Teknik Pengukuran Skor Teknik Analisa Data

34 2. Teknik pengumpulan data sekunder Yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka dan dokumenarsip yang ada di Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Kota Medan yang terdiri dari: 1 Penelitian kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui buku, majalah dan berbagai bahan yang berhubungan dengan objek penelitian. 2 Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen- dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2.5 Teknik Pengukuran Skor

Dengan adanya penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada responden, maka ditentukan skor dari setiap pertanyaan. Teknik pengukuran skor yang digunakan adalah skala ordinal untuk menilai jawaban responden. Di dalam skala ordinal ada lima alternatif jawaban dimana tiap-tiap alternatif tersebut diberikan skor dengan penilaian nilai skala sebagai berikut: a. Untuk alternatif jawaban “A” sangat setuju dan sangat berpengalaman diberi skor 5; b. Untuk alternatif jawaban “B” setuju dan berpengalaman diberi skor 4; c. Untuk alternatif jawaban “C” ragu-ragu diberi skor 3; d. Untuk alternatif jawaban “D” tidak setuju dan tidak berpengalaman diberi skor 2; dan e. Untuk alternatif jawaban “E” sangat tidak setuju dan sangat tidak berpengalaman diberi skor 1. 35 Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang dan rendah maka terlebih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut: Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing- masing variabel adalah sebagai berikut: Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,24 - 5,00 Skor untuk kategori tinggi = 3,43 - 4,23 Skor untuk kategori sedang = 2,62 - 3,42 Skor untuk kategori rendah = 1,81 - 2,61 Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 - 1,80

2.6 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kuantitatif, yaitu menguji pengaruh antara variabel Profesionalisme Kerja Pegawai X dengan variabel Pelayanan Publik Y. Adapun metode statistik yang digunakan adalah: 1. Koefisien Korelasi Product Moment Korelasi product moment disebut juga korelasi Pearson adalah teknik analisis statistik yang mempunyai kegunaan untuk menganalisis data penelitian yang mempunyai karakteristik di antaranya: 1 Hipotesis yang diajukan adalah hipotesis asosiatif 2 Datanya berskala minimal interval 3 Penyebaran data berdistribusi normal 36 Teknik analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan tinggi rendahnya hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y. 34 Adapun rumus koefisien korelasi product moment adalah sebagai berikut: Keterangan: r xy = angka indeks korelasi r product moment N = sampel = jumlah skor x = jumlah skor y Xy = jumlah hasil kali antara x dan y r = pearson r corelation coeffisien n = jumlah sample Nilai ‘r’ terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah –1. r = +1 menunjukkan hubungan positif sempurna, sedangkan r = -1 menunjukkan hubungan negatif sempurna. r tidak mempunyai satuan atau dimensi. Tanda + atau - hanya menunjukkan arah Untuk melihat hubungan antara kedua variabel dari hasil perhitungan, maka dapat dirumuskan dengan memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel yaitu: 1. Nilai r xy positif artinya kedua variabel menunjukkan hubungan positif dimana kenaikan nilai variabel yang satu diikuti dengan variabel yang lain. 2. Nilai r xy negative artinya kedua variabel menunjukkan hubungan negatif dimana kenaikan nilai variabel yang satu diikuti dengan variabel yang lain. 3. Nilai r sama dengan nol artinya kedua variabel tidak menunjukkan hubungan dimana variabel yang satu tetap meskipun variabel yang lain berubah. 34 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Bandung: Alfabeta, 2005, hal. 193. 37 Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r koefisien korelasi, digunakan penafsiran atau interpretasi angka, 35 Interval Koefisien yaitu: Tabel 1. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan Antara 0,00 – 0,19 Sangat Rendah Antara 0,20 – 0,39 Rendah Antara 0,40 – 0,59 Sedang Antara 0,60 – 0,79 Tinggi Antara 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi Dari nilai r xy yang diperoleh dapat dilihat secara langsung melalui tabel korelasi untuk mengetahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan. Ketentuannya adalah bila r dihitung lebih kecil dari r tabel r hitung r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya, apabila r hitung lebih besar dari r tabel r hitung r tabel maka Ha diterima. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r signifikan tertentu, dalam hal ini yang signifikan 5. Bila nilai r tersebut adalah signifikan berarti hipotesa kerjahipotesa alternatif dapat diterima. 2. Koefisien Determinasi Teknik analisa ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variable bebas X terhadap variabel terikat Y. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment r xy dikalikan dengan 100. Adapun rumus koefisien determinasi “D” 36 35 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Bandung: Alfabeta, 2005, hal. 149. 36 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Bandung: Alfabeta, 2005, hal. 212. yaitu: D = r xy 2 x 100 Keterangan: D = Koefisien Determinasi r xy = Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y 38

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat Polres Kota Medan

Sejarah perkembangan kepolisian di Kota Medan tak terlepas dari keberadaan penjajahan Belanda dan Jepang. Selain itu, tak lepas pula dari sejarah perjuangan masyarakat Kota Medan dalam melawan penjajah Belanda maupun Jepang. Sejarah panjang kepolisian tersebut ditandai dengan lahirnya Bailluw. Lembaga ini muncul di Batavia tahun 1620 untuk melindungi orang-orang Belanda yang bekerja di vereenigde Oost Indische Compagni VOC. Ketika VOC diambil alih pemerintahan Inggris, Gubernur Raffles pada 11 Februari 1814 menetapkan Verordening over de administratie de justitie bij de gewestelijke hoven op Java en de adminitratie der politie, untuk memperkuat fungsi Bailluw menjadi Kepolisian Kolonial oundang, 1952 : 10. Tahun 1897 diadakan perbaikan organisasi polisi oleh Direktur Yustisi dan Binnenlandsch Bestuur. Setelah itu terciptalah Polisi Kota, Polisi Pamong Praja Bestuurspolitie, Reserse Gewestelijke Recherche Polisi Lapangan Veldpolitie, Polisi Perkebunan Kultuurpolitie, dan polisi Umum Aigemeene Politie. Thaun 1912 terbentuk Polisi Bersenjata. Pengorganisasian Polisi Kolonial ini terus berkembang menjadi Polisi Desa dibawah lurah atau kepala kampung, Polisi Swapraja Polisi Khusus terdiri dari pegawai bea-cukai dan pabean vuurwapenordonnantie, opiumdelikten, pegawai dinas keselamatan kiderarbeid, rouwennachtarbeid, wervingsordonaantie, pegawai dinas perekonomian, pegawai imigrasi toelatingsbesluit, toelatingsordonantie, pegawai kesehatan, nahkodakapal, syahbandar, pegawai dinas pengawasan candu dan garam, pegawai kehutanan, dan pegawai keuangan. Ada pula Polisi Teknis yang terdiri dari Polisi Tambang, Polisi Pasar, Polisi Pangawasan Jalan dan Bangunan, terakhir Polisi Laut. Meski sudah menjajah nusantara untuk menguasain tanah Deli, Belanda banyak mengalami tantangan. Setelah Perang Jawa berakhir barulah Gubernur

Dokumen yang terkait

Penerapan Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pelayanan Publik (Studi Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Medan)

17 148 127

Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Pelayanan Pengurusan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Kota Medan

1 92 197

Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Pelayanan Publik (Studi Pada Pelayanan Pengurusan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan Lalu Lintas Polrtesta Binjai)

15 126 99

UPAYA KOMUNIKASI KEPOLISIAN DALAM PELAYANAN PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI KEPADA MASYARAKAT. (Studi Pada Polres Kabupaten Tuban Melalui Layanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi di Satuan Lalu Lintas)

0 4 19

Penerapan Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pelayanan Publik (Studi Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Medan)

0 0 13

PENGARUH PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN PENGURUSAN SURAT IZIN MENGEMUDI DI KANTOR SATUAN LALU LINTAS POLRES KOTA MEDAN

1 1 67

BAB II METODE PENELITIAN - Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Pelayanan Pengurusan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Kota Medan

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Pelayanan Pengurusan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Kota Medan

0 0 30

PENGARUH PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN PENGURUSAN SURAT IZIN MENGEMUDI DI KANTOR SATUAN LALU LINTAS POLRES KOTA MEDAN

0 0 16

TRANSPARANSI DAN RESPONSIVITAS DALAM PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI (Studi Kasus di Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Karanganyar)

1 2 15