88
4.3.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Peneliti telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti dapat
mengambil simpulan bahwa PTK yang dilakukan telah berhasil. Keberhasilan PTK ini dapat dibaca dari semua indikator yang menjadi standar atau patokan
keberhasilan penelitian telah tercapai. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari manfaat penggunaan media audio visual film kartun dalam pembelajaran
menyimak cerita anak. Secara umum manfaat penggunaan media yaitu 1 memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2 mengatasi keterbatasan ruang,
waktu, tenaga dan daya indra. 3 menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4 memungkinkan anak belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori kinestetiknya. 5 memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman menimbulkan
persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton 1985 dalam Asra 2007:5-6 bahwa penyampaian pesan pembelajaran dapat
lebih terstandar dan pembelajaran dapat lebih menarik sebagai berikut: 1 Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
2
Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
3
Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
4
Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
Berdasarkan manfaat dan kontribusi media, khususnya media audio visual film kartun pada pembelajaran menyimak cerita anak
menyebabkan hasil belajar, aktivitas siswa, dan performansi guru meningkat. Hal ini dapat diketahui dari
perolehan data hasil penelitian. Hasil tes pratindakan belum mencapai batas
89
ketuntasan hasil belajar. Persentase siswa yang tuntas belajar pada tes pratindakan yakni 22,20, nilai rata-rata hasil tes pratindakan yakni 54,02. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar siswa dan nilai rata-rata hasil belajar siswa belum mencapai indikator yang sudah ditentukan yaitu untuk nilai
rata-rata ≥ 65 sedangkan untuk persentase ketuntasaan belajar siswa ≥ 75
minimal 75 siswa memperoleh nilai ≥ 65. Oleh karena itu, perlu dilakukan
perbaikan strategi pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat mencapai indikator batas ketuntasan hasil belajar yang sudah ditentukan.
Hasil belajar menyimak cerita anak siswa meningkat setelah peneliti melaksanakan pembelajaran menyimak cerita anak menggunakan media audio
visual film kartun. Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dari tes pratindakan, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I,
dapat diketahui bahwa hanya ada 2 siswa atau sebesar 5,3 yang mencapai nilai dalam kategori sangat baik. Siswa yang memperoleh nilai dalam kategori baik
berjumlah 9 siswa atau sebesar 23. Siswa yang memperoleh nilai dalam kategori cukup berjumlah 13 siswa atau sebesar 34,2 sedangkan 14 siswa atau sebesar
36,8 memperoleh nilai dalam kategori kurang. Nilai rata-rata kelas siklus I yaitu 64,21. Hal ini menunjukkan nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari
pratindakan ke siklus I. Nilai rata-rata kelas pratindakan yaitu 54,02, sedangkan nilai rata-rata kelas siklus I yaitu 64,21. Jadi, ada peningkatan nilai rata-rata
sebesar 10,19. Pada siklus II dapat diketahui ada 6 siswa yang memperoleh nilai dalam
kategori sangat baik dengan persentase 15,8. Siswa yang memperoleh nilai dalam kategori baik ada 14 siswa atau sebesar 36,2. Sedangkan untuk nilai
90
dalam kategori cukup yakni ada 13 siswa atau sebesar 13,2 dan siswa yang memperoleh nilai dalam kategori kurang ada 5 siswa atau sebesar 13,2. Nilai
rata-rata kelas pada siklus II yaitu 71,97, maka ada peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 7,63 dan dari pratindakan ke siklus II sebesar 17,95.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual film kartun dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menyimak cerita anak sehingga
berpengaruh pada hasil belajar siswa. Aktivitas siswa saat pembelajaran menyimak cerita anak pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia sudah cukup baik. Kehadiran siswa pada siklus I maupun siklus II mencapai lebih dari 85. Kehadiran siswa sudah memenuhi
indikator yang sudah ditentukan yaitu kehadiran siswa ≥ 75. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa tertarik dengan pembelajaran menyimak dengan menggunakan media audio visual film kartun. Penggunaan media audio visual
film kartun dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran menyimak cerita anak.
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I yakni 73,27. Perolehan tersebut menunjukkan bahwa persentase aktivitas siswa belum mencapai indikator
keberhasilan yang sudah ditentukan. Indikator keberhasilan untuk keterlibatan siswa pada pembelajaran yaitu 75. Hal ini karena pada pembelajaran siklus I
masih banyak siswa yang cenderung pasif, bermalas-malasan, dan kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Kemudian, pada siklus II
aktivitas siswa mencapai 81,19. Perolehan tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yakni 75. Hal ini menunjukkan bahwa ada
peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 7,92.
91
Peningkatan tidak hanya pada aktivitas siswa, Peningkatan juga terjadi pada nilai performansi guru. Pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan guru dalam
menyusun RPP yakni 81,25, dan nilai rata-rata kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yakni 83. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata
kemampuan guru dalam menyusun RPP dan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, maka dapat diperoleh nilai performansi guru pada siklus I yakni
82,41. Nilai performansi guru tersebut sudah memenuhi indikator yang sudah ditentukan yaitu nilai performansi guru
≥ 71 B. Pada siklus II, nilai rata-rata kemampuan guru dalam menyusun RPP atau
yakni 85, dan nilai rata-rata kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran atau yakni 84,75. Berdasarkan perolehan nilai rata-rata kemampuan guru dalam
menyusun RPP dan nilai rata-rata kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, maka dapat diperoleh nilai performansi guru pada siklus II yakni
84,83. Perolehan nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan performansi guru dari siklus I ke siklus II sebesar 2,42. Peningkatan performansi guru menunjukkan
bahwa penggunaan media audio visual film kartun dapat meingkatkan performansi guru. Penggunaan media audio visual film kartun dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan pesan kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat mudah tercapai.
4.3.2 Implikasi Hasil Penelitian