14
mengalami peningkatan yaitu rata-rata mencapai 87,3 dengan kriteria A baik sekali. Kemudian rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 93,76 dengan
kriteria A baik sekali pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terlihat bahwa penerapan strategi Direct Listening Thinking Activities DLTA dapat
meningkatkan kemampuan menyimak isi cerita anak pada siswa kelas V SDN Pisang Candi 3 Kota Malang.
Berdasarkan penelitian yang sudah pernah dilakukan maka pada kesempatan ini peneliti melakukan penelitian tentang keterampilan menyimak
cerita anak menggunakan media audio visual film kartun. Peneliti menggunakan media audio visual film kartun untuk meningkatkan hasil belajar menyimak
cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri Wringinjenggot 02 Balapulang.
2.2 Landasan Teori
Pada landasan teori yang akan dikemukakan antara lain: belajar, hasil belajar, performansi guru, pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, keterampilan
menyimak, cerita anak, dan media pembelajaran. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
2.2.1 Belajar
Slameto 2010: 2 menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Siddiq 2008: 1-3
Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar
terjadi perubahan kemampuan diri, dengan
15 belajar anak yang tadinya tidak mampu
melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya
tidak terampil menjadi terampil. Slavin 1994 dalam Rifa’I 2008: 82 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan
individu yang disebabkan oleh pengalaman. Morgan et. al. 1986 dalam Rifa’I 2008: 82 menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan relatif permanen yang terjadi
karena hasil dari praktik dan pengalaman.
Gagne 1977 dalam Rifa’I 2008: 82 menyatakan bahwa belajar adalah perubahan disposisi atau kecakapan manusia
yang berlangsung selama periode tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
Dari beberapa pengertian belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk merubah
perilakunya ke arah yang lebih baik. Perubahan tingkah laku tersebut berkat pengalaman serta adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Individu
setelah mengalami proses belajar maka individu tersebut akan mengalami perubahan perilaku, baik aspek pengetahuannya, aspek sikapnya, maupun aspek
keterampilannya. Misalnya dari tidak paham menjadi paham, dari tidak peduli menjadi peduli, dan dari tidak bisa menjadi bisa.
2.2.2 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil
belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari
Anitah 2008: 2.9. Sedangkan Rifa’I 2008: 85 menjelaskan bahwa hasil belajar
16
adalah perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Sudjana 2010: 22 menjelaskan hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Perubahan
perilaku tersebut tergantung pada apa yang telah dipelajari oleh siswa. Apabila siswa mempelajari tentang keterampilan, maka perubahan perilaku yang diperoleh
berupa penguasaan keterampilan. Jika siswa mempelajari sikap, maka hasil belajar yang diharapkan muncul adalah perubahan sikap.
Bloom 1956 dalam Anitah 2008: 2.19 menjelaskan bahwa hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif berkaitan
dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Aspek kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis
dan penilaian. Aspek afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Aspek afektif mencakup penerimaan, penilaian, pengorganisasian, dan
pembentukan pola hidup atau karakterisasi. Aspek psikomotor berkaitan dengan hasil belajar yang menyangkut gerakan-gerakan otot psikomotor. Sebagai petunjuk
bahwa siswa telah memperoleh keterampilan aspek psikomotor, siswa dapat melakukan aktivitas menulis, dan mengucapkan lafal bahasa.
Gagne 1979 dalam Dimyati 2008: 11 menjelaskan bahwa hasil belajar terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap,
dan strategi kognitif. Kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Informasi verbal, adalah
17
kemampuan untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilikan informasi verbal memungkinkan individu berperan
dalam kehidupan. 2 Keterampilan intelektual, adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan
lambang. 3 Strategi kognitif, adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan
kaidah dalam memecahkan masalah. 4 Keterampialn motorik, adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5 Sikap, adalah kemampuan menerima dan menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.
2.2.3 Performansi Guru