British Retail Consortium BRC the Global Standard for Food Safety
                                                                                pangan tersebut. Akan tetapi disadari terdapat banyak pangan lainnya yang dapat menyebabkan  reaksi  alergi  tidak  diatur  oleh  Code  ini  terkait  pelabelan.  Food
Drugs  Administration  FDA  Ameriksa  Serikat  mengatur  persyaratan  pelabelan alergen  untuk  8  komoditas  dalam  Food  Allergen  Labelling  and  Consumer
Protetion  Act  of  2004  FALCPA  FDA  2010.  Menurut  Food  Standard  Agency FSA  Inggris,  ada  14  macam  allergenic  substance  yang  diatur  dalam  Guidance
on Allergen and Miscellaneous Labelling Provision 2011. Tabel 5 menunjukkan allergenic foods atau food groups yang termasuk dalam persyaran pelabelan pada
beberapa  negara.  Dari  beberapa  jenis  pangan  tersebut,  PT  SSI  menggunakan beberapa bahan berupa telur, susu, gandum dan hazelnut.
Tabel  5  Alergennic  food  atau  food  groups  yang  disyaratkan  dicantumkan  pada pelabelan menurut Codex dan beberapa negara
Allergenic Food atau Food Groups, termasuk produk
turunannya tidak termasuk pengecualian
CAC 2010 Amerika
FDA 2004 Australia-Selandia
Baru, ANZFA  2000
Inggris FSA 2011 dan
Directive EC 2006142
Susu sapi
√ √
√ √
Telur
√ √
√ √
Ikan
√ √
√ √
Kacang tanah
√ √
√ √
Crustacean
√ √
√ √
Kedelai
√ √
√ √
Tree nuts
a
√ √
√ √
Serealia
b
√ gandum √ gandum
√ √
Sulfit  10ppm
√ √
Mustard
√
Wijen
√
Seledri
√
Lupin
√
Moluska
√
a
Tree nuts adalah kacang almond, kacang mede cashew, brazil nuts, cashews, chestnuts, kacang hazelnut, hickory nuts, macadamia nuts, pecans, pipe nuts, pistachios, dan walnuts FSA 2011,
b
Serealia  yang  mengandung  gluten  dan  produknya,  yaitu  gandum,  rye,  barley,  oats,  dan keturunannya yang dihibridisasi.
Banyak  pangan  mengandung  bahan  yang  diketahui  sebagai  alergen.  Food allergen  ini  dapat  menjadi  bagian  dari  suatu  pangan  melalui  ketidaksengajaan.
Hal  ini  dapat  berasal  dari  keberadaan  dalam  bahan  baku,  bahan  penolong  misal enzim,  formulasi  yang  salah,  pergantian  jadwal  produksi,  pengerjaan  ulang,
prosedur  pembersihansanitasi  yang  tidak  cukup  atau  tidak  efektif,  kontak  silang dalam  proses,  dan  kontak  setelah  proses.  Pendekan  manajemen  resiko  yang
direkomendasikan  adalah  melalui  program  HACCP.  Hal  ini  melibatkan  evaluasi
bahaya-bahaya yang terkait dengan alur produk, dimulai dari produksi bahan baku dan mengkaji setiap tahapan proses sampai ke pelabelan dan pengemasan produk
akhir  yang  siap  dikonsumsi.  Titik  kritis  dimana  alergen  dapat  masuk  selama proses  harus  diidentifikasi  dan  adanya  sistem  untuk  mengawasi  titik  kritis  ini,
untuk  meminimalisasi  kontaminasi  silang  yang  tidak  diinginkan  AFGC  2007. Menurut  Burrows  2010,  dedicated  process  line  yaitu  meliputi  mesin,  peralatan
produksi  dan  aturan  yang  jelas  harus  dilakukan  untuk  mencegah  kontaminasi silang alergen dalam suatu perusahaan.
Program  pembersihan  perusahaan  memiliki  peran  penting  dalam manajemen  alergen.  Dalam  konteks  manajemen  alergen,  tujuan  utama
pembersihan  adalah  penghilangan  residu  produk  menggunakan  teknik pembersihan  yang  tepat.  Penghilangan  mikroorganisme  adalah  tujuan  berikutnya
dan  menjadi  target  kegiatan  sanitasi    setelah  pembersihan.  Dalam  proses pembersihan penggunaan udara bertekanan tinggi  compressed air efektif untuk
membersihkan  namun  hendaknya  dibatasi.  Penggunaannya  dapat  menyebarkan debu dan puing lainnya dan menerbangkan alergen dari satu area ke area lainnya
Stone dan Yeung 2010. Penggunaan selang air juga harus diminimalisasi karena menyebarkan alergen di dalam pabrik. Saat pembersihan, bagian-bagian peralatan
harus  dilepaskan  untuk  menghilangkan  residu  alergen.  Karyawan  dan  operator yang  terlibat  dalam  pembersihan  harus  mendapatkan  pelatihan  yang  cukup  agar
pembersihan dapat terlaksana dengan baik AFGC 2007. Validasi kegiatan pembersihan pada peralatan yang dipakai bersama untuk
produk pangan dengan alergen dan tidak, seperti di PT SSI, merupakan hal  yang sangat  penting.  Pemeriksaan  secara  visual  pada  pembersihan  residu  alergen
dilakukan  dengna  memastikan  area  kontak  produk  dan  area  sekitarnya  yang terkait lini proses bebas dari residu  yang terlihat. Jika kebersihan dapat diperiksa
secara  visual,  maka  harus  ada  validasi  tambahan  untuk  menunjukkan  allergenic protein  telah  dihilangkan.  Karena  tidak  ada  aturan  soal  ambang  batas  alergen,
fasilitas  pengolahan  dapat  menetapkan  batas  kritis  berdasarkan  resiko  atau menggunakan batas deteksi uji sebagai titik kendali kritis. Test kit  enzyme-linked
immunosorbent assay ELISA komersial dapat digunakan oleh perusahaan untuk
memvalidasi  kebersihan  baik  secara  kualitaf  dan  kuantitatif  Stone  dan  Yeung 2010.
Menurut  aturan  Standar  FSANZ  pelabelan  alergen  dibuat  dengan  cara semua  informasi  alergen  dikelompokkan  agar  mudah  dikenali  dan  tidak
tersembunyi diantara informasi lain pada label; deskripsi produk dan representasi harus  akurat;  alergen  dituliskan  menggunakan  istilah  bahasa  inggris  yang
konsisten  sesuai  aturan;  ukurannya  harus  cukup  besar  sehingga  mudah  dibaca, menggunakan huruf sans sherif minimal 1,5mm dan warna huruf kontras berbeda
dari  latar  belakang  AFGC  2007.  Dalam  Guidance  on  Allergen  and Miscellaneous  Labelling  Provision  2011  Inggris,  dinyatakan  bahwa  semua
bahan  baku  dan  komponen  dalam  bahan  baku  yang  ditambahkan  dan  ada  pada produk  akhir,  termasuk  carry-over  additives,  bahan  tambahan  sebagai  bahan
penolong,  pelarut  dan  media  bahan  tambahan  atau  flavor,  hendaklah  dinyatakan dalam  label.  The  Food  Allergen  Labelling  and  Consumer  Protection  FALCPA
mensyaratkan  pelabelan  8  alergen  utama  seperti  pada  Tabel  5.  Pelabelan  tidak dapat digunakan jika potensi atau kehadiran major food allergen adalah hasil dari
“kontak  silang”  dalam  proses  produksi,  misalnya  pemakaian  bersama  peralatan dan  lini  produksi.  Dalam  konteks  food  allergens  hendaklah  tidak  ada  kontak
silang  yang  menyebabkan  residu  atau  jumlah  kecil  allergenic  foods  mengenai produk lain yang tidak seharusnya. FDA memberi pedoman kepada industri  agar
pernyataan  soal  alergen,  seperti ...,“may  contain  allergen”  atau  “produced  in
facility that also use allergen tidak digunakan sebagai pengganti dari kewajiban melakukan  GMP,  pernyataan  tadi  harus  benar  dan  tidak  membingungkan
konsumen FDA 2010.
                