyberbullying. Indikator dari bullying ini terjadi ketika seseorang mengalami kekerasan, dipermalukan,
20 memperoleh ancaman dari orang lain melalui media internet atau
penggunaan teknologi semisal telepon seluler. Sementara itu berkaitan dengan gender, anak laki-laki ternyata lebih
banyak melakukan bullying fisik dibandingkan anak perempuan. Pada umumnya anak perempuan lebih senang menggunakan bullying berbentuk
verbal atau relasional Barbara Krahe, 2005: 201. Selanjutnya Sejiwa 2008: 2-4 mengelompokkan bullying ke dalam
tiga kategori yaitu: a. Bullying Fisik
Merupakan jenis bullying yang dapat dilihat secara kasat mata karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying dan korbannya
sehingga setiap orang pun bisa melihatnya. Yang termasuk dalam bullying fisik ini diantaranya menampar, menjegal, meludahi,
memalak, melempar dengan barang, dan menghukum dengan cara push up.
b. Bullying Verbal Merupakan jenis bullying yang juga bisa terdeteksi karena karena
bisa tertangkap oleh indera pendengaran kita. Contoh bullying verbal yaitu diantaranya menjuluki, menuduh, menyoraki, menebar gossip,
dan memfitnah. c. Bullying Mental atau Psikologis
Merupakan jenis bullying yang paling berbahaya karena dilakukan secara diam-diam sehingga tidak tertangkap mata atau telinga kita jika
21 kita tidak cukup awas mendeteksinya. Memandang sinis,
mempermalukan di depan umum, mendiamkan, mempermalukan, dan mencibir adalah contoh wujud bullying mental atau psikologis.
Ponny Retno Astuti 2008: 22 pun turut menggolongkan perilaku bullying ke dalam kelompok sebagai berikut:
a. Bullying Fisik Contoh dari bullying fisik ini diantaranya menggigit, menarik
rambut, memukul, menedang, mengunci, merusak kepemilikan properti korban, penggunaan senjata, dan perbuatan kriminal.
b. Bullying Non-Fisik Bullying non-fisik ini terbagi dalam bentuk verbal dan non-verbal.
1 Verbal Contoh dari bullying verbal ini diantaranya panggilan
telepon yang meledek, pemalakan, pemerasan, mengancam, berkata kotor pada korban, menyebarkan kejelekan korban.
2 Non-Verbal Bullying non-verbal ini terbagi berdasarkan interaksinya
yaitu, secara langsung dan tidak langsung. a Tidak Langsung
Contohnya manipulasi pertemanan, mengasingkan, tidak mengikutsertakan, dan mengirim pesan menghasut.
22 b Langsung
Contohnya gerakan dan ekspresi tangan, kaki, muka atau anggota badan lain kasar atau mengancam,
menggeram, menakuti. Kemudian Riauskina, Djuwita, dan Soesetio dalam Levianti, 2008: 4
menyatakan bahwa bentuk-bentuk bullying ke dalam lima kategori yaitu: a. Kontak fisik langsung
Contohnya memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar,
juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain.
b. Kontak verbal langsung Contohnya
mengancam, mempermalukan,
merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama name-calling, sarkasme,
merendahkan put-downs, mencelamengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.
c. Perilaku non-verbal langsung Contohnya melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan
ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal.